1. Memaafkan memang tidak mengubah masa lalu, tapi pasti akan memperindah masa depan.
2. Bersyukur adalah cara terbaik agar merasa cukup, bahkan ketika berkekurangan. Jangan berharap lebih sebelum berusaha lebih.
3. Jangan hitung berapa kali orang menyakiti dan meninggalkanmu, tapi berapa kali kau menyakiti Allah dan Dia tidak pernah meninggalkannmu.
4. Mata bisa melihat dengan jelas, namun hati bisa melihat dengan jujur.
5. Hadiah tidak selalu terbungkus dengan indah, terkadang Allah membungkus hadiah itu dengan masalah tetapi didalamnya terdapat berbagai berkah.
6. Penyesalah dalam hidup dimulai dari awal yang salah..
7. Kebijaksanaan tidak bisa dicari, tidak bisa dikejar, tidak bisa diberikan dan tidak bisa dibagikan. Tetapi kebijaksanaan bisa diciptakan.
8. Mending jomblo tapi bahagia daripada pacaran hasil nikung punya teman sendiri.
9. Cara orang berkendara menunjukkan harga nyawanya, cara orang berbicara menunjukkan harga dirinya.
10. Berdo’a bukan hanya agar permintaan terpenuhi, tetapi karena banyak yang perlu disyukuri.
11. Kalo sayang jangan di mantanin, kalo mantan jangan disayangin.
12. Kepercayaan itu ibarat penghapus, lama kelamaan akan labis setiap ada kesalahan.
13. Lo harus tau !! Wanita yang lo sakiti adalah wanita yang mati-matian di bahagiaan oleh orang tuanya.
14. Jodoh adalah akibat, tugas anda yaitu mencari sebabnya. Karena akibat dan sebab tidak dapat terpisahkan.
15. Sedia payung sebelum hujan, sedia cermin sebelum ngatain orang.
16. Jangan ambil keputusan dalam keadaan marah, jangan buat janji dalam keadaan senang. Karena kata-kata tak sebercanda itu.
17. Jangan hanya jadi orang yang mengejar keberhasilan. Jauh lebih baik menjadi orang yang bermanfaat, karena orang yang bermanfaat adalah orang yang berhasil.
18. Tiada kesusahan yang kekal, tiada kegembiraan yang abadi, tiada kefakiran yang lama, tiada kemakmuran yang lestari.
19. Galau itu karena kebanyakan mikir, namun sangat kurang dzikir.
20. Selama masih ada impian, harapan akan selalu ada, salama masih ada harapan, kebahagiaan hidup pasti akan didapat.
21. Aku ingin selalu bersamamu, tapi apalah daya aku hanya manusia biasa. Kadang lemah untuk mempertahankan cinta kita kadang kua. Juga sering dikalahkan oleh pengaruh buruk dari sekitarku.
ADIPURA
Daftar Kota Penerima Adipura Tahun 2016
Daftar kota dan ibu kota kabupaten peraih penghargaan Adipura tahun 2016 akhirnya diumumkan. Pengumuman dan penyerahan penghargaan Adipura ini memang mundur dari yang biasanya diumumkan pada tanggal 5 Juni. Mundurnya pengumuman peraih Adipura 2016 ini terkait dengan dimundurkannya puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2016 di Indonesia. Baca : Pengumuman Penerima Kalpataru, Kota Adipura, dan Adiwiyata 2016.
Penganugerahan Adipura 2016 menjadi penghargaan tertinggi bagi kota-kota di Indonesia dalam bidang kebersihan dan lingkungan hidup. Kota dan ibukota kabupaten peraih Adipura dinilai sebagai kota yang bersih, hijau, sehat, dan menerapkan pembangunan yang berkelanjutan.
Tahun 2016 ini, penghargaan Adipura diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, pada Jumat 22 Juli 2016 di Siak, Riau.
Selain waktu dan tempat pengumumannya yang berbeda, Adipura tahun 2016 ini pun menggunakan kategori yang berbeda. Jika sebelumnya kota penerima Adipura diumumkan pada tanggal 5 Juni (kecuali penganugerahan di tahun 2015 yang diumumkan pada tanggal 23 November 2015), pengumuman dan penyerahan penghargaan Adipura tahun 2016 diselenggarakan pada tanggal 22 Juli 2016. Tempat penganugerahannya pun bukan lagi di Istana Negara Jakarta namun di Siak, Riau.
Perbedaan selanjutnya adalah kategori yang digunakan dalam Adipura 2016. Pada tahun-tahun sebelumnya Adipura dikelompokkan dalam empat kategori kota yakni Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota sedang, dan Kota Kecil. Namun pada tahun 2016 ini penghargaan Adipura diberikan dalam tiga kategori yakni Adipura Buana, Adipura Kirana, dan Adipura Paripurna. Baca : Perbedaaan Adipura, Kalpataru, dan Adiwiyata.
Daftar Kota Peraih Adipura Tahun 2016
Penghargaan Adipura tahun 2016 diberikan dalam tiga kategori yaitu Adipura Buana, Adipura Kirana, dan Adipura Paripurna. Berikut kota-kota peraih Adipura 2016 di setiap kategori.
Kota Peraih Adipura Buana 2016
Adipura Buana adalah penghargaan adipura yang diberikan kepada kota/ibukota kabupaten yang layak huni (livable city). Adipura Buana Tahun 2016 diberikan kepada kota-kota sebagai berikut:
- Pasuruan, Jawa Timur
- Sukabumi, Jawa Barat
- Payakumbuh, Sumatera Barat
- Ambon, Maluku
- Kendari, Sulawesi Tenggara
- Banyuwangi, Jawa Timur
- Lahat, Sumatera Selatan
- Baubau, Sulawesi Tenggara
- Blitar, Jawa Timur
- Tanjungpinang, Kepulauan Riau
- Pematangsiantar, Sumatera Utara
- Bitung, Sulawesi Utara
- Pati, Jawa Tengah
- Nganjuk, Jawa Timur
- Waringinbarat , Kalimantan Tengah
- Bintan, Kepulauan Riau
- Kotamobagu, Sulawesi Utara
- Deliserdang, Sumatera Utara
- Hulusungaitengah, Kalimantan Selatan
- Biaknumfor, Papua
- Mojokerto, Jawa Timur
- Tabanan, Bali
- Pacitan, Jawa Timur
- Indramayu, Jawa Barat
- Maros, Sulawesi Selatan
- Langkat, Sumatera Utara
- Tanjungbalai, Sumatera Utara
- Bulukumba, Sulawesi Selatan
- Sragen, Jawa Tengah
- Tabalong, Kalimantan Selatan
- Madiun, Jawa Timur
- Tapin, Kalimantan Selatan
- Hulusungaiselatan , Kalimantan Selatan
- Siak, Riau
- Tidorekepulauan, Maluku Utara
- Pinrang, Sulawesi Selatan
Kota Peraih Adipura Kirana 2016
Kategori kedua adalah Adipura Kirana. Adipura Kirana adalah penghargaan Adipura yang diberikan kepada kota/ibukota kabupaten yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui Trade, Tourism, and Investment berbasis pengelolaan lingkungan hidup (attractive city). Adipura Kirana 2016 diberikan kepada:
- Tangerang, Banten
- Semarang, Jawa Tengah
- Palembang, Sumatera Selatan
- Bandung, Jawa Barat
- Makassar, Sulawesi Selatan
- Jakarta Pusat, DKI Jakarta
- Malang, Jawa Timur
- Cimahi, Jawa Barat
- Banjarmasin, Kalimantan Selatan
- Denpasar, Bali
- Jambi, Jambi
- Surakarta, Jawa Tengah
- Madiun, Jawa Timur
- Jombang, Jawa Timur
- Bukittinggi, Sumatera Barat
- Banyumas, Jawa Tengah
- Sidoarjo, Jawa Timur
- Magelang, Jawa Tengah
- Probolinggo, Jawa Timur
- Jayapura, Papua
- Mojokerto, Jawa Timur
- Karimun, Kepulauan Riau
- Kudus, Jawa Tengah
- Banda Aceh , Aceh
- Banjarbaru, Kalimantan Selatan
- Salatiga, Jawa Tengah
- Jepara, Jawa Tengah
- Bontang, Kalimantan Timur
- Gorontalo, Gorontalo
- Parepare, Sulawesi Selatan
- Lamongan, Jawa Timur
- Banjar, Kalimantan Selatan
- Prabumulih, Sumatera Selatan
- Bojonegoro, Jawa Timur
- Ciamis, Jawa Barat
- Malang, Jawa Timur
- Tuban, Jawa Timur
- Banjar, Jawa Barat
Kota Peraih Adipura Paripurna 2016
Kategori berikutnya adalah Adipura Paripurna. Adipura Paripurna adalah penghargaan tertinggi terhadap kota/ibukota kabupaten yang telah mampu memberikan kinerja terbaik untuk kedua kategori Adipura di atas, yaitu Adipura Buana dan Adipura Kirana. Adipura Paripurna Tahun 2016 diberikan kepada:
- Surabaya , Jawa Timur
- Balikpapan , Kalimantan Timur
- Tulungagung, Jawa Timur
Baca juga penerima Adipura di tahun sebelumnya:
- Daftar Kota Peraih Adipura 2015
- Daftar Kota Peraih Adipura 2014
- Daftar Kota Peraih Adipura 2013
- Daftar Kota Penerima Adipura 2012
- Daftar Kota Penerima Adipura 2011
Itulah daftar kota/ibukota kabupaten yang menerima penghargaan Adipura Tahun 2016, baik Adipura Buana, Adipura Kirana, dan Adipura Paripurna. Semoga kota-kota peraih Adipura Tahun 2016 tersebut mampu mendorong kota-kota di Indonesia menjadi kota-kota yang bersih, hijau, sehat, dan menerapkan pembangunan yang berkelanjutan bagi penduduknya. Bukan hanya saat menjelang penilaian Adipura namun di setiap harinya.
PIALA EROPA
Juara : Portugal
Runner up : Prancis
Top skor : Antoine Griezmann (Prancis – 6 gol)
Pemain terbaik : Antoine Griezmann (Prancis)
Distribusi Juara
3 – Jerman, Spanyol
2 – Prancis
1 – Italia, Uni Soviet, Cekoslovakia, Belanda, Denmark, Yunani, Portugal
Kisah Nabi Ibrahim & Ismail A.S
Cerita islami yang mengulas mengenai cerita nabi Ismail, Cerita ini dimulai Ketika Nabi ibrahim as yang telah berhijrah meninggalkan mesir, ia bersama dengan istrinya yang bernama sarah, dan dayangnya yang bernama Hajar ke palestina. Ia juga membawa pindah semua binatang ternaknya, dan seluruh harta miliknya yang diperoleh dari hasil usaha perdagangan di mesir.
Al-Bukhari meriwayatkan dari ibunu Abbas ra berkata : Pertama-tama yang menggunakan stegi (setagen) adalah hajar ibu Nabi Ismail yang bertujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari siti sarah yang telah lama menikah dengan Nabi ibrahim as tetapi belum juga mengandung, tetapu walau bagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail as. Tentunya sewajarnya seorang istri, siti sarah merasa telah dikalahkan oleh Siti Hajar sebagi seorang dayang diberikan kepada Nabi Ibrahim as. Mulai saat itu siti sarah merasa bahwa suaminya lebih sering dekat kpada siti hajar, karena ia senang dengan hadirnya Ismail. Tentu saja ini menjadi penyebab keretakan rumah tangga mereka Nabi ibrahim as, Siti sarah hatinya tidak kuat melihat suaminya lebih dekat kepada siti hajar, sehingga ia meminta Nabi ibrahim agar siti hajar dijauhkan dan berpindah tempat.
Kemudian Allah yang maha esa menurunkan wahyu kepada Ibrahim supaya keinginan istrinya tersebut dipenuhinya. Lalu berangkatlah Nabi Ismail as bersama siti hajar dan anaknya yang masih kecil sekali, yaitu Ismail pergi ke tempat yang belum diketahui tujuannya, dan juga mau dititipkan kemana anak dan istrinya tersebut.
Nabi ibrahim bersama anak dan istrinya pergi dengan menaiki unta ke tempat yang belum jelas tujuannya, ia hanya berserah diri kepada Allah, Tuhan yang ia yakini akan menuntunnya kemana rah langkahnya. Unta yang ditunggangi tiga hamba Allah itu terus berjalan sampai kahirnya keluar dari kota, memasuki lautan pasir dan pdang yang terbuka. Terik matahari begitu pedih menyengat tubuh dihasi dengan angina yang kencang dengan debu-debu pasir yang bertebaran.
Cerita Nabi Ismail dan Siti Hajar
Akhirnya Nabi Irabhim bersama Ismail dan ibunya tiba di suatu tempat setelah berminggu-minggu dalam dalam perjalanan jauh. Ia tiba dikota suci yang disebut Makkah, yang nantinya ka’bah akan didirikan di kota itu, yang akan menjadi kiblat manusia di seluruh dunia. Unta Nabi ibrahim berhenti mengakhiri perjalanan di tempat dimana Masjidil Haram dibangun saat ini. Di tempatitulah Nabi Ibrahim meninggalkan siti hajar bersama dengan Ismail putranya, mereka ditinggal hanya dibekali dengan serantang bekal makanan dan minuman, sementara itu keadaan di sekitarnya masih belum ada tumbuh-tumbuhan, tidak ada air yang mengalir, batu dan pasir kering lah yang ada saat itu.
Cerita nabi ismail – Siti hajar begitu cemas dan sedih ketika Nabi ibrahim akan meninggalkannya seorang diri bersama anaknya yang masih kecil, di tempat yang begit sunyi senyap, tidak ada orang sama sekali, keculi hanya pasir dan batu. Seraya merintih dan meninangis, ia memegang kuat-kuat baju Nabi ibrahim as sambil memohon belas kasihannya, meminta agar ia tidak ditinggalkan seorang diri di tempat yang begitu hampa, tdak ada seorang manusia sama sekali, tidak ada binatang, tidak ada pohon dan air mengalir pun juga tidak terlihat di tempat itu. Semenara itu ia masih bertanggung jawab untuk mengasuh anak kecil yang masih menyusu kepadanya. Mendengar keluh kesah siti hajar, tentunya Nabi ibrahim as merasa tidak tega untuk meninggalknya ia sendiri bersama putranya yang ia sayangi tersebut di tempat yang sepi. Namun ia juga sadar bahwa apa yang dilakukannya merupakan kinginan dan perintah Allah yang maha pencipta, yang tentunya mengandung hikmah yang belum diketahuinya dan ia sadar bahwa Allah yang maha kuasa akan melindungi putra dan siti hajar di tempat sepi tersebut dari kesukaran dan penderitaaan.
Nabi ibrahim as pun berkata kepada siti hajar : ”Bertawakallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan dialah yang akan melindungi kamu dan menyertai kamu di tempat yang sunyi ini. Sungguh kalau bukan perintah dan wahyu-Nya, tidak sekaipun aku tega meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat aku cintai ini. Percayalah wahai hajar bahwa Allah yang Maha kuasa tidak akan menelantarkan kamu berdua tanpa perlindunga-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamnya. Insya-Allah”
Mendengar rangkaian kata dari Nabi ibrahim itu, siti hajar segera melepaskan genggamannya dari baju Nabi ibrahim as dan dilepaskannya beliau menunggang untanya untuk kembali ke palestina dengan iringan air mata yang bercurah membasahi tubuh Nabi Ismail as yang sedang menyusu.
Sementara itu Nabi ibrahim juga tidak dapat menahan air mata ketika ia turun dari dataran tinggi meningalkan mekah menuju kembali ke palestina, tempat dimana istri pertamanya, siti sarah dengan punya keduanya yaitu Nabi ishak as sedang menunggu. Selama dalam perjalanan, Nabi ibrahim tidak henti-hentinya memohon perlindungan, rahmat dan barokah serta karunia dan rezeki bagi putra dan siti hajar yang ditinggalkannya di mekah yang masih sepi dan asing itu. Doa Nabi ibrahim kepada Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an sebagai berikut :
“Ya Tuhan kamu, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturuanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”
Sejak Nabi ibrahim pergi, tinggalah siti hajar dan Ismail di tempat yang sunyi dan jauh dari peradapan itu. Ia harus bisa menerima nasib yang oleh Allah telah ditakdirkan kepadanya dengan kesabaran dan keyakinan penuh bahwa Allah akan melingunginya. Sementara itu bekal dan makanan yang dibawah dalam perjalan pada akhirnya habis juga setelah dimakan beberapa hari sejak ditinggal oleh Nabi Ibrahim as. Dimulailah beratnya beban hidup yang harus ditanggungnya sendiri tanpa bantuan suaminya. Ditambah lagi ia masih punya tangggung jawab menyusui Ismail, sedangkan susunya semakin lama semakin mengering karena kekurangan makanan. Sehingga anaknya pu menangis tak henti hentinya karena tidak bisa menum air susu dengan puas dari Siti Hajar. Ibunya pun menjadi bingung, panis dan cemas mendengar anak yang disayanginya menangis menyayat hati. Siti hajar menoleh ke kanan dan ke kiri, berlaki ke kanan ke sana kesini untuk mencari sesuap makan atau seteguk air yang bisa meringankan kelaparan dan meredakan tangisan anaknya, namun usaha yang dilakukannya tidak membuahkan hasil.
Lalu siti hajar pergi ke bukti safa, ia berharap bisa mendapatkan sesuatu yang bisa menolongnya, namuan hanya batu dan pasir yang ditemuinya di sana, lalu dari bukit safa itu ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit marwah, kemudian berlarilah ia ke bukti marwah, namun setelah sampai di sana yang dikiranya air ternyata hanya bayangan atau fatamorgana belaka. Lalu ia mendengar seolah-olah ada suara yang memanggilnya dari bukti safa, pergilah ia ke bukit safa, namun setelah sampai di bukit safa ia tidak menjupai apa-apa.
Cerita Asal usul air zamzam
Siti hajar memiliki keinginan yang kuat untuk tetap hidup bersama putra yang disayanginya, Siti hajar pun berlari mondari-mandir sebanyak tujuh kali antara bukit safa dan marwah, yang pada akhirnya ia duduk termenung, kepalanya merasa pusing dan hampir saja ia putus asa.
Diriwayathkan bahwa saat itu ibu dari Ismail ini berada alam keadaan yang tidak berdaya dan hampir putus asa kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya datanglah malaikat jibril kepadanya, lalu malaikat jibril itu bertanya kepada Siti Hajar : “siapakah sebenarnya engkau ini?” Kemudian siti hajar menjawab : “Aku adalah hamba sahaya ibrahim”. Jibril bertanya lagi :” Kepada siapa engkai dititipkan di sini?”, Siti hajar menjawab : “Hanya kepada Allah.
Lalu malaikat jibril berkata lagi : “Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat yang maha pemurah dan maha pengasih, yang akan melingungimu, mencukupkan keperluan hidupmu dan tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya”
Setelah percakapan itu, diajaklah siti hajar pergi ke suatu tempat mengikutinya di suatu tempat dimana malaikat jibril menginjakkan telapak kakinya kuat kuat di atas tanah dan atas izin Allah segeralah keluar dari bekas telapak kaki itu air yang begitu jernih, Itu merupakan mata iar zam-zam yang sampai saat ini dianggap keramat oleh jemaah haji. Mereka rela berdesak-desakan mengelilinya untuk mendapatkan setitik atau seteguk air. Karena sejarahnya mata air itu dengan nama “Injakan jibril”
Dalam kesejap, air bekas injakan kaki jibril tersebut melimpah kemana-mana, kemudian malaikat jibri berkata : “zamzam!”, yang artinya “berkumpullah:. Kemudian air itu berkumpul dan sampai sekarang air itu diberinama zam-zam. Kemudian malaikat jibril berkata lagi : “Hai siti hajar janganlah engkau takut akan kehausan di sini, karena sesungguhnya Allah menjadikan air ini untuk minuman orang-orang yang ada di dunia ini. Dan air ini akan terus mengalir dan tidak akan berhenti, dan nantin Ibrahim akan kembali juga ke di sini untuk mendirikan ka’bah”
Melihat air yang deras itu Siti hajar begitu gembira dan lega. Lalu segeralah ia membasahi bibir puteranya dengan air keramat itu dan wajah puteranya pun segera terlihat segar lagi, begitu juga dengan siti gahar, wajahnya terasa segar dan ia merasa sangat bahagia dengan hadirnya mukzijat dari Allah yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan juga kepada putranya setelah sebelumnya dibayang-bayangi oleh kematian karena kelaparan.
Dengan dikeluarkannya air zazam itu, datanglah burung-burung mengelilingi daerah yang ada airnya tersebut. Burung-burung kemudian menarik perhatian sekelompok bangsa arab dari suku juhrum yang merntau dan sedang berkemah di sekitar Makkah. Mereka mengetahui dari pengalaman bahwa dia mana ada terlihat burung di udara, maka di bawahnya juga terdapat air, maka mereka mengutus beberapa orang untuk memeriksa kebenaran teori ini. Para pemeriksa itu kemudian pengri mendatangi tempat dimana siti hajar berada, kemudian mereka kembali kepada kaumnya dengan membawa kabar gembira mengenai adanya mata air zamzam dan juga keadaan siti hajar bersama puteranya. Sejak itu, segeralah sekelompok suku juhtum itu memindahkan perkemahannya ke tempat sekitar zamzam, tentu saja kedatangan suku juhrum tersebut disambut dengan gembira oleh siti hajar karena dengan hadirnya sekolompok suku juhrum itu bisa menghilangkan kesunyian dan kesepian yang selama ini dirsakan oleh siti hajar yang hanya hidup berdua dengan Ismail saja. Siti hajar bersyukur kepada Allah yang maha pengasih dan penyayang, dengan rahmatnya telah membuka hati orang-orang itu untuk datang meramaikan dan memecah kesunyian.
Cerita Nabi ismail dikorbankan
Beberapa waktu kemudian Nabi Ibrahim pergi ke Makkah untuk mengunjungi putranya yaiti Nabi Ismail as di tempat yang dianggapnya masih asing, untuk menghilangkan rasa rindu pada putranya yang sangat disayanginya, dan juga untuk menenangkan hatinya yang selalu risau jika mengingat keadaan puteranya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang tandus. Jauh dari masyarakat kota dan pergaulan umum.
Ketika Nabi Ismail as mencapai usia remaja, Nabi ibrahim mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih puteranya, yaitu Nabi Ismail. Dan mimpi seorang Nabi merupakan salah satu dari cara Allah menurunkan wahtunya kepada Nabi, jadi perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim as. Mengetahui perintah itu, ibrahim duduk dan termenung memikirkan ujian dari Allah yang begitu berat tersebut. Sebagai seorang ayah yang baru saja dikarunia seorang puterang setelah puluhan tahun diharapkan dan didamnbakan, serta saat ini ia sedang penuh kebahagiaan bersama puteranya yang diharapkan bisa menjadi pewaring dan menyambung kelangsungan keturunannya, tiba tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut oleh tangan ayahnya sendiri.
Cerita nabi islami – Tapi karena ia merupakan seorang Nabi, yang menjadi pesuruh Allah dan pembawa agama yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam beribadah kepada Allah, menjalankan segala pernitah-Nya dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya kepada anak, istri, harta dan benda lain-lain. Tentu ia harus melaksanakan perintah dari Allah yang diwahyukan melalui mimpinya, apapun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu.
Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim as, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksud : “Allah lebih mengetahui dimana dan kepada siap Dia mengamanatkan risalah-Nya”. Lalu Nabi ibrahim as tidak membuang waktu lagi, berniat tetap akan menyembelih Nabi Ismail as puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah diterimanya. Dan berangkatlah Nabi Ibrahim as menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan.
Nabi Ismail sebagai anak yang soleh yang sangat taat kepada Allah dan bakti kepada orang tuanya, ketika Nabi Ismail as mulai besar Nabi ibrahim as berkata : “Hai anakku! Aku telah bermimpi, di dalam tidur seolah-olah saya menyembelih kamu, maka bagaimanakah pendapatmu?”
Tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang Nabi Ismail pun menjawab perkataaan ayahnya :
“Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku insya-Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu agar ayah mengikatku kuat kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan Ayah, kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkan darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku ketika ibuku melihatnya, ketiga tajamkanlah pedangmu dan percepatlah pelaksanaan penyembelihan agar meringankan penderitaaan dan rasa pendihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaianku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya”
Kemudian dipeluknya Nabi Ismail as dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata :
“Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah”
Cerita Nabi Ismail disembelih
Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Nabi Ismail as, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang parang ditangannya, kedua mata Nabi ibrahi asi tergenang air berpindah memadang dari wajah puteranya ke parah yang mengkilap di tangannya, seakan-akan pada saat itu hari beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Ismail as dan penyembelihan dilakukan. Akan tetapi apa saya, parang yang sudah ditajamkan itu ternyata menjadi tumpul di leher Nabi Ismail as dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan.
Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizati dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pengorbatan islmail itu hanya suatu ujian Nabi ibrahim as dan Nabi Ismail as sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi ibrahim as telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pengorbanan puteranya untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Ismail as tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam melaksanakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa bahwa perang itu tidak mampu memotong lehernya, berkatalah ia kepada ayahnya :
“Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cobalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku”
Akan tetapi parang itu ttetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah pun dari daging Ismail walau telah telangkupkan dan dicoba memotong lehernya dari belakang.
Dalam keadaan bingung dan sedih hati, karena gagal dalam usahanya menyembelih puteranya, datanglah kepada Nabi ibrahim wayu allah dengan firmannya : dan kami panggilah dia : Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpimu itu sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan besar:. Kemudian sebagia ganti nyawa Nabi Ismail as yang telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim as menyembelih seekor kambing yang telah tersedia disampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang tmpul di leher puterangnya tadi itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurnban yang dilakukan oleh umat islam pada setiap hari raya Idhul Adha di seluruh dunia.
Cerita Nabi Ismail dan istrinya
Ketika Nabi Ismail as telah dewasa, ia dinikahkan dengan seorang wanita dari suku jurhum. Pada suatu hari ketika Nabi ibrahim as datang ke rumah Nabi Ismail as, namun ketika itu anaknya sedang tidak berada di rumah, namun hanya istrinya yang ada di rumah. Kemudian Nabi ibrahim as pulang karena rupaya ia tidak dterima dengan baik oleh menantunya itu. Nabi Ibrahim as minta izin pulang dengan meninggalkan pesan untuk anaknya Nabi Ismail as.
Nabi ibrahim berkata : “Jika suamimu datang nanti, katakanlah bahwa saya datang kemari, ceritakanlah ada orang tua sifanya seperti ini, dan berpesan kepadany, bahwa saya ini tidak suka kepada bawang pintu rumah ini dan minta supaya lekas ditukarnya”
cerita nabi ismail – Setelah Nabi Ismail tiba di rumahnya, istrinya tadi menceritakan semua pesan ayahnya kepada Nabi Ismail as. Lalu Nabi Ismail berkata kepada istrinya :
“Itulah dia ayahku (Ibrahim) dan rupayanya engkau tidak menghiraukan dan menghormati ayahku, sekarang engkau saya cerai sebab ayahku tidak menyukai orang yang berperangai rendah”
Kemudian Nabi Ismail as menikah kembali dengan seorang wanita jurhum lainya, dan Nabi ibrahim as sangat menyukai menantu ini. Dari pernikahan dengan wanita kedua ini, Nabi brahim dikarunia keturunan yang banyak dan anak-anaknya menjadi peimpin kaumnya dan mereka itu dinamakan Rab Musta’ribah
Nabi Ismail meninggal dunia pada suai 137 tahun di negeri palestina, namun ada riwayat lain yang menyebutkan bahwa bahwa beliau meninggal di Mekah.
Nabi ibrahim dan Nabi Ismail mempunyai wasiat untuk anak cucunya, yang bunyinya sebagai berikut :
“Hai anak-anaku! Sesungguhnya Allah telah memilih islam menjadi agamamu, karena itu janganlah kamu mati kecuali tetap dalam ke Islaman.
Semoga kita bisa mengambil banyak hikmah dari cerita nabi ismail di atas.
Sejarah Kota Bekasi
ARTIKEL Sejarah Kota Bekasi
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, leatak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang.
Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir.
Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi infirmasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482-1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga.
Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara abad kea 8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).
Sejarah Sebelum Tahun 1949
Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman, sejak jaman Hindia Belanda, pundudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan jaman Republik Indonesia. Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina. Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.
Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede), pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.
Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk kedalam wilayah Batavia En Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Kerawang, sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No. 178 Negara Pasundan.
Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi
Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alum-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut :
- Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi.
Akhirnya berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto “SWATANTRA WIBAWA MUKTI”. Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (jl. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi. Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa. Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono (1982 – 1988). Tahun 1988 Walikota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988 – 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR hingga tahun (1991 – 1997)
Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kotif. Bekasi pun kembali di tingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang “Kota”) melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996 Menjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi saat itu adalah Bapak Drs. H. Khailani AR, selama satu tahun (1997-1998). Selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari 1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh Bapak Drs. H Nonon Sonthanie (1998-2003).
Dalam perkembangannya, telah terjadi perubahan jumlah dan status kelurahan/desa. Maka, berdasarkan surat Menteri Dalam Negeri bernomor 140/2848/PUOD tanggal 3 Februari 1998 dan sesuai keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 50 Tahun 1998, mengubah status 6 desa menjadi kelurahan, pemecahan 2 kelurahan baru. Sehingga jumlah desa/kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi menjadi 52 desa. Masing-masing 35 jumlah kelurahan dan 17 jumlah desa.
Seiring dengan berlakunya UU Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah telah mengubah paradigma penyelenggaraan pemerintah daerah. Atas landasan itu pula nomenklatur pemerintah daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi berubah menjadi Kota Bekasi. Berdasarkan UU Nomor 22/1999, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Provinsi sebagai Daerah Otonomi serta PP Nomor 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman Organisasi Pejabat Daerah, telah melahirnya peraturan daerah Nomor 9, 10, 11 dan 12 Tentang Pengaturan Organisasi Perangkat Daerah.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat lewat Perda (peraturan daerah) maka terbitlah Perda Nomor 14 Tahun 2000 yang menyesahkan terbentuknya 2 kecamatan baru: Kecamatan Rawa dan Medan Satria. Sehingga Kota Bekasi terdiri atas 10 kecamatan. Dan berdasarkan Perda Kota Bekasi Nomor 02 Tahun 2002 Tentang Penetapan Kelurahan, maka seluruh desa yang ada di Kota Bekasi berubah status menjadi kelurahan, sehingga Pemko (pemerintah kota) Bekasi mempunyai 52 pemerintahan di kelurahan.
Seiring waktu perjalanan Pemko Bekasi mengalami pemekaran kembali. Itu didukung oleh Perda Pemko Bekasi Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Wilayah Administrasi kecamatan dan kelurahan, maka wilayah administrasi Kota Bekasi menjadi 12 kecamatan dan 56 kelurahan. Semua itu ditempuh untuk meningkatkan pelayanan dan mengayomi masyarakat yang ada di wilayah Administrasi Kota Bekasi. Tak lama kemudian, terbitlah Keputusan DPRD Kota Bekasi Nomor 37-174.2/DPRD/2003 tertanggal 22 Februari 2003 tentang penetapan walikota Bekasi dan wakilnya periode 2003-2008. Yang dilanjutkan dengan keputusan Mendagri bernomor: 131.32-113 Tahun 2003 Tentang Pengesahan Walikota Bekasi, Jawa Barat. Dan keputusan Mendagri Nomor: 132.32-114 Tahun 2003 Tentang Pengesahan Walikota Bekasi, Jawa Barat H Akhmad Zurfaih HR, S.Sos yang didampingi oleh Mochtar Mohamad.
Menjelang hari kelahiran (jadi) Pemko Bekasi yang ke-9 tahun 2006, lokasi perkantoran atau pusat ibukota Pemko Bekasi dialihkan ke Jalan Jend. Ahmad Yani Nomor 1 Kecamatan Bekasi Selatan yang sebelumnya berpusat di Jalan Ir Juanda. Alasan pemindahan itu berlandaskan atas persetujuan penetapan pusat ibukota Pemko Bekasi yang disahkan oleh lembaga DPRD Kota Bekasi bernomor: 27/174.2/DPRD/2005 Tentang Persetujuan Pemindahan Pusat Ibukota Pemko Bekasi tertanggal 25 Juni Tahun 2005. Yang diketahui oleh Gubernur Jawa Barat dan Mendagri RI.
Di hari jadi Pemko Bekasi yang ke-10, yang bertepatan tanggal 11 Maret 2007, Pemko Bekasi telah melaksanakan berbagai aktivitas pemerintahan yang berpusat di Jl Jend Ahmad Yani No 1 Bekasi Selatan. Dan kondisi perkantoran representatif sebagai pusat dan pelayanan masyarakat Kota Bekasi.
Pada pemilu legislatif 2004 telah mengantarkan 54 orang wakil rakyat Kota Bekasi dari delapan partai politik: PKS (11), Golkar (9), PD (7), PAN (6), PDI-P (6), PPP (4) PDS (1), PBB (1). Periode 2004-2009, yang terpilih sebagai pimpinan DPRD Ketua H Rahmat Effendi, S.Sos, M.Si, (F-Golkar), didampingi oleh H Dadang Asgar Noor (F-PD) dan H Ahmad Saikhu (F-PKS).
Biografi Walikota Bekasi dan Wakil Walikota Bekasi.
Sekilas Tentang Dr. H. Rahmat Effendi
Profil
Dr. H. Rahmat Effendi
Tempat Tanggal Lahir:
Wakil Walikota
HARI BESAR ISLAM
Beberapa hari besar umat muslim yang sebaiknya kita tahu , baik itu nama hari besar , makna di balik hari besar islam tersebut dan mendalami maksud dari hari besar tersebut. Berikut ini kalender hijriyah umat islam sebagai patokan dalam menentukan hari besar umat islam yang terdiri dari 12 bulan :
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram…” [At Taubah (9): 38]
Dalam hadis Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaiman bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada Tsaniah dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Muharram
- Safar
- Rabiul Awal
- Rabiul Akhir
- Jumadil Awal
- Jumadil Akhir
- Rajab
- Sya’ban
- Ramadhan
- Syawal
- Dzulkaidah
- Dzulhijjah
Hari dalam kalender hijriyah sebuah hari diawali dengan terbenamnya Matahari, berbeda dengan Kalender Masehi yang mengawali hari pada saat tengah malam.
Hari besar dalam islam :
- Muharram : Tahun baru hijriyah
- 10 Muharram : Hari Asyura(Puasa Asyura)
- 12 Rabiul Awal : Maulud Nabi Muhammad saw ( Hari Kelahiran Nabi Muhammad saw)
- 27 Rajab : Isra’ Mi’raj
- Ramadan : Awal Puasa(Puasa Ramadan)
- 17 Ramadan : Nuzulul Qur’an
- Syawal : Hari Raya Idul Fitri
- 9 Dzulhijah : Wukuf(Puasa Arafah)
- 10 Dzulhijah : Hari Raya Idul Adha
- 11-13 Dzulhijah : Hari Tasyriq
Penjelasan Tiap Tanggal di atas :
1 Muharram : Tahun baru hijriyah
1 Muharram adalah awal bulan dari Tahun Hijriyah . Dalam bulan muharram disunnahkan untuk berpuasa, bahkan merupakan puasa yang paling utama sesudah puasa pada bulan Ramadhan .Rasulullah saw menganjurkan kaum muslimin untuk melakukan puasa sebanyak-banyaknya pada bulan Muharram. Hari yang bersejarah , bangsa arab pada jaman jahiliyah memuliakannya dan memasang kiswah ka’bah pada hari itu .Ketika Nabi Muhammad saw sampai di madinah beliau mendapati orang – orang Yahudi berpuasa dihari itu , maka beliau bertanya :
Kenapa kalian berpuasa ? , Maka mereka menjawab :
“Hari ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan musa dari Fir’aun , lalu nabi Musa berpuasa sebagai tanda syukur kepada Allah swt , lalu kamipun berpuasa ” . Maka Nabi Muhammad saw bersabda :
“Kami lebih berhak untuk mengikuti Musa dari kalian,” Maka beliaupun berpuasa dan memerintahkan untuk berpuasa dihari Asura .
“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim no. 1162)
Bagaimana cara berpuasa pada hari Asyura ? Menurut keterangan para ulama dan berdasarkan beberapa hadist, maka puasa Asyura bisa dilakukan dengan empat pilihan : berpuasa tanggal 9 dan 10 Muharram, atau berpuasa pada tanggal 10 dan 11 Muharram atau berpuasa pada tanggal 9,10, dan 11 Muharram, atau berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja, tetapi yang terakhir ini, sebagian ulama memakruhkannya, karena menyerupai puasanya orang-orang Yahudi.
Berdasarkan hadist Ibnu Abbas ra, bahwasanya ia berkata : Ketika Rasulullah saw. berpuasa pada hari ‘Asyura’ dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, para shahabat berkata :
” Wahai Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani”. Maka Rasulullah pun bersabda :”Jika tahun depan kita bertemu dengan bulan Muharram, kita akan berpuasa pada hari kesembilan. “ (H.R. Bukhari dan Muslim).
Begitu juga hadist Ibnu Abbas ra, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
“Puasalah pada hari Asyura’, dan berbuatlah sesuatu yang berbeda dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“ ( HR Ahmad dan Ibnu Khuzaimah ) Dalam riwayat Ibnu Abbas lainnya disebutkan : “Berpuasalah sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya.“
12 Rabiul Awal : Maulud Nabi Muhammad saw ( Hari Kelahiran Nabi Muhammad saw)
Hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad dan wafatnya Nabi Muhammad saw.Para ulama ahli sejarah menyatakan bahwa beliau meninggal pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun 11 H dalam usia 63 tahun lebih empat hari.
Ada beberapa perselisihan mengenai tanggal kelahiran Nabi Muhammad saw ,
Jika ada pertanyaan, tanggal 12 Rabi’ul Awal itu lebih dekat sebagai tanggal kelahiran Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam ataukah tanggal wafatnya beliau shallallahu ‘alahi wa sallam? Orang yang memiliki pengetahuan sejarah akan mengatakan bahwa tanggal 12 Rabi’ul Awal itu lebih dekat pada hari wafatnya Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Karena dalam masalah tanggal kelahiran para ulama ahli sejarah berselisih sementara dalam masalah wafatnya tidak ditemukan adanya perselisihan.
Setelah kita memahami hal ini, bisa kita tarik kesimpulan bahwa tanggal 12 Rabi’ul Awal yang diperingati sebagai hari kelahiran Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam pada hakikatnya lebih dekat pada peringatan hari wafatnya Nabi yang mulia Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam. Oleh karena itu, sikap sebagian besar kaum muslimin yang selama ini memperingati hari maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam sebenarnya mirip dengan tindakan kaum Nasrani dalam memperingati tanggal 25 Desember. Mereka beranggapan bahwa itu adalah tanggal kelahiran Yesus padahal sejarah membuktikan bahwa Yesus tidak mungkin dilahirkan di bulan Desember. Dengan alasan apa lagi kita hendak merayakan 12 Rabi’ul Awal sebagai peringatan maulid??
27 Rajab : Isra’ Mi’raj
Pada tanggal ini terjadi peristiwa Isra adalah peristiwa perjalanan Nabi Muhammad dan Masjidil Haram (Masjid suci) di Mekkah ke Masjidil Aqso di Yerussalem. Peristiwa Mi’raj adalah kenaikan Nabi Muhammad dari Masjidil Aqso menuju ke sidratul muntaha untuk menerima tugas. Kedua peristiwa ini berlangsung dalam satu malam, perjalanan arti dan hikmah dari peringatan Isra dan Mi’raj adalah : ‘diterimanya perintah sholat lima waktu dalam sehari semalam, yaitu Isya, Subuh, zuhur/lohor, Ashar dan Maghrib, kesemuanya ini adalah tauhid karena kekuasaan Allah swt semata.
1 Ramadan : Awal Puasa
Pada tanggal 1 ramadan kita memulai puasa wajib ramadan .
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)
Beberapa keutamaan bulan ramadan :
- Ramadhan adalah Bulan Diturunkannya Al Qur’an
- Setan-setan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika Ramadhan Tiba
- Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan)
- Bulan Ramadhan adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Do’a
17 Ramadan : Nuzulul Qur’an
Merupakan hari peringatan diturunkannya dan disampaikannya firman Allah kepada Nabi Muhammad saw dengan perantaraan malaikat Jibril. Firman Allah ini kemudian dihimpun menjadi kitab suci Al-Qur’an. Peristiwa di sampaikannya firman-firman Allah ini disebut pula “malam lailatul qadar”.
1 Syawal : Hari Raya Idul Fitri
Hari raya lebaran adalah hari bersyukur dan hari kegembiraan setelah kaum muslim menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh pada bulan ramadhan, berpuasa adalah latihan agar manusia jadi mulia hatinya dan tinggi budinya. Selesai berpuasa pada tanggal 1 syawal orang kembali menjadi fitrah,
9 Dzulhijah : Wukuf Puasa Arafah yaitu puasa pada tanggal 9 bulan Dzulhijjah, sedangkan puasa tarwiyah adalah puasa pada tanggal 8 bulan Dzulhijjah. Puasa sunnah itu berdasarkan dalil berikut :
Dari Abi Qatadah Radhiyallahu ‘Anhu berkata bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,”Puasa hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa Asyura’ menghapuskan dosa tahun sebelumnya.
(HR. Jamaah, kecuali Bukhari dan Tirmizy)
“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)
Puasa hari Arafah (9 Dzulhijjjah) ini disepakati sunnah bagi yang tidak menunaikan haji. Sedangkan bagi yang wukuf di Arafah hukumnya diperselisihkan dikarenakan dalil yang melarang puasa bagi jamaah haji yang wukuf dipermasalahkan.
Selain pada tanggal 9 Dzulhijah , kita juga dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 1 – 8 , sebagaiman hadist di bawah ini :
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.“
(HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968)
10 Dzulhijah : Hari Raya Idul Adha
Disebut pula Idul Qurban diperingati pada tanggal 10 zulhijjah (bulan 12 hijriyah) bahkan sering disebut lebaran haji. Pada hari ini orang islam mulai mengerjakan ibadah haji di Mekkah, disamping itu dimana-mana di seluruh dunia orang Islam mengerjakan sholat hari Raya Iedul Fitri. Zakat fitrah dig anti dengan ibadah qurban dengan menyembelih hewan ternak untuk dibagikan kepada orang-orang fakir miskin. Ibadah haji menggambarkan bahwa hanya dengan menempuh penderitaan dan pengorbanan, orang akan sampai kepada cita-cita yang luhur dan mulia.
11-13 Dzulhijah : Hari Tasyriq
Pada tanggal 11-13 Dzulhijah kita diharamkan berpuasa karena hari tasyrik termasuk hari raya kaum muslimin, bersambung dengan hari raya kurban. Karena itu, tidak boleh puasa padaha hari tasyrik .
Dari Nubaisyah Al-Hudzali, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ “Hari-hari tasyriq adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim 1141)
Yv
rekaman video YV
PARIS VAN JAVA (BANDUNG)
Sejarah Singkat Kota Bandung
Pada mulanya Bandung ditemukan dalam rangka pencarian sumber bahan baku dan bahan untuk perkebunan kopi oleh Abraham Riebeek pada tahun 1712. Akan tetapi perkembangan pesat baru terjadi ketika Ibukota Kabupaten Bandung dipindahkan dari Krapyak (sekarang Dayeuh Kolot) ke pusat Kota Bandung sekarang pindahnya Kabupaten Bandung ini terjadi pada tahun 1810 setelah selesainya pembangunan jalan raya yang menghubungkan Batavia dengan Bandung melalui Bogor dan Cianjur. Perpindahan ini menjadi tonggak sejarah berkembangnya Kota Bandung karena saat inilah Bandung menglami metamorfosa dari kampung menuju Kota. Seiring dengan berkembangnya Bandung secara signifikan maka dibangunlah berbagai fasilitas yang dapat mendukung kehidupan dan kemajuan Bandung seperti Gedung Sate, Museum Geologi (diresmikan pada 16 Mei 1929), Museum Pos Indonesia ( diresmikan pada tahun 1931), dll. Kini Bandung telah berkembang menjadi Kota cantik dengan hawa yang sejuk dan menjadi surga untuk berbagai hal. Surga Bangunan Cagar Budaya, Surga Belanja, Surga Makanan, dan Surga untuk para pendatang yang ingin menghabiskan waktu menikmati indahnya senja yang merona.
Kota Bandung :
– Dikelilingi Gunung Berapi Aktif
– Termasuk 10 Besar Pemilik Jumlah Bangunan Berasitektur Art Deco.
Bandung Kota Wisata
“Paris Van Java” adalah sebutan bagi Bandung yang diibaratkan sebagai Paris-nya Indonesia. Tak berlebihan rasanya jika Bandung menyandang sebutan ini, bagaimana tidak? Beragam keelokan ditawarkan bagi para pengunjung Bandung. Mulai dari wisata alamnya, wisata buatan, wisata belanja, bahkan mulai dikenal wisata rohani yaitu di daerah Da’arut Tauhid. Dengan wisata alam anda dapat menikmati berbagai keramahan alam yang diperkenalkan dan diperuntukkan untuk anda. Misalnya Taman Hutan Raya Juanda, Curug Dago, Curug Cimahi, dll. Jika wisata belanja yang jadi pilihan anda, mampirlah ke Factory Outlet yang sudah marak dan berada hampir di setiap pojok Bandung. Bahkan kini Factory Outlet ini mulai banyak berkembang menjadi lebih terfokus pada jenis barang tertentu. Selain “Paris Van Java”, Bandung juga mempunyai sebutan-sebutan lain diantaranya: ”Kota Konferensi Asia Afrika” dan “Kota Kembang”.
Penduduk Bandung diberkahi dengan lingkungan alam yang begitu indah, dengan berbagai keragaman kreatifitas masyarakatnya. Kota Bandung terletak bagaikan berada di dasar lengkungan yang dikelilingi oleh barisan pegunungan yang kokoh dengan jumlah pedesaan yang amat banyak. Ini pula yang menjadi kelebihan Bandung, kekayaan budaya yang dari berbagai desa. Dua diantaranya adalah Dago (yang kini sudah menjadi lebur dengan Bandung) dan Lembang ( Desa kecil yang terletak di tengah-tengah perjalanan Bandung-Tangkuban Perahu).
Lembang terkenal dengan kesejukan udaranya dan hasil buminya yang berkualitas baik. Sedangkan Dago, kini mulai marak dengan banyaknya FO dan pusat perbelanjaan. Tempat untuk melihat pertunjukan-pertunjukan seni dan kebudayaan di Dago Tea House. Jika Anda menginginkan suansa wisata berbeda, pilhan dapat jatuh pada wisata rohani dan wisata buku. Wisata rohani dapat anda dapatkan di Da’arut Tauhid, Gegerkalong yang mana memberikan santapan rohani bagi anda yang mencari makna hidup. Jejeran took-toko buku dapat menjadi tempa wisata yang unik. Selain karna potongan harga yang cukup besar, suasana yang hangat, personal, ditawarkan oleh buku independent yang mulai marak berdiri di Bandung misalnya: Ultimus di Jl. Lengkong (depan kampus UNPAS), Rumah Buku di Jl. Kapten Tandean, QB di Jl. Setiabudhi, Das Mutterland di Cihampelas (samping kelom keng), Toko Buku Kecil di Jl. Kyai Gede Utama, Lapak-lapak di sepanjang Ganesha, Malka di Jl. PHH Mustofa, Pasar di Jl. Palasari, dll. Nah, tidak sedikit pilhan wisata yang ditawarkan Bandung kini pilihannya di tangan anda.
Bandung Surga Belanja
“Surga Belanja” itulah julukan yang pas untuk Kota Bandung saat ini. Hamparan tanah parahyangan yang begitu sejuk dan nyaman ditambah kekayaan seni budaya dan kreatifitas masyarakat Bandung dalam bidang mode membuat kota ini semakin cantik jika mendapatkan julukan Surganya Belanja.
Bandung yang terkenal dengan pelopor Factory Outlet, membuat kota ini sangat kaya dengan berbagai nama Factory yang sangat khas. Jika ingin berbelanja di kota ini untuk mencari barang-barang yang mempunyai Brand terkenal cukup datang ke distro-distro yang akhir-akhir ini sudah mulia menjamur.
Belum cukup ke FO dan Distro para wisatawan juga ditawarkan ke berbagai Mall, gerai barang bekas dan pasar yang menjual barang-barang dengan harga grosir. Di Pasar Baru, misalnya pasar yang terletak kurang lebih 200m dari Stasiun Kereta Api Bandung menawarkan berbagai kemudahan, selain transportasi yang mudah, harganya juga cukup terjangkau. Jl. Cihampelas yang sangat terkenal dengan pusat Jeans, saat ini juga biasa dtemui aneka macam barang-barang belanjaan, apalagi saat ini sudah dibangun Ciwalk yang terletak di Jl. Cihampelas, para wisatawan akan semakin mudah untuk beristirahat di tempat ini. Area parkirnya pun juga cukup luas, sehingga membuat kenyamanan dan keamanan acara belanja.
Jika sudah lelah berbelanja kita dapat meniknmati sajian masakan khas Bandung yang bertebaran di sepanjang jalan. Selain di Restoran/Café terkenal, para pedagang yang dipinggiran jalan juga banyak menawarkan makanan yang mempunyai cita rasa tinggi. Para wisatawan juga tidak perlu khawatir dimana harus mendapatakn buah tangan. Di sepanjang Jl. Cihampelas banyak ditemui aneka macam oleh-oleh khas Bandung, bahkan Kartika Sari yang terkenal pisang molennya sudah banyak dijual di kios-kios sepanjang Jl. Cihampelas.
Hal yang sama bisa ditemui pula di sepanjang Jl. Ir.H.Djuanda dan Jl. LL. RE. Martadinata.
Taman Kota dan Lingkungan
Ditengah kesejukan Kota Bandung ternyata juga menyimpan kepedulian dan keramahan. Bagi anda yang ingin beristirahat setelah melakukan perjalanan belanja atau sekedar menenangkan diri sambil menikmati pepohonan di Pusat Kota, taman ini siap melayani anda. Ada beberapa yang biasa dikenal. Taman Cilaki terletak di JL. Cilaki sebelah Gedung Sate memberikan kenyamanan ditengah bisingnya lalu lalang mobil di sepanjang Jl. Dipenogoro. Sambil meniknati pepohonan anda juga bisa mencicipi makanan di sekitar taman yang di jajakan oleh para pedagang kaki lima atau kalau ingin lebih nyaman, anda bisa menikmati makanan ringan di Café Cisangkui sebelah taman.
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani terletak di Jl. Sumatra juga memberikan kenyamanan untuk anda dan keluarga. Di tengah taman yang dipenuhi oleh rerimbunan pohon tersedia juga beberapa mainan anak yang bisa melatih motorik kasar anak.
Taman Balaikota terletak disebelah Balaikota, tepatnya di Jl. Merdeka yang menyimpan beberapa cerita. Ditaman ini ada sebuah patung yang sengaja dibangun untuk mengenang kepahlawanan Dewi Sartika. Ada juga patung Badak yang menurut legenda di Bandung banyak ditemui binatang khas yaitu Badak Putih.
Taman Ganesha terletak di Jl. Ganesha sebalah Mesjid Salman ITB. Taman yang mungil dan kelihatan asri ini sering digunakan oleh mahasiswa ITB karena memang letaknya masih dalam lingkungan kampus ITB. Tata letak taman yang indah, dilengkapi kolam kecil ditengah taman menambah keelokan taman yang mungil ini.
Taman Tegalega terletak di Jl. Tegalega depan Museum Sri Baduga Maharaja. Ditaman ini terdapat monument Bandung Lautan Api yang dikelilingi oleh taman bunga, dan berbagai pepohonan yang ditanam oleh para Kepala Negara dan Kepala pemerintahan juga peserta Konferensi Asia Afrika.
Profil Wisata Bandung
Gedung antik
- Gedung Sate, Jl. Diponegoro
- Gedung Bank Indonesia, Jl. Braga
- Bumi Siliwangi (ISOLA), Jl. Setiabudhi
- Balai Kota, Jl. Merdeka
- Balai Pakuan, Jl. Kebon Kawung
- Pendopo, Jl. Dewi Sartika
Taman
-Taman Hutan Djuanda, Jl. Dago Pakar
-Taman Lalu Lintas Ade Irma S, Jl. Sumatera
-Kebun Binatang, Jl. Tamansari
-Taman Cibeunying, Jl. Cibeunying
-Taman Maluku, Jl. Maluku
-Taman Dewi Sartika, Jl. Merdeka
-Taman Gedung Sate, Jl. Cimandiri
-Taman Ganesha, Jl. Ganesha
-Taman Cilaki, JL. Cilaki
-Taman Alun-alun Bandung, Jl. Asia-Afrika
-Gedung Sate, Jl. Diponegoro
Museum, Monumen dan Jalan-jalan Kota
-Museum Sri Baduga, Jl. BKR No.185
-Museum Konferensi Asia-Afrika, Jl. Asia Afrika
-Museum Geologi, Jl. Diponegoro
-Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Jl. Lembong
-Museum POS, Jl. Cilaki
-Monumen Perjuangan Jawa Barat, Jl. Dipati Ukur
-Monumen Bandung Lautan Api, Jl. Tegalega
-Monumen Kereta Api, Jl. Stasiun Timur
-Jalan Cihampelas
-Jalan Dago
-Jalan Braga
Jalan LL.RE.Martadinata
Profil Wisata Sekitar Bandung
Situ Cimanggu
Ingin berenang di air panas? Tempat ini pilihan yang tepat. Merupakan kolam pemandian didaerah perkebunan teh Ciwidey dan merupakan kolam air panas yang dilengkapi dengan kedai minum, pentas kesenian dan fasilitas kesenian. Situ Cimanggu berada 45km arah selatan kota Bandung.
Waduk Saguling
Tak hanya waduk namun juga terdapat Pemandian air panas Cisameng curug jawa sanghiang tiroko. Waduk ini memanfaatkan salah satu sungai terbesar di Jawa Barat, yaitu sungai Citarum. Waduk Sagulung berada diruas jalan Bandung-Cianjur.
Situ Patenggang
Berada di Ranca Bali 47km dari kota Bandung, kawasan ini merupakan tempat wisata yang sejuk dan dikelilingi perkebunan the.
Situ Cileunca
Situ yang luasnya sekitar 1400 Hektar ini dikelilingi oleh bukit-bukit yang berpanorama menarik terletak 40km arah selatan kota Bandung temperatur daerah ini berkisar 16-23 derajat celcius.
Situ Ciburuy
Terletak 33km dari arah kota Bandung terkenal dengan alamnya yang khas yaitu bukit-bukit kapur yang menjulang.
Ciater
Tempat pemandian air panas yang bersebelahan dengan gunung Tangkuban Parahu dan dikelilingi oleh perkebunan Teh.
Curug Cisarua
Curug dengan ketinggian 15m berdekatan dengan pasar bunga Cihideung Lembang.
Tangkuban Parahu
Pegunungan dengan pesona kawahnya yang indah dapat dicapai dengan sekitar 1 jam dari pusat kota 25 km arah utara kota Bandung. Begitu sampai bau sulfur yang konon dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit akan menyergap penciuman. Selain kawah utama juga terdapat beberapa kawah kecil lainnya seperti kawah Domas.
Bumi Perkemahan CIKOLE
Bumi Perkemahan Cikole seluas 488 Hektar ini terletak pada ketinggian 1300m diatas permukaan laut. Memiliki fasilitas taman bunga, lapangan, taman area parker dll. Bumi Perkemahan Cikole berada disekitar ruas jalan Bandung-Subang
Bumi Perkemahan Ranca Upas
Komplek Bumi Perkemahan yang berada disekitar tanaman Acalipticus. Berjarak 42 km dari kota Bandung kearah selatan dengan suhu berkisar antara 18-23 derajat celcius. Keberadaan objek wisata ini masih belum banyak dikenal orang,objek wisata punceling,dikunjungi oleh mereka yang senag dengan olahraga jalan kaki,maka tak heran apabila pengunjung yang mendatangi objek ini cenderung berkelompok dan untuk berdarmawisata menikmati keindahan alamnya.
Objek Wisata Kawah Putih
Objek wisata ini belum lama diresmikan untuk dapat dinikmati oleh umum. Sebelumnya Kawah Putih dikenal sebagai daerah tambang belerang, hal ini dapat dilihat dari peninggalan di areal wisata kawah putih, yaitu berupa gua penambangan belerang.
Fasilitas yang tersedia di objek wisata ini masih terbatas, yaitu: Parkir,WC umum,Mushola,dan warung-warung penjual makana ringan dan minuman.Letaknya berada di 44 km arah selatan kota Bandung.
Penangkaran Rusa Ranca Upas
Ranca Upas adalah areal yang disediakan bagi perkemahan. Disamping disiapkan untuk perkemahan, Ranca Upas memiliki areal yang dipergunakan untuk penangkaran rusa.
Pemandian Air Panas Cimanggu
Daerah Ciwidey kaya dengan sumber air panas alam, salah satunya dimanfaatkan oleh PERUM Perhutani sebagai sumber air kolam renang Cimanggu. Objek wisata Cimanggu memiliki fasilitas : Tempat parker luas, Arena bermain anak-anak, Kolam renag air panas alam, MCK dan WC umum, Mushola, dan warung penjual makanan ringan dengan minuman. Letaknya berada di 45 km arah selatan kota Bandung.
Pemandian Air Panas Alam Walini
Seperti halnya Cimanggu,Walini yang pula memanfaatkan melimpahnya sumber air panas alam, menyediakan kolam renang panas. Objek wisata ini berada di lingkungan perkebunan the yang berhawa sejuk na segar tepatnya 46 km arah selatan kota Bandung. Walini memiliki fasilitas : Bungalow, Restoran, Tempat Parkir, WC umum.
Situ Patenggang
Situ Patenggang yang memiliki luas areal 140 ha adalah tempat tujuan utama para pengunjung objek wisata daerah Ciwidey. Terletak diantara perkebunan the Rancabali an kawasan hutan Rancabali tepatnya 47 km arah selatan kota Bandung. Situ Patenggang benar-benar memanfaatkan keindahan alam sebagai daya tariknya. Fasilitas yang tersedia adalah: Bungalow, Sepeda Air, Sampan, Kios-Kios penjual cendramata, makanan, minuman, WC, dan Areal parkir.
INSPIRASI
Mampu menghafal Al-Qur’an adalah karunia Allah yang tak ternilai harganya, dan tidak semua orang diberikan karunia ini. Menghafal Al-Qur’an itu mudah, tidak sulit. Ia bisa dilakukan siapa saja, berapapun usia dan apapun profesi seseorang bukan menjadi faktor dan alasan yang membuat menghafal itu menjadi susah. Balita, anak-anak, remaja, tua dan dewasa, semua bisa menghafalkan Al-Qur’an. Sampai-sampai seorang buta pun bisa melakukannya. Inilah yang terjadi pada seorang anak tunanetra asal Mesir ini. Buta namun hafal Al-Qur’an.
Mu’adz namanya, ia adalah seorang anak yang lahir kurang beruntung layaknya manusia normal lainnya. Anak ini lahir dalam kondisi tidak dapat melihat (buta). Sebagaimana orang buta lainnya, ia tidak bisa banyak melakukan sesuatu, terbatas oleh ketidakmampuannya untuk melihat. Namun, meski buta ada yang unik pada anak ini, ternyata Mu’adz telah berhasil menghafalkan Al-Qur’an lengkap 30 juz. Sejak awal ia melakukannya (menghafal) dengan penuh kesabaran, dan didorong oleh motivasi yang tinggi. Hingga pada usianya yang ke-11 tahun ia berhasil menghatamkan hafalan Al-Qur’an. Sesuatu yang tidak semua orang dapat melakukannya, oleh manusia normal sekalipun.
Pembaca sekalian, mungkin bagi kita yang telah diberikan nikmat penglihatan oleh Allah menganggap mata adalah jendela dunia. Tanpanya, hidup ini terasa tidak lengkap dan sempurna. Bayangkan saja, jika sebelumnya kita dapat melihat (penglihatan normal) ternyata akhirnya ditakdirkan buta–na’udzubillah, apa yang terjadi? Kita tentu bersedih dan menderita karena tidak dapat melihat lagi. Namun, bagi Mu’adz ia sama sekali tidak pernah bersedih bahkan mengeluh dengan atas derita yang alami ini. Justeru ia bersyukur kepada Allah atas takdir dan kondisinya sekarang. Itu ia tunjukkan dengan menghafal Al-Qur’an. Keterbatasan fisik tidak membuatnya terhalang untuk menghafal Al-Qur’an. Anak ini menganggap bahwa takdirinya ini (buta) menjadi jalan baginya untuk bisa hafal Al-Qur’an.
“Dalam shalatku, aku tidak meminta kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatanku…”
Dalam sebuah rekaman vidoe acara TV yang dipandu oleh seorang imam masjid, yaitu Syaikh Fahd Al-Kandari, sempat mewawancarai Mu’adz. Bertanya bagaimana ia bisa menghafal Al-Quran dalam kondisinya ini. Semangatnya untuk menghafal ayat-ayat Allah yang mulia membuat langkah kakinya ringan untuk pergi ke tempat gurunya. Dan terjadilah dialog antara syaikh Al-Kandari dan Mu’adz.
“Saya yang datang ke tempat syaikh,” kata Mu’adz.
“Berapa kali dalam sepekan?” Tanya syaikh.
“Tiga hari dalam sepekan,” jawabnya.
“Pada awalnya hanya sehari dalam sepekan. Lalu saya mendesak beliau (syaikhnya) dengan sangat agar menambah harinya, sehingga menjadi dua hari dalam sepekan. Syaikh saya sangat ketat dalam mengajar. Beliau hanya mengajarkan satu ayat saja setiap hari,” sambungya.
“Satu ayat saja?” ujar beliau terkejut, takjub dengan semangat baja anak ini.
Dalam tiga hari itu ia khususkan untuk belajar ayat-ayat suci Al-Qur’an, tidak ada waktu keluar bermain dengan kawan-kawan sebayanya. Sang penyiar TV tersenyum dan menepuk paha anak itu tanda kagum, disambut senyum ceria oleh anak ini.
Yang lebih mengagumkan dalam dialog itu adalah pernyataan Mu’adz tentang kebutaannya. Ia tidak berdoa kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatannya, namun rahmat Allah-lah yang ia harapkan.
“Dalam shalat, aku tidak meminta kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatanku,” kata anak ini.
Jawaban anak ini membuat sang syaikh makin terkejut.
“Engkau tidak ingin Allah mengembalikan penglihatanmu? Mengapa?” tanyanya heran, seolah tak yakin.
Dengan wajah meyakinkan, anak itu memaparkan alasannya. Bukannya ia tak yakin pada Allah, bukan. Namun ia menginginkan yang lebih indah dari sekedar penglihatan.
“Semoga menjadi keselamatan bagiku pada hari pembalasan (kiamat), sehingga Allah meringankan perhitungan (hisab) pada hari tersebut. Allah akan menanyakan nikmat penglihatan, apa yang telah engkau lakukan dengan penglihatanmu? Saya tidak malu dengan cacat yang saya alami. Saya hanya berdoa semoga Allah meringankan perhitungan-Nya untuk saya pada hari kiamat kelak,” paparnya dengan tegas.
Tentu saja, setelah mendengar kalimat mulia anak ini, semua yang ada di studio saat itu diam. Penyiar TV nampak berkaca-kaca, tak bisa dibendung akhirnya air matanya menetes juga. Para pemirsa di stasiun TV serta kru TV tersebut juga tak tahan akhirnya menitikkan air mata.
“Pada saat ini, saya teringat banyak kaum muslimin yang mampu melihat namun bermalas-malasan dalam menghafal kitab Allah, Al-Quran. Ya Allah, bagaimana alasan mereka besok (di hadapan-Mu)?” kata Syaikh Fahd Al-Kanderi.
“Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan,” kata penghafal Al-Quran muda ini. Subhanallah, ia tak pernah lupa dengan rabb-nya.
Anak ini juga mengatakan bahwa ia terinspirasi dari kaidah Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah rahimahullah. “Kaidah imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah yang mengatakan “Allah tidak menutup atas hamba-Nya satu pintu dengan hikmah, kecuali Allah akan membukakan baginya dua pintu dengan rahmat-Nya,’” katanya.
Kehilangan penglihatan sejak kecil, tidak membuat ia mengeluh kepada Sang Pencipta. Ia tak iri pada orang lain apalagi kufur nikmat. Ikhlash menerima takdirNya.
“Alhamdulillah, saya tidak iri kepada kawan-kawan meski sejak kecil saya sudah tidak bisa melihat. Ini semua adalah qadha’ dan qadar Allah,” katanya.
“Kita berdoa kepada Allah semoga menjadikan kita sebagai penghuni surga Al-Firdaus yang tertinggi,” kata anak yang hafal Al-Quran itu.
Matanya yang buta, tak membuat hatinya buta dalam mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Subhanallah…
Dalam sebuah hadits Qudsi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ قَالَ: إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ، عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الجَنَّة
Allah berfirman, “Jika Aku menguji hamba-Ku dengan menghilangkan penglihatan kedua matanya lalu ia bersabar, niscaya Aku akan menggantikan penglihatan kedua matanya dengan surga.” (HR. Bukhari no. 5653, Tirmidzi no. 2932, Ahmad no. 7597, Ad-Darimi no. 2795 dan Ibnu Hibban no. 2932).
Begitulah kisah dan perjalanan Mu’adz dalam menghafal Al-Qur’an, kemauannya yang kuat untuk menghafal Al-Quran seolah membuat dirinya lupa bahwa ia buta. Ia menganggap fisiknya yang terbatas bukan menjadi penghalang baginya untuk meraih cita-citanya, menjadi penghafal Al-Quran. Ia sepenuhnya menyadari bahwa segala apa-apa yang diberikan oleh Allah di dunia ini kelak akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat. Maka ia tak pernah menyia-nyiakan waktunya, ia menikmati hari-harinya dengan Al-Quran hingga ia behasil menghafalnya. Subhanallah…
Itulah yang terjadi pada Mu’adz. Bagaimana dengan kita, yang memiliki fisik normal? Mengapa Mu’adz bisa hafal Al-Quran sedang kita tidak? Apa bedanya kita dengan Mu’adz, apalagi ia seorang buta? Tidakkah membuat kita sedikit malu?
Kisah Mu’adz diatas merupakan bukti bahwa Al-Quran itu mudah, mudah untuk dihafal, mudah bagi siapa saja, tak terkecuali kita. Artinya, siapapun kita pada dasarnya bisa menghafal Al-Quran. Jadi, tidak benar bila ada yang beranggapan bahwa Al-Quran itu susah untuk dihafal. Bukankah Allah telah berfirman:
“Wahai Muhammad, Al-Quran ini Kami turunkan kepadamu bukanlah untuk menjadikan kamu sengsara karena tidak sanggup melaksanakannya.” (QS. Thaahaa: 2)
“Kami telah memudahkan Al-Quran untuk dihafal dan dijadikan nasehat. Karena itu, adakah orang yang peduli dengan nasehat Al-Quran.” (QS. Al-Qamar: 17)
Namun perkara itu menjadi tidak mudah bila kita sendiri yang mempersulitnya. Mengatakan bahwa Al-Quran susah untuk dihafal sesungguhnya mempersulit diri kita, karena kita belum percaya (membuktikan) bahwa Al-Quran itu mudah dan tidak susah untuk dihafal. Jadi, yakin dan percayalah bahwa kita bisa menghafal Al-Quran. Kapan mulai menghafal? Wallahua’lam…
Berikut Susunan Kabinet Kerja Jokowi-JK 2014 – 2019:
- Menteri Sekretaris Negara: Pratikno
- Kepala Bappenas: Adrinof Chaniago
- Menteri Koordiantor Bidang Kemaritiman: Indroyono Susilo
- Menteri Perhubungan: Ignasius Jonan
- Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti
- Menteri Pariwisata: Arief Yahya
- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM): Sudirman Said
- Menko Polhukam: Tedjo Puji
- Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo
- Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Marsudi
- Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu
- Menteri Hukum Dan HAM: Yasonna Laoly
- Menteri Komunikasi dan Informatika: Rudiantara
- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Yudi Chirsnady
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Sofjan Djalil
- Menteri Keuangan: Bambang Brodjonegoro
- Menteri BUMN: Rini Soemarno
- Menteri Koperasi dan UKM: Aagn Puspayoga
- Menteri Perindustrian: Saleh Husin
- Menteri Perdagangan: Rahmat Gobel
- Menteri Pertanian: Amran Sulaeman
- Menteri Ketenagakerjaan: Hanif Dakhiri
- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuk Hadimuljono
- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya
- Menteri Agraria dan Tata Ruang: Ferry M. Baldan
- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan: Puan Maharani
- Menteri Agama: Lukman Hakim Saefudin
- Menteri Kesehatan: Nila F. Moeloek
- Menteri Sosial: Khofifah Indar Parawansa
- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak: Yohana Yembise
- Menteri Bud Dikdasmen: Anies Baswedan
- Menteri Ristek Dikti: M Nasir
- Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi
- Menteri PDT dan Transmigrasi: Marwan Jafar
Walisongo_9 Wali
Sejarah “Wali songo” penyebar Agama Islam di Indonesia. Kadang kita lupa akan perjuangan para leluhur yang di anggap cerita penghantar tidur. Bahkan kadang ada pula yang belum tahu sama sekali siapa itu “Wali songo”. Walaupun pernah mendengarnya tapi penulis sendiri kadang bila di suruh menyebutkan siapa saja “Wali songo?” penulis masih bingung, lupa dan menyesal. Kenapa menyesal? Karena kenapa penulis tidak hafal para leluhur “Waliulloh Wali songo”. Walaupun bukan Wajib untuk mengetahuinya juga bukan sunnah untuk menghafalkannya. Akan tetapi sejarah harus di hargai, di lestarikan untuk kelak dikemudian hari bila ada salah satu dari anak-cucu kita bertanya kita bisa tahu menjawabnya.
SYEKH MAULANA MALIK IBRAHIM
Senja hampir bergulir di Desa Gapuro, Gresik, Jawa Timur. Tak ada angin, Awan seperti berhenti berarak. Batu pualam berukir kaligrafi indah itu terpacak bagaikan saksi sejarah. Itulah nisan makam almarhum Syekh Maulana Malik Ibrahim, yang wafat pada 12 Rabiul Awal 822 Hijriah, atau 8 April 1419.
Di latar nisan itu tersurat ayat suci Al-Quran: surat Ali Imran 185, Ar-Rahman 26-27, At-Taubah 21-22, dan Ayat Kursi. Ada juga rangkaian kata pujian dalam bahasa Arab bagi Malik Ibrahim: ”Ia guru yang dibanggakan para pejabat, tempat para sultan dan menteri meminta nasihat. Orang yang santun dan murah hati terhadap fakir miskin. Orang yang berbahagia karena mati syahid, tersanjung dalam bidang pemerintahan dan agama.”
Demikian terjemahan bebas inskripsi di nisan pualam makam berbangun lengkung menyerupai kubah itu. Dalam beberapa sumber sejarah tradisional, Syekh Maulana Malik Ibrahim disebut sebagai anggota Wali Songo, tokoh sentral penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Sejarawan G.W.J. Drewes menegaskan, Maulana Malik Ibrahim adalah tokoh yang pertama-tama dipandang sebagai wali di antara para wali.
”Ia seorang mubalig paling awal,” tulis Drewes dalam bukunya, New Light on the Coming of Islam in Indonesia. Gelar Syekh dan Maulana, yang melekat di depan nama Malik Ibrahim, menurut sejarawan Hoessein Djajadiningrat, membuktikan bahwa ia ulama besar. Gelar tersebut hanya diperuntukkan bagi tokoh muslim yang punya derajat tinggi.
Sekalipun Malik Ibrahim tidak termasuk dalam jajaran Wali Songo, masih menurut Hoessein, jelas dia adalah seorang wali. Adapun istilah Wali Songo berasal dari kata ”wali” dan ‘’songo”. Kata wali berasal dari bahasa Arab, waliyullah, orang yang dicintai Allah –alias kekasih Tuhan. Kata songo berasal dari bahasa Jawa, yang berarti sembilan.
Ada wali yang termasuk anggota Wali Songo –yang terdiri dari sembilan orang– dan ada wali yang bukan anggota ”dewan” Wali Songo. Konsep ”dewan wali” berjumlah sembilan ini diduga diadopsi dari paham Hindu-Jawa yang berkembang sebelum masuknya Islam. Wali Songo seakan-akan dianalogikan dengan sembilan dewa yang bertahta di sembilan penjuru mata angin.
Dewa Kuwera bertahta di utara, Isana di timur laut. Indra di timur, Agni di tenggara, dan Kama di selatan. Dewa Surya berkedudukan di barat daya, Yama di barat, Bayu, atawa Nayu, di barat laut, dan Siwa di tengah. Para wali diakui sebagai manusia yang dekat dengan Tuhan. Mereka ulama besar yang menyemaikan benih Islam di Jawadwipa.
Figur para wali –sebagaimana dikisahkan dalam babad dan ”kepustakaan” tutur– selalu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang dahsyat. Namun, hingga sekarang, belum tercapai ”kesepakatan” tetang siapa saja gerangan Wali nan Sembilan itu. Terdapat beragam-ragam pendapat, masing-masing dengan alasannya sendiri.
Pada umumnya orang berpendapat, yang terhisab ke dalam Wali Songo adalah: Syekh Maulana Malik Ibrahim alias Sunan Gresik, Raden Rakhmad alias Sunan Ampel, Raden Paku alias Sunan Giri, Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati, Raden Maulana Makdum Ibrahim alias Sunan Bonang, Syarifuddin alias Sunan Drajat, Jafar Sodiq alias Sunan Kudus, Raden Syahid alias Sunan Kalijaga, dan Raden Umar Sayid alias Sunan Muria.
Namun, komposisi Wali nan Sembilan ini juga punya banyak versi. Prof. Soekmono dalam bukunya, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, Jilid III, tidak memasukkan Syekh Maulana Malik Ibrahim dalam jajaran Wali Songo. Guru besar sejarah kebudayaan Universitas Indonesia itu justru menempatkan Syekh Siti Jenar, alias Syekh Lemah Abang, sebagai anggota Wali Songo.
Sayang, Soekmono tak menyodorkan argumentasi mengapa Maulana Malik Ibrahim tidak termasuk Wali Songo. Ia hanya menyebut Syekh Siti Jenar sebagai tokoh sangat populer. Siti Jenar dihukum mati oleh Wali Songo, karena dinilai menyebarkan ajaran sesat tentang jubuhing kawulo Gusti (bersatunya hamba dengan Tuhannya), yang dapat mengguncang iman orang dan menggoyahkan syariat Islam.
Selain itu, Wali Songo juga ditafsirkan sebagai sebuah lembaga, atau dewan dakwah. Istilah sembilan dirujukkan dengan sembilan fungsi koordinatif dalam lembaga dakwah itu. Teori ini diuraikan dalam buku Kisah Wali Songo; Para Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa karya Asnan Wahyudi dan Abu Khalid.
Kedua penulis itu merujuk pada kitab Kanz Al-’ulum karya Ibn Bathuthah. Mereka menjelaskan, sebagai lembaga dewan dakwah, Wali Songo paling tidak mengalami lima kali pergantian anggota. Pada periode awal, anggotanya terdiri dari Maulana Malik Ibrahim, Ishaq, Ahmad Jumad Al-Kubra, Muhammad Al-Magribi, Malik Israil, Muhammad Al-Akbar, Maulana Hasanuddin, Aliyuddin, dan Syekh Subakir.
Pada periode kedua, Raden Rakhmad (Sunan Ampel), Sunan Kudus, Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), dan Sunan Bonang masuk menggantikan Maulana Malik Ibrahim, Malik Israil, Ali Akbar, dan Maulana Hasanuddin –yang wafat. Pada periode ketiga, masuk Sunan Giri, menggantikan Ishaq yang pindah ke Pasai, Aceh, dan Sunan Kalijaga menggantikan Syekh Subakir yang pulang ke Persia.
Pada periode keempat, Raden Patah dan Fatullah Khan masuk jajaran Wali Songo. Kedua tokoh ini menggantikan Ahmad Jumad Al-Kubra dan Muhammad Al-Magribi yang wafat. Sunan Muria menduduki lembaga Wali Songo dalam periode terakhir. Ia menggantikan Raden Patah, yang naik tahta sebagai Raja Demak Bintoro yang pertama.
Analisis tersebut secara kronologis mengandung banyak kelemahan. Contohnya Sunan Ampel, yang diperkirakan wafat pada 1445. Dalam versi ini disebutkan, seolah-olah Sunan Ampel masih hidup sezaman dengan Sunan Kudus, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, dan Sunan Muria. Padahal, Sunan Kudus hidup pada 1540-an.
Adapun Sunan Bonang dan Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel. Sunan Bonang merupakan guru Sunan Kalijaga, yang berputra Sunan Muria. Bagaimana mungkin Sunan Ampel hidup sezaman dengan Sunan Muria? Lagi pula, tokoh Wali Songo yang disebut dalam buku ini –Aliyuddin, Ali Akbar, dan Fatullah Khan– bukan wali terkenal di Jawa.
Nama mereka jarang ditemukan dalam historiografi tradisional, baik berupa serat maupun babad. Padahal, di Jawa terdapat puluhan naskah kuno berupa babad, hikayat, dan serat, yang mengisahkan para wali. Sebagian besar babad juga menggambarkan, Wali Songo hidup dalam kurun waktu yang bersamaan.
Para wali, menurut versi babad, dikisahkan sering mengadakan pertemuan di Masjid Demak dan Masjid ”Sang Cipta Rasa” (Cirebon). Di sana mereka membicarakan berbagai persoalan keagamanan dan kenegaraan. Kisah semacam ini, antara lain, dapat dibaca di Babad Demak, Babad Cirebon, dan Babad Tanah Jawi.
Babad Cirebon, misalnya, mewartakan bahwa pada 1426, para wali berkumpul di Gunung Ciremai. Mereka mengadakan musyawarah yang dipimpin Sunan Ampel, membentuk ”Dewan Wali Songo”. Sunan Gunung Jati ditunjuk selaku wali katib, atau imam para wali. Anggotanya terdiri dari Sunan Ampel, Syekh Maulana Magribi, Sunan Bonang, Sunan Ngudung alias Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Syekh Lemah Abang, Syekh Betong, dan Sunan Majagung.
Ditambah dengan Sunan Gunung Jati, jumlah wali itu malah menjadi 10 orang. Nama-nama Wali Songo yang tertulis di Babad Cirebon tersebut berbeda dengan yang tersurat di Babad Tanah Jawi. Dalam Babad Tanah Jawi, yang berasal dari Jawa Tengah, tidak ditemukan nama Syekh Betong dan Syekh Majagung. Sebagai gantinya, akan dijumpai nama Sunan Giri dan Sunan Drajat.
Tapi, peran Wali Songo jelaslah tak sebatas di bidang keagamaan. Mereka juga bertindak selaku anggota dewan penasihat bagi raja. Bahkan, Sunan Giri membentuk dinasti keagamaan, dan secara politis berkuasa di wilayah Gresik, Tuban, dan sekitarnya. Ia mengesahkan penobatan Joko Tingkir sebagai Raja Pajang bergelar Sultan Hadiwijaya, setelah kekuasaan Raja Demak surut.
Di luar Wali Songo, ada puluhan tokoh penyebar agama Islam di Jawa yang juga dianggap sebagai wali. Hanya, biasanya mereka berkuasa di kawasan tak seberapa luas. Sunan Tembayat, misalnya, dikenal sebagai pedakwah di Tembayat, sebuah wilayah kecamatan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ia dilegendakan sebagai murid Sunan Kalijaga.
Sunan Tembayat adalah Adipati Semarang yang termasyhur dengan nama Ki Ageng Pandanarang. Berdasarkan cerita babad yang dikutip H.J. De Graaf dan T.H. Pigeuad, Pandanaran meninggalkan singgasananya lantaran gandrung akan ajaran Islam yang disampaikan Sunan Kalijaga. Pada 1512, Pandanarang menyerahkan tampuk pemerintahan kepada adik laki-lakinya.
”Ia bersama istrinya mengundurkan diri dari dunia ramai,” tulis De Graaf dan Pigeaud dalam buku Kerajaan Islam Pertama di Jawa. ”Pasangan bangsawan Jawa ini berkelana mencari ketenangan batin, sembari berdakwah,” kedua pakar sejarah dari Universitas Leiden, Negeri Belanda, itu menambahkan.
Usai bertualang, Pandanarang dan istrinya bekerja pada seorang wanita pedagang beras di Wedi, Klaten. Akhirnya ia menetap di Tembayat sebagai guru mengaji. Di sana selama 25 tahun, Pandanarang hidup sebagai orang suci dengan sebutan Sunan Tembayat. Ia wafat pada 1537 dan dimakamkan di situ. Bangunan kompleks makam Sunan Tembayat terbuat dari batu berukir, menyerupai bentuk Candi Bentar di Jawa Timur dan pura di Bali.
Pada prasasti makam Sunan Tembayat tertulis, makam ini pertama kali dipugar pada 1566 oleh Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya. ”Kemudian, pada 1633, Sultan Agung dari Mataram memperluas dan memperindah bangunan makam Tembayat,” tulis De Graaf. Cerita tutur tentang kesaktian orang suci dari Semarang yang dimakamkan di Tembayat ini, menurut De Graaf, sudah beredar luas di kalangan masyarakat Jawa sejak pertengahan abad ke-17.
Kisah ini ternukil di naskah klasik karya Panembahan Kajoran dari Yogyakarta, yang ditulis pada 1677. Naskah tersebut pertama kali diteliti oleh D.A. Rinkes pada 1909. Dan kini, bukti sejarah itu tersimpan di Museum Leiden, Negeri Belanda. ”Dengan begitu, legenda itu punya inti kebenaran,” tulis De Graaf, yang dijuluki ”Bapak Sejarah Jawa”.
Selain Sunan Tembayat –menurut versi Babad Tanah Jawi– Sunan Kalijaga juga punya murid lain, Sunan Geseng namanya. Nama asli petani penyadap nira ini adalah Ki Cokrojoyo. Alkisah, dalam pengembaraannya, Sunan Kalijaga terpikat suara merdu Ki Crokro yang bernyanyi setelah menyadap nira.
Kalijaga meminta Ki Cokro mengganti syair lagunya dengan zikir kepada Allah. Ketika Ki Cokro berzikir, mendadak gula yang ia buat dari nira itu berubah jadi emas. Petani ini heran bukan kepalang. Ia ingin berguru kepada Sunan Kalijaga. Untuk menguji keteguhan hati calon muridnya, Sunan Kalijaga menyuruh ki Cokro berzikir tanpa berhenti, sebelum ia datang lagi.
Setahun kemudian, Sunan Kalijaga teringat Ki Cokro. Sang aulia memerintahkan murid-muridnya mencari Ki Cokro, yang berzikir di tengah hutan. Mereka kesulitan menemukannya, karena tempat berzikir ki Cokro telah berubah menjadi padang ilalang dan semak belukar. Syahdan, setelah murid-murid Sunan Kalijaga membakar padang ilalang, tampaklah Ki Cokro sujud ke kiblat.
Tubuhnya hangus, alias geseng, dimakan api. Tapi, penyadap nira ini masih bugar, mulutnya berzikir komat-kamit. Sunan Kalijaga membangunkannya dan memberinya nama Sunan Geseng. Ia menyebarkan agama Islam di Desa Jatinom, sekitar 10 kilometer dari kota Klaten arah ke utara. Penduduk Jatinom mengenal Sunan Geseng dengan sebutan Ki Ageng Gribik.
Julukan itu berangkat dari pilihan Sunan Geseng untuk tinggal di rumah beratap gribik –anyaman daun nyiur. Menurut legenda setempat, ketika Ki Ageng Gribik pulang dari menunaikan ibadah haji, ia melihat penduduk Jatinom kelaparan. Ia membawa sepotong kue apem, dibagikan kepada ratusan orang yang kelaparan. Semuanya kebagian.
Kia Ageng Gribik meminta warga yang kelaparan makan secuil kue apem seraya mengucapkan zikir: Ya-Qowiyyu (Allah Mahakuat). Mereka pun kenyang dan sehat. Sampai kini, masyarakat Jatinom menghidupkan legenda Ki Ageng Gribik itu dengan menyelenggarakan upacara ”Ya-Qowiyyu” pada setiap bulan Syafar.
Warga membikin kue apem, lalu disetorkan ke masjid. Apem yang terkumpul jumlahnya mencapai ratusan ribu. Kalau ditotal, beratnya sekitar 40 ton. Puncak upacara berlangsung usai salat Jumat. Dari menara masjid, kue apem disebarkan para santri sambil berzikir, Ya-Qowiyyu…. Ribuan orang yang menghadiri upacara memperebutkan apem ”gotong royong” itu.
Kisah Ki Ageng Gribik hanyalah satu dari sekian banyak mitos tentang para wali. Legenda keagamaan yang ditulis babad, menurut De Graaf, sedikit nilai kebenarannya. Hanya yang mengenai wali-wali terkemuka, katanya, ada kepastian sejarah yang cukup kuat. Makam mereka masih tetap merupakan tempat yang sangat dihormati. Pada kurun abad ke-16 hingga abad ke-17, keturunan para wali juga memegang peranan penting dalam sejarah politik Jawa.
SELAMA 40 hari, Raden Paku bertafakur di sebuah gua. Ia bersimpuh, meminta petunjuk Allah SWT, ingin mendirikan pesantren. Di tengah hening malam, pesan ayahnya, Syekh Maulana Ishak, kembali terngiang: ”Kelak, bila tiba masanya, dirikanlah pesantren di Gresik.” Pesan yang tak terlalu sulit, sebetulnya.
Tapi, ia diminta mencari tanah yang sama persis dengan tanah dalam sebuah bungkusan ini. Selesai bertafakur, Raden Paku berangkat mengembara. Di sebuah perbukitan di Desa Sidomukti, Kebomas, ia kemudian mendirikan Pesantren Giri. Sejak itu pula Raden Paku dikenal sebagai Sunan Giri. Dalam bahasa Sansekerta, ”giri” berarti gunung.
Namun, tak ada peninggalan yang menunjukkan kebesaran Pesantren Giri –yang berkembang menjadi Kerajaan Giri Kedaton. Tak ada juga bekas-bekas istana. Kini, di daerah perbukitan itu hanya terlihat situs Kedaton, sekitar satu kilometer dari makam Sunan Giri. Di situs itu berdiri sebuah langgar berukuran 6 x 5 meter.
Di sanalah, konon, sempat berdiri sebuah masjid, tempat Sunan Giri mengajarkan agama Islam. Ada juga bekas tempat wudu berupa kolam berukuran 1 x 1 meter. Tempat ini tampak lengang pengunjung. ”Memang banyak orang yang tidak tahu situs ini,” kata Muhammad Hasan, Sekretaris Yayasan Makam Sunan Giri, kepada GATRA.
Syahdan, Pesantren Giri terkenal ke seluruh penjuru Jawa, bahkan sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Menurut Babad Tanah Jawi, murid Sunan Giri juga bertebaran sampai ke Cina, Mesir, Arab, dan Eropa. Pesantren Giri merupakan pusat ajaran tauhid dan fikih, karena Sunan Giri meletakkan ajaran Islam di atas Al-Quran dan sunah Rasul.
Ia tidak mau berkompromi dengan adat istiadat, yang dianggapnya merusak kemurnian Islam. Karena itu, Sunan Giri dianggap sebagai pemimpin kaum ”putihan”, aliran yang didukung Sunan Ampel dan Sunan Drajat. Tapi, Sunan Kalijaga menganggap cara berdakwah Sunan Giri kaku. Menurut Sunan Kalijaga, dakwah hendaklah pula menggunakan pendekatan kebudayaan.
Misalnya dengan wayang. Paham ini mendapat sokongan dari Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati. Perdebatan para wali ini sempat memuncak pada peresmian Masjid Demak. ”Aliran Tuban” –Sunan Kalijaga cs– ingin meramaikan peresmian itu dengan wayang. Tapi, menurut Sunan Giri, menonton wayang tetap haram, karena gambar wayang itu berbentuk manusia.
Akhirnya, Sunan Kalijaga mencari jalan tengah. Ia mengusulkan bentuk wayang diubah: menjadi tipis dan tidak menyerupai manusia. Sejak itulah wayang beber berubah menjadi wayang kulit. Ketika Sunan Ampel, ”ketua” para wali, wafat pada 1478, Sunan Giri diangkat menjadi penggantinya. Atas usulan Sunan Kalijaga, ia diberi gelar Prabu Satmata.
Diriwayatkan, pemberian gelar itu jatuh pada 9 Maret 1487, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Gresik. Di kalangan Wali nan Sembilan, Sunan Giri juga dikenal sebagai ahli politik dan ketatanegaraan. Ia pernah menyusun peraturan ketataprajaan dan pedoman tata cara di keraton. Pandangan politiknya pun dijadikan rujukan.
Menurut Dr. H.J. De Graaf, lahirnya berbagai kerajaan Islam, seperti Demak, Pajang, dan Mataram, tidak lepas dari peranan Sunan Giri. Pengaruhnya, kata sejarawan Jawa itu, melintas sampai ke luar Pulau Jawa, seperti Makassar, Hitu, dan Ternate. Konon, seorang raja barulah sah kerajaannya kalau sudah direstui Sunan Giri.
Pengaruh Sunan Giri ini tercatat dalam naskah sejarah Through Account of Ambon, serta berita orang Portugis dan Belanda di Kepulauan Maluku. Dalam naskah tersebut, kedudukan Sunan Giri disamakan dengan Paus bagi umat Katolik Roma, atau khalifah bagi umat Islam. Dalam Babad Demak pun, peran Sunan Giri tercatat.
Ketika Kerajaan Majapahit runtuh karena diserang Raja Girindrawardhana dari Kaling Kediri, pada 1478, Sunan Giri dinobatkan menjadi raja peralihan. Selama 40 hari, Sunan Giri memangku jabatan tersebut. Setelah itu, ia menyerahkannya kepada Raden Patah, putra Raja Majapahit, Brawijaya Kertabhumi.
Sejak itulah, Kerajaan Demak Bintoro berdiri dan dianggap sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Padahal, sebenarnya, Sunan Giri sudah menjadi raja di Giri Kedaton sejak 1470. Tapi, pemerintahan Giri lebih dikenal sebagai pemerintahan ulama dan pusat penyebaran Islam. Sebagai kerajaan, juga tidak jelas batas wilayahnya.
Tampaknya, Sunan Giri lebih memilih jejak langkah ayahnya, Syekh Maulana Ishak, seorang ulama dari Gujarat yang menetap di Pasai, kini Aceh. Ibunya Dewi Sekardadu, putri Raja Hindu Blambangan bernama Prabu Menak Sembuyu. Kisah Sunan Giri bermula ketika Maulana Ishak tertarik mengunjungi Jawa Timur, karena ingin menyebarkan agama Islam.
Setelah bertemu dengan Sunan Ampel, yang masih sepupunya, ia disarankan berdakwah di daerah Blambangan. Ketika itu, masyarakat Blambangan sedang tertimpa wabah penyakit. Bahkan putri Raja Blambangan, Dewi Sekardadu, ikut terjangkit. Semua tabib tersohor tidak berhasil mengobatinya.
Akhirnya raja mengumumkan sayembara: siapa yang berhasil mengobati sang Dewi, bila laki-laki akan dijodohkan dengannya, bila perempuan dijadikan saudara angkat sang dewi. Tapi, tak ada seorang pun yang sanggup memenangkan sayembara itu. Di tengah keputusasaan, sang prabu mengutus Patih Bajul Sengara mencari pertapa sakti.
Dalam pencarian itu, patih sempat bertemu dengan seorang pertapa sakti, Resi Kandayana namanya. Resi inilah yang memberi ”referensi” tentang Syekh Maulana Ishak. Rupanya, Maulana Ishak mau mengobati Dewi Sekardadu, kalau Prabu Menak Sembuyu dan keluarganya bersedia masuk Islam. Setelah Dewi Sekardadu sembuh, syarat Maulana Ishak pun dipenuhi.
Seluruh keluarga raja memeluk agama Islam. Setelah itu, Dewa Sekardadu dinikahkan dengan Maulana Ishak. Sayangnya, Prabu Menak Sembuyu tidak sepenuh hati menjadi seorang muslim. Ia malah iri menyaksikan Maulana Ishak berhasil mengislamkan sebagian besar rakyatnya. Ia berusaha menghalangi syiar Islam, bahkan mengutus orang kepercayaannya untuk membunuh Maulana Ishak.
Merasa jiwanya terancam, Maulana Ishak akhirnya meninggalkan Blambangan, dan kembali ke Pasai. Sebelum berangkat, ia hanya berpesan kepada Dewi Sekardadu –yang sedang mengandung tujuh bulan– agar anaknya diberi nama Raden Paku. Setelah bayi laki-laki itu lahir, Prabu Menak Sembuyu melampiaskan kebenciannya kepada anak Maulana Ishak dengan membuangnya ke laut dalam sebuah peti.
Alkisah, peti tersebut ditemukan oleh awak kapal dagang dari Gresik, yang sedang menuju Pulau Bali. Bayi itu lalu diserahkan kepada Nyai Ageng Pinatih, pemilik kapal tersebut. Sejak itu, bayi laki-laki yang kemudian dinamai Joko Samudro itu diasuh dan dibesarkannya. Menginjak usia tujuh tahun, Joko Samudro dititipkan di padepokan Sunan Ampel, untuk belajar agama Islam.
Karena kecerdasannya, anak itu diberi gelar ”Maulana `Ainul Yaqin”. Setelah bertahun-tahun belajar, Joko Samudro dan putranya, Raden Maulana Makhdum Ibrahim, diutus Sunan Ampel untuk menimba ilmu di Mekkah. Tapi, mereka harus singgah dulu di Pasai, untuk menemui Syekh Maulana Ishak.
Rupanya, Sunan Ampel ingin mempertemukan Raden Paku dengan ayah kandungnya. Setelah belajar selama tujuh tahun di Pasai, mereka kembali ke Jawa. Pada saat itulah Maulana Ishak membekali Raden Paku dengan segenggam tanah, lalu memintanya mendirikan pesantren di sebuah tempat yang warna dan bau tanahnya sama dengan yang diberikannya.
Kini, jejak bangunan Pesantren Giri hampir tiada. Tapi, jejak dakwah Sunan Giri masih membekas. Keteguhannya memurnikan agama Islam juga diikuti para penerusnya. Sunan Giri wafat pada 1506 Masehi, dalam usia 63 tahun. Ia dimakamkan di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
1. SUNAN AMPEL
PRABU Sri Kertawijaya tak kuasa memendam gundah. Raja Majapahit itu risau memikirkan pekerti warganya yang bubrah tanpa arah. Sepeninggal Prabu Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada, kejayaan Majapahit tinggal cerita pahit. Perang saudara berkecamuk di mana-mana. Panggung judi, main perempuan, dan mabuk-mabukan menjadi ”kesibukan” harian kaum bangsawan –pun rakyat kebanyakan.
Melihat beban berat suaminya, Ratu Darawati merasa wajib urun rembuk. ”Saya punya keponakan yang ahli mendidik kemerosotan budi pekerti,” kata permaisuri yang juga putri Raja Campa itu. ”Namanya Sayyid Ali Rahmatullah, putra Kakanda Dewi Candrawulan,” Darawati menambahkan. Tanpa berpikir panjang, Kertawijaya mengirim utusan, menjemput Ali Rahmatullah ke Campa –kini wilayah Kamboja.
Ali Rahmatullah inilah yang kelak lebih dikenal sebagai Sunan Ampel. Cucu Raja Campa itu adalah putra kedua pasangan Syekh Ibrahim Asmarakandi dan Dewi Candrawulan. Ayahnya, Syekh Ibrahim, adalah seorang ulama asal Samarkand, Asia Tengah. Kawasan ini melahirkan beberapa ulama besar, antara lain perawi hadis Imam Bukhari.
Ibrahim berhasil mengislamkan Raja Campa. Ia kemudian diangkat sebagai menantu. Sejumlah sumber sejarah mencatat silsilah Ibrahim dan Rahmatullah, yang sampai pada Nabi Muhammad lewat jalur Imam Husein bin Ali. Tarikh Auliya karya KH Bisri Mustofa mencantumkan nama Rahmatullah sebagai keturunan Nabi ke-23.
Ia diperkirakan lahir pada 1420, karena ketika berada di Palembang, pada 1440, sebuah sumber sejarah menyebutnya berusia 20 tahun. Soalnya, para sejarawan lebih banyak mendiskusikan tahun kedatangan Rahmatullah di Pulau Jawa. Petualang Portugis, Tome Pires, menduga kedatangan itu pada 1443.
Hikayat Hasanuddin memperkirakannya pada sebelum 1446 –tahun kejatuhan Campa ke tangan Vietnam. De Hollander menulis, sebelum ke Jawa, Rahmatullah memperkenalkan Islam kepada Raja Palembang, Arya Damar, pada 1440. Perkiraan Tome Pires menjadi bertambah kuat. Dalam lawatan ke Jawa, Rahmatullah didampingi ayahnya, kakaknya (Sayid Ali Murtadho), dan sahabatnya (Abu Hurairah).
Rombongan mendarat di kota bandar Tuban, tempat mereka berdakwah beberapa lama, sampai Syekh Asmarakandi wafat. Makamnya kini masih terpelihara di Desa Gesikharjo, Palang, Tuban. Sisa rombongan melanjutkan perjalanan ke Trowulan, ibu kota Majapahit, menghadap Kertawijaya. Di sana, Rahmatullah menyanggupi permintaan raja untuk mendidik moral para bangsawan dan kawula Majapahit.
Sebagai hadiah, ia diberi tanah di Ampeldenta, Surabaya. Sejumlah 300 keluarga diserahkan untuk dididik dan mendirikan permukiman di Ampel. Meski raja menolak masuk Islam, Rahmatullah diberi kebebasan mengajarkan Islam pada warga Majapahit, asal tanpa paksaan. Selama tinggal di Majapahit, Rahmatullah dinikahkan dengan Nyai Ageng Manila, putri Tumenggung Arya Teja, Bupati Tuban.
Sejak itu, gelar pangeran dan raden melekat di depan namanya. Raden Rahmat diperlakukan sebagai keluarga keraton Majapahit. Ia pun makin disegani masyarakat. Pada hari yang ditentukan, berangkatlah rombongan Raden Rahmat ke Ampel. Dari Trowulan, melewati Desa Krian, Wonokromo, berlanjut ke Desa Kembang Kuning. Di sepanjang perjalanan, Raden Rahmat terus melakukan dakwah.
Ia membagi-bagikan kipas yang terbuat dari akar tumbuhan kepada penduduk. Mereka cukup mengimbali kipas itu dengan mengucapkan syahadat. Pengikutnya pun bertambah banyak. Sebelum tiba di Ampel, Raden Rahmat membangun langgar (musala) sederhana di Kembang Kuning, delapan kilometer dari Ampel.
Langgar ini kemudian menjadi besar, megah, dan bertahan sampai sekarang –dan diberi nama Masjid Rahmat. Setibanya di Ampel, langkah pertama Raden Rahmat adalah membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah. Kemudian ia membangun pesantren, mengikuti model Maulana Malik Ibrahim di Gresik. Format pesantrennya mirip konsep biara yang sudah dikenal masyarakat Jawa.
Raden Rahmat memang dikenal memiliki kepekaan adaptasi. Caranya menanamkan akidah dan syariat sangat memperhatikan kondisi masyarakat. Kata ‘’salat” diganti dengan ‘’sembahyang” (asalnya: sembah dan hyang). Tempat ibadah tidak dinamai musala, tapi ”langgar”, mirip kata sanggar. Penuntut ilmu disebut santri, berasal dari shastri –orang yang tahu buku suci agama Hindu.
Siapa pun, bangsawan atau rakyat jelata, bisa nyantri pada Raden Rahmat. Meski menganut mazhab Hanafi, Raden Rahmat sangat toleran pada penganut mazhab lain. Santrinya dibebaskan ikut mazhab apa saja. Dengan cara pandang netral itu, pendidikan di Ampel mendapat simpati kalangan luas. Dari sinilah sebutan ”Sunan Ampel” mulai populer.
Ajarannya yang terkenal adalah falsafah ”Moh Limo”. Artinya: tidak melakukan lima hal tercela. Yakni moh main (tidak mau judi), moh ngombe (tidak mau mabuk), moh maling (tidak mau mencuri), moh madat (tidak mau mengisap candu), dan moh madon (tidak mau berzina). Falsafah ini sejalan dengan problem kemerosotan moral warga yang dikeluhkan Sri Kertawijaya.
Sunan Ampel sangat memperhatikan kaderisasi. Buktinya, dari sekian putra dan santrinya, ada yang kemudian menjadi tokoh Islam terkemuka. Dari perkawinannya dengan Nyai Ageng Manila, menurut satu versi, Sunan Ampel dikaruniai enam anak. Dua di antaranya juga menjadi wali, yaitu Sunan Bonang (Makdum Ibrahim) dan Sunan Drajat (Raden Qosim).
Seorang putrinya, Asyikah, ia nikahkan dengan muridnya, Raden Patah, yang kelak menjadi sultan pertama Demak. Dua putrinya dari istri yang lain, Nyai Karimah, ia nikahkan dengan dua muridnya yang juga wali. Yakni Dewi Murtasiah, diperistri Sunan Giri, dan Dewi Mursimah, yang dinikahkan dengan Sunan Kalijaga.
Sunan Ampel biasa berbeda pendapat dengan putra dan murid-mantunya yang juga para wali. Dalam hal menyikapi adat, Sunan Ampel lebih puritan ketimbang Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga pernah menawarkan untuk mengislamkan adat sesaji, selamatan, wayang, dan gamelan. Sunan Ampel menolak halus.
”Apakah tidak khawatir kelak adat itu akan dianggap berasal dari Islam?” kata Sunan Ampel. ”Nanti bisa bidah, dan Islam tak murni lagi.” Pandangan Sunan Ampel didukung Sunan Giri dan Sunan Drajat. Sementara Sunan Kudus dan Sunan Bonang menyetujui Sunan Kalijaga. Sunan Kudus membuat dua kategori: adat yang bisa dimasuki Islam, dan yang sama sekali tidak.
Ini mirip dengan perdebatan dalam ushul fiqih: apakah adat bisa dijadikan sumber hukum Islam atau tidak. Meski demikian, perbedaan itu tidak mengganggu silaturahmi antarpara wali. Sunan Ampel memang dikenal bijak mengelola perbedaan pendapat. Karena itu, sepeninggal Maulana Malik Ibrahim, ia diangkat menjadi sesepuh Wali Songo dan mufti (juru fatwa) se-tanah Jawa.
Menurut satu versi, Sunan Ampel-lah yang memprakarsai pembentukan Dewan Wali Songo, sebagai strategi menyelamatkan dakwah Islam di tengah kemelut politik Majapahit. Namun, mengenai tanggal wafatnya, tak ada bukti sejarah yang pasti. Sumber-sumber tradisional memberi titimangsa yang berbeda.
Babad Gresik menyebutkan tahun 1481, dengan candrasengkala ”Ngulama Ampel Seda Masjid”. Cerita tutur menyebutkan, beliau wafat saat sujud di masjid. Serat Kanda edisi Brandes menyatakan tahun 1406. Sumber lain menunjuk tahun 1478, setahun setelah berdirinya Masjid Demak. Ia dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, di areal seluas 1.000 meter persegi, bersama ratusan santrinya.
Kompleks makam tersebut dikelilingi tembok besar setinggi 2,5 meter. Makam Sunan Ampel bersama istri dan lima kerabatnya dipagari baja tahan karat setinggi 1,5 meter, melingkar seluas 64 meter persegi. Khusus makam Sunan Ampel dikelilingi pasir putih. Setiap hari, penziarah ke makam Sunan Ampel rata-rata 1.000 orang, dari berbagai pelosok Tanah Air.
Jumlahnya bertambah pada acara ritual tertentu, seperti saat Haul Agung Sunan Ampel ke-552, awal November lalu. Pengunjungnya membludak sampai 10.000 orang. Kalau makam Maulana Malik Ibrahim sepi penziarah di bulan Ramadhan, makam Sunan Ampel justru makin ramai 24 jam pada bulan puasa.
2. SUNAN GIRI
SELAMA 40 hari, Raden Paku bertafakur di sebuah gua. Ia bersimpuh, meminta petunjuk Allah SWT, ingin mendirikan pesantren. Di tengah hening malam, pesan ayahnya, Syekh Maulana Ishak, kembali terngiang: ”Kelak, bila tiba masanya, dirikanlah pesantren di Gresik.” Pesan yang tak terlalu sulit, sebetulnya.
Tapi, ia diminta mencari tanah yang sama persis dengan tanah dalam sebuah bungkusan ini. Selesai bertafakur, Raden Paku berangkat mengembara. Di sebuah perbukitan di Desa Sidomukti, Kebomas, ia kemudian mendirikan Pesantren Giri. Sejak itu pula Raden Paku dikenal sebagai Sunan Giri. Dalam bahasa Sansekerta, ”giri” berarti gunung.
Namun, tak ada peninggalan yang menunjukkan kebesaran Pesantren Giri –yang berkembang menjadi Kerajaan Giri Kedaton. Tak ada juga bekas-bekas istana. Kini, di daerah perbukitan itu hanya terlihat situs Kedaton, sekitar satu kilometer dari makam Sunan Giri. Di situs itu berdiri sebuah langgar berukuran 6 x 5 meter.
Di sanalah, konon, sempat berdiri sebuah masjid, tempat Sunan Giri mengajarkan agama Islam. Ada juga bekas tempat wudu berupa kolam berukuran 1 x 1 meter. Tempat ini tampak lengang pengunjung. ”Memang banyak orang yang tidak tahu situs ini,” kata Muhammad Hasan, Sekretaris Yayasan Makam Sunan Giri, kepada GATRA.
Syahdan, Pesantren Giri terkenal ke seluruh penjuru Jawa, bahkan sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Menurut Babad Tanah Jawi, murid Sunan Giri juga bertebaran sampai ke Cina, Mesir, Arab, dan Eropa. Pesantren Giri merupakan pusat ajaran tauhid dan fikih, karena Sunan Giri meletakkan ajaran Islam di atas Al-Quran dan sunah Rasul.
Ia tidak mau berkompromi dengan adat istiadat, yang dianggapnya merusak kemurnian Islam. Karena itu, Sunan Giri dianggap sebagai pemimpin kaum ”putihan”, aliran yang didukung Sunan Ampel dan Sunan Drajat. Tapi, Sunan Kalijaga menganggap cara berdakwah Sunan Giri kaku. Menurut Sunan Kalijaga, dakwah hendaklah pula menggunakan pendekatan kebudayaan.
Misalnya dengan wayang. Paham ini mendapat sokongan dari Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati. Perdebatan para wali ini sempat memuncak pada peresmian Masjid Demak. ”Aliran Tuban” –Sunan Kalijaga cs– ingin meramaikan peresmian itu dengan wayang. Tapi, menurut Sunan Giri, menonton wayang tetap haram, karena gambar wayang itu berbentuk manusia.
Akhirnya, Sunan Kalijaga mencari jalan tengah. Ia mengusulkan bentuk wayang diubah: menjadi tipis dan tidak menyerupai manusia. Sejak itulah wayang beber berubah menjadi wayang kulit. Ketika Sunan Ampel, ”ketua” para wali, wafat pada 1478, Sunan Giri diangkat menjadi penggantinya. Atas usulan Sunan Kalijaga, ia diberi gelar Prabu Satmata.
Diriwayatkan, pemberian gelar itu jatuh pada 9 Maret 1487, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Gresik. Di kalangan Wali nan Sembilan, Sunan Giri juga dikenal sebagai ahli politik dan ketatanegaraan. Ia pernah menyusun peraturan ketataprajaan dan pedoman tata cara di keraton. Pandangan politiknya pun dijadikan rujukan.
Menurut Dr. H.J. De Graaf, lahirnya berbagai kerajaan Islam, seperti Demak, Pajang, dan Mataram, tidak lepas dari peranan Sunan Giri. Pengaruhnya, kata sejarawan Jawa itu, melintas sampai ke luar Pulau Jawa, seperti Makassar, Hitu, dan Ternate. Konon, seorang raja barulah sah kerajaannya kalau sudah direstui Sunan Giri.
Pengaruh Sunan Giri ini tercatat dalam naskah sejarah Through Account of Ambon, serta berita orang Portugis dan Belanda di Kepulauan Maluku. Dalam naskah tersebut, kedudukan Sunan Giri disamakan dengan Paus bagi umat Katolik Roma, atau khalifah bagi umat Islam. Dalam Babad Demak pun, peran Sunan Giri tercatat.
Ketika Kerajaan Majapahit runtuh karena diserang Raja Girindrawardhana dari Kaling Kediri, pada 1478, Sunan Giri dinobatkan menjadi raja peralihan. Selama 40 hari, Sunan Giri memangku jabatan tersebut. Setelah itu, ia menyerahkannya kepada Raden Patah, putra Raja Majapahit, Brawijaya Kertabhumi.
Sejak itulah, Kerajaan Demak Bintoro berdiri dan dianggap sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Padahal, sebenarnya, Sunan Giri sudah menjadi raja di Giri Kedaton sejak 1470. Tapi, pemerintahan Giri lebih dikenal sebagai pemerintahan ulama dan pusat penyebaran Islam. Sebagai kerajaan, juga tidak jelas batas wilayahnya.
Tampaknya, Sunan Giri lebih memilih jejak langkah ayahnya, Syekh Maulana Ishak, seorang ulama dari Gujarat yang menetap di Pasai, kini Aceh. Ibunya Dewi Sekardadu, putri Raja Hindu Blambangan bernama Prabu Menak Sembuyu. Kisah Sunan Giri bermula ketika Maulana Ishak tertarik mengunjungi Jawa Timur, karena ingin menyebarkan agama Islam.
Setelah bertemu dengan Sunan Ampel, yang masih sepupunya, ia disarankan berdakwah di daerah Blambangan. Ketika itu, masyarakat Blambangan sedang tertimpa wabah penyakit. Bahkan putri Raja Blambangan, Dewi Sekardadu, ikut terjangkit. Semua tabib tersohor tidak berhasil mengobatinya.
Akhirnya raja mengumumkan sayembara: siapa yang berhasil mengobati sang Dewi, bila laki-laki akan dijodohkan dengannya, bila perempuan dijadikan saudara angkat sang dewi. Tapi, tak ada seorang pun yang sanggup memenangkan sayembara itu. Di tengah keputusasaan, sang prabu mengutus Patih Bajul Sengara mencari pertapa sakti.
Dalam pencarian itu, patih sempat bertemu dengan seorang pertapa sakti, Resi Kandayana namanya. Resi inilah yang memberi ”referensi” tentang Syekh Maulana Ishak. Rupanya, Maulana Ishak mau mengobati Dewi Sekardadu, kalau Prabu Menak Sembuyu dan keluarganya bersedia masuk Islam. Setelah Dewi Sekardadu sembuh, syarat Maulana Ishak pun dipenuhi.
Seluruh keluarga raja memeluk agama Islam. Setelah itu, Dewa Sekardadu dinikahkan dengan Maulana Ishak. Sayangnya, Prabu Menak Sembuyu tidak sepenuh hati menjadi seorang muslim. Ia malah iri menyaksikan Maulana Ishak berhasil mengislamkan sebagian besar rakyatnya. Ia berusaha menghalangi syiar Islam, bahkan mengutus orang kepercayaannya untuk membunuh Maulana Ishak.
Merasa jiwanya terancam, Maulana Ishak akhirnya meninggalkan Blambangan, dan kembali ke Pasai. Sebelum berangkat, ia hanya berpesan kepada Dewi Sekardadu –yang sedang mengandung tujuh bulan– agar anaknya diberi nama Raden Paku. Setelah bayi laki-laki itu lahir, Prabu Menak Sembuyu melampiaskan kebenciannya kepada anak Maulana Ishak dengan membuangnya ke laut dalam sebuah peti.
Alkisah, peti tersebut ditemukan oleh awak kapal dagang dari Gresik, yang sedang menuju Pulau Bali. Bayi itu lalu diserahkan kepada Nyai Ageng Pinatih, pemilik kapal tersebut. Sejak itu, bayi laki-laki yang kemudian dinamai Joko Samudro itu diasuh dan dibesarkannya. Menginjak usia tujuh tahun, Joko Samudro dititipkan di padepokan Sunan Ampel, untuk belajar agama Islam.
Karena kecerdasannya, anak itu diberi gelar ”Maulana `Ainul Yaqin”. Setelah bertahun-tahun belajar, Joko Samudro dan putranya, Raden Maulana Makhdum Ibrahim, diutus Sunan Ampel untuk menimba ilmu di Mekkah. Tapi, mereka harus singgah dulu di Pasai, untuk menemui Syekh Maulana Ishak.
Rupanya, Sunan Ampel ingin mempertemukan Raden Paku dengan ayah kandungnya. Setelah belajar selama tujuh tahun di Pasai, mereka kembali ke Jawa. Pada saat itulah Maulana Ishak membekali Raden Paku dengan segenggam tanah, lalu memintanya mendirikan pesantren di sebuah tempat yang warna dan bau tanahnya sama dengan yang diberikannya.
Kini, jejak bangunan Pesantren Giri hampir tiada. Tapi, jejak dakwah Sunan Giri masih membekas. Keteguhannya memurnikan agama Islam juga diikuti para penerusnya. Sunan Giri wafat pada 1506 Masehi, dalam usia 63 tahun. Ia dimakamkan di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
3. SUNAN BONANG
Tamba ati iku lima sak warnane
Maca Qur’an angen-angen sak maknane
Kaping pindo, sholat wengi lakonana
Kaping telu, wong kang soleh kencanana
Kaping papat kudu wetheng ingkang luwe
Kaping lima dzikir wengi ingkang suwe
MENURUT tembang ini, ada lima macam ”penawar hati”, atau pengobat jiwa yang ‘’sakit”. Yakni membaca Al-Quran, mengerjakan salat tahajud, bersahabat dengan orang saleh, berzikir, dan hidup prihatin. Inilah pula yang sering dilantunkan Emha Ainun Nadjib bersama Kelompok Kyai Kanjeng, dalam sejumlah pergelarannya.
Di luar acara Emha, Tamba Ati hingga kini masih kerap dinyanyikan sejumlah santri di pesantren dan masjid di sejumlah desa. Tapi Cak Nun –demikian Emha biasa disapa– bukan pencipta ”lagu” itu. Tembang ini adalah peninggalan Raden Maulana Makdum Ibrahim, yang lebih dikenal sebagai Sunan Bonang.
Pada masa hidupnya, Sunan Bonang menyanyikan Tamba Ati untuk menarik warga masyarakat agar memeluk Islam. Pada saat berdendang, pria yang diduga berusia 60 tahun itu menabuh gamelan dari kuningan, yang dibuat oleh sejumlah warga Desa Bonang, Jawa Timur. Nama desa inilah yang kemudian melekat pada gelar sang Sunan.
Meski terampil, Sunan Bonang bukan putra penabuh gamelan. Ia justru putra Sunan Ampel, yang menikah dengan Condrowati, alias Nyai Ageng Manila. Nyai Ageng merupakan anak angkat Ario Tedjo, Bupati Tuban. Tidak ada catatan mengenai tanggal kelahiran Raden Makdum. Diduga, ia lahir di daerah Bonang, Tuban, pada 1465.
Sunan Ampel semula memberi ia nama Maulana Makdum. Nama ini diambil dari bahasa Hindi, yang bermakna cendekiawan Islam yang dihormati karena kedudukannya dalam agama. Semasa kecil, Sunan Bonang sudah mendapat pelajaran dari ayahnya, Sunan Ampel, dengan disiplin yang ketat. Tak heran jika dia pun, kemudian, terhisab ke dalam Wali nan Sembilan.
Sunan Ampel kemudian mengirim Sunan Bonang ke Negeri Pasai, Aceh masa kini. Di sana Sunan Bonang menuntut ilmu pada Syekh Awwalul Islam, ayah kandung Raden Paku alias Sunan Giri. Bersama Raden Paku, ia juga belajar pada sejumlah ulama besar yang banyak menetap dan mengajar di Pasai, seperti ulama ahli tasawuf dari Baghdad, Mesir, dan Iran.
Pulang dari menuntut ilmu, Sunan Bonang diminta Sunan Ampel berdakwah di Tuban, Pati, Pulau Madura, dan Pulau Bawean di utara Pulau Jawa. Seperti halnya Raden Paku alias Sunan Giri, yang mendirikan pesantren di Gresik, Sunan Bonang juga mendirikan pesantren di Tuban.
Dalam berdakwah, Sunan Bonang kerap menggunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati masyarakat, antara lain dengan seperangkat gamelan Bonang. Bila dipukul dengan kayu lunak, bonang itu melantunkan bunyi yang merdu. Bila Sunan Bonang sendiri yang menabuhnya, gaung sang bonang sangat menyentuh hati para pendengarnya.
Masyarakat yang mendengarnya berbondong-bondong datang ke masjid. Sunan Bonang lalu menerjemahkan makna tembangnya. Karena kekuatan suaranya itu pula, Sunan Bonang juga mendapat julukan lain: Sang Mahamuni. Tembang itu berisi ajaran Islam, sehingga tanpa sengaja mereka telah diberi penghayatan baru.
Pada masa itu, daerah Bonang masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, yang mayoritas –dan ”resmi”– beragama Hindu. Kebetulan, para penganut Hindu ketika itu sangat akrab dengan musik gamelan. Pengaruh gendingnya cukup melegenda. Bahkan gamelan itu telah menjadi bagian dari cerita kesaktian Sunan Bonang.
Misalnya dikisahkan, ia pernah menaklukkan Kebondanu, seorang pemimpin perampok, dan anak buahnya, hanya menggunakan tembang dan gending Dharma dan Mocopat. Begitu gending ditabuh, Kebondanu dan anak buahnya tidak mampu menggerakkan tubuhnya. ”Ampun… hentikan bunyi gamelan itu. Kami tak kuat,” begitu konon kata Kebondanu.
Setelah diminta bertobat, Kebondanu dan gerombolannya pun menjadi pengikut Sunan Bonang. Tapi, kesaktian Sunan Bonang tak hanya terletak pada gamelan dan gaungnya. Cerita lain mengisahkan seorang brahmana, yang berlayar dari India ke Tuban. Tujuannya: ingin mengadu kesaktian dengan Sunan Bonang.
Namun, sebelum mendarat di Tuban, kapalnya dihajar ombak. Akibatnya, kitab-kitab kesaktiannya hanyut terbawa air. Beruntung, sang brahmana berhasil mencapai pantai. Di tepian laut itu ia berjumpa dengan seorang pria berjubah putih. Kepada pria itu ia menyatakan ingin berjumpa dengan Sunan Bonang untuk uji kesaktian.
Tapi, demikian katanya, ia tak lagi mampu melakukannya, karena semua kitabnya sudah raib di telan ombak. Pria berjubah itu mencabut tongkatnya yang tertancap di pasir pantai. Air muncrat dari lobang bekas tongkat itu… bersama semua kitab sang brahmana. Setelah pria tadi menyebut namanya, yang tiada lain daripada Sunan Bonang, Brahmana itu berlutut.
Pada masa hidupnya, Sunan Bonang termasuk penyokong kerajaan Islam Demak, dan ikut membantu mendirikan Masjid Agung Demak. Oleh masyarakat Demak ketika itu, ia dikenal sebagai pemimpin bala tentara Demak. Dialah yang memutuskan pengangkatan Sunan Ngudung sebagai panglima tentara Islam Demak.
Ketika Sunan Ngudung gugur, Sunan Bonang pula yang mengangkat Sunan Kudus sebagai panglima perang. Nasihat yang berharga diberikan pula pada Sunan Kudus tentang strategi perang menghadapi Majapahit. Selain itu, Sunan Bonang dipandang adil dalam membuat keputusan yang memuaskan banyak orang, melalui sidang-sidang ”pengadilan” yang dipimpinnya.
Misalnya dalam kisah pengadilan atas diri Syekh Siti Jenar, alias Syekh Lemah Abang. Lokasi ”pengadilan” itu sendiri punya dua versi. Satu versi mengatakan, sidang itu dilakukan di Masjid Agung Kasepuhan, Cirebon. Tapi, versi lain menyebutkan, sidang itu diselenggarakan di Masjid Agung Demak. Sunan Bonang juga berperan dalam pengangkatan Raden Patah.
Dalam menyiarkan ajaran Islam, Sunan Bonang mengandalkan sejumlah kitab, antara lain Ihya Ulumuddin dari al-Ghazali, dan Al-Anthaki dari Dawud al-Anthaki. Juga tulisan Abu Yzid Al-Busthami dan Syekh Abdul Qadir Jaelani. Ajaran Sunang Bonang, menurut disertasi JGH Gunning dan disertasi BJO Schrieke, memuat tiga tiang agama: tasawuf, ussuludin, dan fikih.
Ajaran tasawuf, misalnya, menurut versi Sunan Bonang menjadi penting karena menunjukkan bagaimana orang Islam menjalani kehidupan dengan kesungguhan dan kecintaannya kepada Allah. Para penganut Islam harus menjalankan, misalnya, salat, berpuasa, dan membayar zakat. Selain itu, manusia harus menjauhi tiga musuh utama: dunia, hawa nafsu, dan setan.
Untuk menghindari ketiga ”musuh” itu, manusia dianjurkan jangan banyak bicara, bersikap rendah hati, tidak mudah putus asa, dan bersyukur atas nikmat Allah. Sebaliknya, orang harus menjauhi sikap dengki, sombong, serakah, serta gila pangkat dan kehormatan. Menurut Gunning dan Schrieke, naskah ajaran Sunan Bonang merupakan naskah Wali Songo yang relatif lebih lengkap.
Ajaran wali yang lain tak ditemukan naskahnya, dan kalaupun ada, tak begitu lengkap. Di situ disebutkan pula bahwa ajaran Sunan Bonang berasal dari ajaran Syekh Jumadil Kubro, ayahanda Maulana Malik Ibrahim, yang menurunkan ajaran kepada Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, dan Sunan Muria.
Sunan Bonang wafat di Pulau Bawean, pada 1525. Saat akan dimakamkan, ada perebutan antara warga Bawean dan warga Bonang, Tuban. Warga Bawean ingin Sunan Bonang dimakamkan di pulau mereka, karena sang Sunan sempat berdakwah di pulau utara Jawa itu. Tetapi, warga Tuban tidak mau terima. Pada malam setelah kematiannya, sejumlah murid dari Bonang mengendap ke Bawean, ”mencuri” jenazah sang Sunan.
Esoknya, dilakukanlah pemakaman. Anehnya, jenazah Sunan Bonang tetap ada, baik di Bonang maupun di Bawean! Karena itu, sampai sekarang, makam Sunan Bonang ada di dua tempat. Satu di Pulau Bawean, dan satunya lagi di sebelah barat Masjid Agung Tuban, Desa Kutareja, Tuban. Kini kuburan itu dikitari tembok dengan tiga lapis halaman. Setiap halaman dibatasi tembok berpintu gerbang.
4. SUNAN KUDUS
MESKI namanya Sunan Kudus, ia bukanlah asli Kudus. Dia datang dari Jipang Panolan (ada yang mengatakan disebelah utara Blora), berjarak 25 kilometer ke arah barat kota Kudus, Jawa Tengah. Di sanalah ia dilahirkan, dan diberi nama Ja’far Shodiq. Ia adalah anak dari hasil perkawinan Sunan Undung atau Sunan Ngudung (Raden Usman Haji) dengan Syarifah, cucu Sunan Ampel. Semasa jayanya, Sultan Undung terkenal sebagai panglima perang yang tangguh.
Sampai suatu waktu, Sunan Undung tewas dalam peperangan antara Demak dan Majapahit. Setelah itu, Ja’far Shodiq menggantikan posisi ayahnya. Tugas utamanya ialah menaklukkan wilayah Kerajaan Majapahit untuk memperluas kekuasaan Demak. Kenyataannya, Ja’far Shodiq terbukti hebat di medan perang, tak kalah dengan kepiawaian ayahnya.
Ja’far Shodiq berhasil mengembangkan wilayah Kerajaan Demak, ke timur mencapai Madura, dan ke arah barat hingga Cirebon. Sukses ini kemudian memunculkan berbagai cerita kesaktian Ja’far Shodiq. Misalnya, sebelum perang, Ja’far Shodiq diberi badong –semacam rompi– oleh Sunan Gunung Jati. Badong itu dibawa berkeliling arena perang.
Dari badong sakti itu kemudian keluarlah jutaan tikus, yang juga ternyata sakti. Kalau dipukul, tikus itu bukannya mati, malah makin mengamuk sejadi-jadinya. Pasukan Majapahit ketakutan lari tunggang langgang. Dia juga punya sebuah peti, yang bisa mengeluarkan jutaan tawon. Banyak prajurit Majapahit yang tewas disengat tawon.
Yang pasti, pemimpin pasukan Majapahit, Adipati Terung, menyerah kepada pasukan Ja’far Shodiq. Usai perang, Ja’far Shodiq menikahi putri Adipati Terung, yang kemudian menghasilkan delapan anak. Selama hidupnya, Ja’far Shodiq sendiri juga punya istri lain, antara lain putri Sunan Bonang, yang menghasilkan satu anak.
Sukses mengalahkan Majapahit membuat posisi Ja’far Shodiq makin kokoh. Dia mendapat tugas lanjutan untuk mengalahkan Adipati Handayaningrat, yang berniat makar terhadap Kerajaan Demak. Adipati Handayaningrat merupakan gelar yang disandang Kebo Kenanga, penguasa daerah Pengging –wilayah Boyolali– dan sekitarnya.
Kebo Kenanga berniat mendirikan negara sendiri bersama Ki Ageng Tingkir. Pasangan ini merupakan pengikut Syekh Siti Jenar, seorang guru yang mengajarkan hidup model sufi. Kebo Kenanga dan Tingkir digambarkan sebagai saudara seperjuangan, yang saling menyayangi bagaikan saudara kandung.
Tanda-tanda pembangkangan Kebo Kenanga makin kentara ketika ia menolak menghadap Raja Demak, Adipati Bintara, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raden Patah. Surat panggilan yang dibuat Raden Patah ditelantarkan hingga tiga tahun oleh Kebo Kenanga. Maka, Raden Patah memutuskan untuk mematahkan pembangkangan Kebo Kenanga itu.
Raden Patah memerintahkan Ja’far Shodiq ”meredam” Kebo Kenanga. Dalam sebuah pertarungan, Kebo Kenanga tewas. Namun, kehebatan Ja’far Shodiq sebagai panglima perang lama-kelamaan surut. Bahkan, menjelang kepindahannya ke Kudus, Ja’far Shodiq tidak lagi menjadi panglima perang, melainkan menjadi penghulu masjid di Demak.
Terdapat beberapa versi tentang kepergian Ja’far Shodiq dari Demak. Ada kemungkinan, Ja’far Shodiq berselisih paham dengan Raja Demak. Kemungkinan lain, Ja’far Shodiq berselisih paham dengan Sunan Kalijaga. Dalam Serat Kandha disebutkan, Ja’far Shodiq memiliki murid, Pangeran Prawata. Belakangan, Pangeran Prawata justru mengakui Sunan Kalijaga sebagai guru baru.
Bagi Ja’far Shodiq, Pangeran Prawata durhaka karena mengakui dua guru sekaligus. Ketika Pangeran Prawata menjadi Raja Demak, Ja’far Shodiq berniat membunuhnya, melalui tangan Arya Penangsang, yang tiada lain dari pada adik kandung Prawata. Agaknya, Arya Penangsang tidak tega, maka dia pun menyuruh orang lain lagi, yang bernama Rangkud.
Pangeran Prawata akhirnya tewas bersama istrinya, setelah ditikam Rangkud. Jenazah Prawata bersandar ke badan istrinya, karena keduanya tertembus pedang. Rangkud juga mati. Sebab, tanpa diduga, sebelum mengembuskan napas penghabisan, Prawata sempat melempar keris Kiai Bethok ke tubuh Rangkud.
Versi lain menyebutkan, Ja’far Shodiq meninggalkan Demak karena alasan pribadi semata. Ia ingin hidup merdeka dan membaktikan seluruh hidupnya untuk kepentingan agama Islam. Belum jelas kapan persisnya Ja’far Shodiq tiba di Kudus. H.J. De Graaf dan T.H. Pigeaud dalam bukunya, Kerajaan Islam Pertama di Jawa, mencoba mengumpulkan beberapa catatan tentang aktivitas Ja’far Shodiq di sana.
Kedua peneliti itu menyatakan, ketika Ja’far Shodiq menginjakkan kaki di Kudus, kota itu masih bernama Tajug. Menurut penuturan warga setempat, yang mula-mula mengembangkan kota Tajug adalah Kiai Telingsing. Ada yang menyebut, Telingsing merupakan panggilan sederhana kepada The Ling Sing, orang Cina beragama Islam.
Cerita ini menunjukkan bahwa kota itu sudah berkembang sebelum kedatangan Ja’far Shodiq. Beberapa cerita tutur mempercayai bahwa Ja’far Shodiq merupakan penghulu Demak yang menyingkir dari kerajaan. Di Tajug, Ja’far Shodiq mula-mula hidup di tengah-tengah jamaah dalam kelompok kecil. Ada yang menafsirkan, jamaah Ja’far Shodiq itu merupakan para santri yang dibawanya dari Demak.
Mereka sekaligus para tentara yang ikut bersama-sama Ja’far Shodiq memerangi Majapahit. Versi lain menyebutkan, para pengikutnya itu merupakan warga setempat yang dipekerjakan Ja’far Shodiq untuk menggarap tanah ladang. Ini bisa ditafsirkan bahwa Ja’far Shodiq mula-mula hidup dari penghasilan menggarap lahan pertanian.
Setelah jamaahnya makin banyak, Ja’far Shodiq kemudian membangun masjid sebagai tempat ibadah dan pusat penyebaran agama. Tempat ibadah yang diyakini dibangun oleh Ja’far Shodiq adalah Masjid Menara Kudus, yang kini masih berdiri. Nama Ja’far Shodiq tercatat dalam inskripsi masjid tersebut.
Menurut catatan di situ, masjid ini didirikan pada 956 Hijriah, sama dengan 1549 Masehi. Dalam inskripsi terdapat kalimat berbahasa Arab yang artinya, ”… Telah mendirikan masjid Aqsa ini di negeri Quds…” Sangat jelas bahwa Ja’far Shodiq menamakan masjid itu dengan sebutan Aqsa, setara dengan Masjidil Aqsa di Yerusalem.
Kota Tajug juga mendapat nama baru, yakni Quds, yang kemudian berubah menjadi Kudus. Pada akhirnya, Ja’far Shodiq sendiri lebih terkenal dengan sebutan Sunan Kudus. Dalam menyebarkan agamanya, Sunan Kudus mengikuti gaya Sunan Kalijaga, yakni menggunakan model ”tutwuri handayani”. Artinya, Sunan Kudus tidak melakukan perlawanan frontal, melainkan mengarahkan masyarakat sedikit demi sedikit.
Ketika itu, masyarakat Kudus masih didominasi penganut Hindu. Maka, Sunan Kudus pun berusaha memadukan kebiasaan mereka ke dalam syariat Islam secara halus. Misalnya, Sunan Kudus justru menyembelih kerbau, bukan sapi, pada saat hari raya Idul Qurban. Itu merupakan bagian dari penghormatan Sunan Kudus kepada para pengikut Hindu.
Cara yang simpatik itu membuat para penganut agama lain bersedia mendengarkan ceramah agama Islam dari Sunan Kudus. Surat Al-Baqarah, yang dalam bahasa Arab artinya sapi, sering dibacakan Sunan Kudus untuk lebih memikat pendengar. Pembangunan Masjid Kudus sendiri tidak meninggalkan unsur arsitektur Hindu. Bentuk menaranya tetap menyisakan arsitektur gaya Hindu.
Diantara bekas peninggalan beliau adalah Masjid Raya di-Kudus, yang kemudian dikenal dengan sebutan Masjid Menara Kudus. Oleh karena di halaman masjid tersebut terdapat sebuah menara kuno yang indah. Mengenai asal-usulnya nama Kudus menurut dongeng (legenda) yang hidup dikalangan masyarakat setempat ialah, bahwa dahulu Sunan Kudus pernah pergi naik haji sambil menuntut ilmu di tanah Arab, kemudian beliau juga mengajar di sana. Pada suatu masa, di tanah arab konon berjangkit suatu wabah penyakit yang membahayakan, penyakit itu menjadi reda berkat jasa Sunan Kudus. Oleh karena itu, seorang amir disana berkenan untuk memberikan suatu hadiah kepada beliau. Akan tetapi beliau menolak, hanya kenang-kenangan sebuah batu yang beliau minta. Batu tersebut katanya berasal dari kota Baitul Makdis, atau Jeruzalem, maka sebagai peringatan kepada kota dimana Ja’far Sodiq hidup serta bertempat tinggal, kemudian diberikan nama Kudus.
Bahkan menara yang terdapat di depan masjid itupun juga menjadi terkenal dengan sebutan Menara Kudus. Mengenai nama Kudus atau Al Kudus ini di dalam buku Encyclopedia Islam antara lain disebutkan : “Al kuds the usual arabic nama for Jeruzalem in later times, the olders writers call it commonly bait al makdis ( according to some : mukaddas ), with really meant the temple (of solomon), a translation of the hebrew bethamikdath, but it because applied to the whole town.”
Kebiasaan unik lain Sunan Kudus dalam berdakwah adalah acara bedug dandang, berupa kegiatan menunggu datangnya bulan Ramadhan. Untuk mengundang para jamaah ke masjid, Sunan Kudus menabuh beduk bertalu-talu. Setelah jamaah berkumpul di masjid, Sunan Kudus mengumumkan kapan persisnya hari pertama puasa.
Sekarang ini, acara dandangan masih berlangsung, tapi sudah jauh dari aslinya. Menjelang Ramadhan, banyak orang datang ke areal masjid. Tetapi, mereka bukan hendak mendengarkan pengumuman awal puasa, hanya untuk membeli berbagai juadah yang dijajakan para pedagang musiman.
Legenda Kota Kudus
Nama Sunan Kudus di kalangan masyarakat setempat, dimitoskan sebagai seorang tokoh yang terkenal dengan seribu satu tentang kesaktianya, Sunan Kudus dikatanya sebagai wali yang sakti, yang dapat diperbuat sesuatu di luar kesanggupan otak dan tenaga manusia biasa.
Dalam dongeng yang masih hidup di kalangan masyarakat, antara lain dikatakan, bahwa pada zaman dahulu pernah Sunan Kudus pergi haji serta bermukim disana. Kemudian beliau menderita penyakit kudis ( bhs. Jawa : gudigen ), sehingga oleh kawan – kawan beliau, Sunan Kudus dihina. Entah kenapa timbullah malapetaka yang menimpa negeri Arab dengan berjangkitnya wabah penyakit. Segala daya upaya telah dilakukan untuk mengatasi bahaya tersebut, namun kiranya usaha itu sia – sia belaka. Akhirnya di mintalah bantuan beliau untuk memberikan jasa – jasa baiknya. Bahaya itupun karena kesaktian beliau menjadi reda kembali. Atas jasa beliau, Amir dari negeri Arab itupun berkenan memberi hadiah kepada beliau sebagai pembalasan jasa. Akan tetapi Sunan Kudus menolak pemberian hadiah berupa apapun juga. Dan beliau hanya meminta sebuah batu sebagai kenang – kenangan yang akan dipakai sebagai peringatan bagi pendirian masjid di Kudus.
Jauh sebelum masjid kuno itu didirikan beliau konon kabarnya masjid yang terletak di desa Nganguk di Kudus itu adalah masjid Sunan Kudus yang pertama kali. Dalam dongeng di ceritakan, bahwa jauh sebelum Sunan Kudus memegang tampuk pimpinan di Kudus, telah ada seorang tokoh terkemuka disana ialah Kyai Telingsing. karena beliau sudah lanjut usia maka ia ingin mencari penggantinya. Pada suatu hari Kyai Telingsing berdiri sambil menengok ke kanan dan ke kiri seperti ada yang dicarinya (bhs. Jawa : ingak – inguk), tiba – tiba Sunan Kudus pun muncul dari arah selatan, dan masjidpun segera dibinanya di dalam waktu yang amat singkat, malahan ada yang mengatakan bahwa masjid itu tiba – tiba muncul denga sendirinya (bhs. Jawa : Majid tiban), berhubungan dengan itu desa tersebut kemudian di beri nama : Nganguk, sedangkan masjidnya dinamakan Masjid Nganguk Wali.
Lebih jauh dalam dongeng itupun disebutkan, bahwa baik Menara Kudus maupun lawang kembar, masing – masing di bawa oleh beliau dengan di bungkus sapu tangandari tanah Arab, sedangkan lawang kembar, katanya di pindahkan beliau dari Majapahit.
LEGENDA DAERAH JEMBER
Sekali peristiwa, datang seorang tamu bernama Ki Ageng Kedu yang hendak menghadap Sunan Kudus. tamu tersebut mengendarai sebuah tampah. sesampainya di Kudus Ki Ageng Kedu tidak lah langsung menghadap Sunan Kudus, melainkan memamerkan kesaktianya dengan mengendarai tampah serta berputar – putar diangkasa. Seketika dilihatnya oleh Sunan Kudus, maka beliau murka sambil mengatakan, bahwa tamu Ki Ageng Kedu ini menyombongkan kesaktianya. Sesudah di sabda oleh beliau, berkat kesaktian Sunan Kudus, tampah yang ditumpangi Ki Ageng Kedu itupun meluncur ke bawah hingga jatuh ke tanah yang becek (bhs. Jawa : ngecember), sehingga tempat tersebut kemudian dinamakan Jember
Selain itu di dalam dongeng di sebutkan bahwa pada suatu hari Sunan Kudus memakan ikan lele, kemudian setelah tinggal tulang dan kepalanya, dibuanglah oleh Sunan Kudus ke dalam sebuah sumur, maka ikan yang tinggal tulang dan kepala itupun hidup kembali.
Di dalam “Babad Tanah Jawi” serta kepustakaan Jawa lainya dikatakan, bahwa nama kecil Sunan Kudus ialah Raden Undung, beliau pernah memimpin tentara Demak melawan Majapahit. Selanjutnya juga di sebutkan bahwa Sunan Kudus lah yang membunuh Syekh Siti Jenar dan Kebo Kenanga, karena keduanya mengajarkan ilmu yang di pandang sangat membahayakan masyarakat yang baru saja memeluk agama Islam.
5. SUNAN GUNUNG JATI
DI KOMPLEKS pemakaman Gunung Sembung, sering terlihat penziarah –perorangan atau rombongan– dari kalangan etnis Cina. Sama dengan para saudaranya dari kalangan Islam, umat Buddha dan Konghucu itu bertujuan menyekar pemakaman yang terletak di Desa Astana, sekitar tiga kilometer di barat kota Cirebon, Jawa Barat, itu.
Untuk mereka disediakan ”kavling” khusus di sisi barat serambi depan kompleks pemakaman. Tentu bukan karena diskriminasi. ”Kami tak membeda-bedakan penziarah,” kata Yusuf Amir, salah seorang juru kunci kompleks pemakaman. ”Penziarah muslim ataupun nonmuslim semuanya bisa berdoa di sini,” Yusuf, 36 tahun, menambahkan.
Pemisahan tempat semata-mata karena ritual yang berbeda. Di sayap barat itu terdapat makam Ong Tien, salah seorang istri Syarif Hidayatullah, yang lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati. Dia adalah putri Kaisar Hong Gie dari Dinasti Ming. Banyak versi tentang perjodohan mereka. Yang paling spekatakuler tentulah versi ”nujum bertuah” Sunan Gunun Jati.
Syahdan, dalam persinggahannya di Cina, Syarif Hidayatullah menyebarkan Islam sambil berpraktek sebagai tabib. Setiap yang datang berobat diajarinya berwudu dan diajak salat. Manjur, si sakit sembuh. Dalam waktu singkat, nama Syarif Hidayatullah semerbak di kota raja. Kaisar pun kemudian tertarik menjajal kesaktian ‘’sinse” dari Tanah Pasundan itu.
Syarif Hidayatullah dipanggil ke istana. Sementara itu, Kaisar menyuruh putrinya yang masih gadis, Lie Ong Tien, mengganjal perutnya dengan baskom, sehingga tampak seperti hamil, kemudian duduk berdampingan dengan saudarinya yang memang sedang hamil tiga bulan. Syarif Hidayatullah disuruh menebak: mana yang bener-benar hamil.
Syarif Hidayatullah menunjuk Ong Tien. Kaisar dan para ”abdi dalem” ketawa terkekeh. Tapi, sejurus kemudian, istana geger. Ong Tien ternyata benar-benar hamil, sedangkan kandungan saudarinya justru lenyap. Kaisar meminta maaf kepada Syarif Hidayatullah, dan memohon agar Ong Tien dinikahi.
Sejarahwan Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat menyangsikan cerita ini. Dalam disertasinya di Universitas Leiden, Belanda, 1913, yang berjudul Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten, Hoesein terang-terangan menyebutkan bahwa lawatan Syarif Hidayatullah ke negeri Cina hanya legenda.
Tentu tak semua sepakat dengan Hoesein. Meski tak menyebut-nyebut soal ”nujum” itu, dalam buku Sejarah Cirebon, 1990, Pangeran Soelaeman Sulendraningrat menyebutkan Syarif Hidayatullah memang pergi ke Cina. Ia sempat menetap di salah satu tempat di Yunan. Ia juga pernah diundang Kaisar Hong Gie.
Kebetulan, sekretaris kerajaan pada masa itu, Ma Huan dan Feishin, sudah memeluk Islam. Dalam pertemuan itulah Syarif Hidayatullah dan Ong Tien saling tertarik. Kaisar tak setuju. Syarif Hidayatullah lalu dipersonanongratakan. Tapi, kecintaan Ong Tien kepada Syarif Hidayatullah sudah sangat mendalam.
Dia mendesak terus ayahnya agar diizinkan menyusul kekasihnya ke Cirebon. Setelah mendapat izin, Ong Tien bertolak ke Cirebon dengan menggunakan kapal layar kerajaan Cina. Dia dikawal Panglima Lie Guan Cang, dengan nakhoda Lie Guan Hien. Putri membawa barang-barang berharga dari Istana Kerajaan Cina, terutama berbagai barang keramik.
Barang-barang kuno ini kini masih terlihat di sekitar Keraton Kasepuhan atau Kanoman, bahkan di kompleks pemakaman Gunung Sembung. Dari Ong Tien, Syarif Hidayatullah tak beroleh anak. Putri Cina itu keburu meninggal setelah empat tahun berumah tangga. Besar kemungkinan, sumber yang dirujuk P.S. Sulendraningrat adalah Carita Purwaka Caruban Nagari.
Naskah yang ditemukan pada l972 ini ditulis oleh Pangeran Arya Cirebon pada 1720. Banyak sejarahwan menilai, kisah Syarif Hidayatullah yang ditulis dalam kitab tersebut lebih rasional dibandingkan dengan legenda yang berkembang di masyarakat. Belakangan diketahui, Pangeran Arya mendasarkan penulisannya pada Pustaka Negara Kertabumi.
Naskah yang termaktub dalam kumpulan Pustaka Wangsa Kerta itu ditulis pada 1677-1698. Naskah ini dianggap paling dekat dengan masa hidup Syarif Hidayatullah, alias Sunan Gunung Jati. Dia lahir pada 1448, wafat pada 1568, dan dimakamkan di Pasir Jati, bagian tertinggi ”Wukir Saptarengga”, kompleks makam Gunung Sembung.
Carita sering dirujuk para sejarahwan kiwari untuk menjungkirbalikkan penelitian Hoesein Djajadiningrat, yang menyimpulkan bahwa Sunan Gunung Jati dan Faletehan sebagai orang yang sama. Berdasarkan naskah tersebut, Sunan Gunung Jati bukan Falatehan, atawa Fatahillah. Tokoh yang lahir di Pasai, pada 1490, ini justru menantu Sunan Gunung Jati.
Tapi, apa boleh buat, pemikiran Hoesein ini berpengaruh besar dalam penulisan sejarah Indonesia. Buku-buku sejarah Indonesia, sejak zaman kolonial sampai Orde Baru, sering menyebut Fatahillah sebagai Sunan Gunung Jati. Padahal, di Gunung Sembung, Astana, masing-masing tokoh itu punya makam sendiri.
”Tak satu pun naskah asli Cirebon yang menyebutkan Sunan Gunung Jati sama dengan Fatahillah,” kata Dadan Wildan, seperti tertulis dalam disertasinya, Cerita Sunan Gunung Jati: Keterjalinan Antara Fiksi dan Fakta – Suatu Kajian Pertalian Antarnaskah Isi, dan Analisa Sejarah dalam Naskah-Naskah Tradisi Cirebon.
Dadan berhasil meraih gelar doktor ilmu sejarah dari Universitas Padjadjaran, Bandung, September lalu. Naskah yang ditelitinya, selain Carita Purwaka Caruban Nagari, adalah Caruban Kanda (1844), Babad Cerbon (1877), Wawacan Sunan Gunung Jati, Sajarah Cirebon, dan Babad Tanah Sunda –yang ditulis pertengahan abad ke-20.
Di naskah-naskah itulah bertebaran mitos kesaktian Sunan Gunung Jati, dari cincin Nabi Sulaiman sampai jubah Nabi Muhammad SAW. Tapi, mengenai asal usul Syarif Hidayatullah, semuanya sepakat ia berdarah biru, baik dari garis ayah maupun garis ibu. Ayahnya Sultan Mesir, Syarif Abdullah. Ibunya adalah Nyai Lara Santang.
Setelah menikah, putri raja Siliwangi dan adik Pangeran Walangsungsang itu memakai nama Syarifah Mudaim. Lara Santang dan Walangsungsang memperdalam agama Islam di Cirebon, berguru pada Syekh Idlofi Mahdi yang asal Baghdad. Syekh Idlofi terkenal juga dengan sebutan Syekh Djatul Kahfi atau Syekh Nurul Jati. Setelah khatam, keduanya disuruh ke Mekkah menunaikan ibadah haji.
Di situlah, seperti dikisahkan dalam Carita Purwakan Caruban Nagari, mereka bertemu dengan Patih Kerajaan Mesir, Jamalullail. Patih ini ditugasi Sultan Mesir, Syarif Abdullah, mencari calon istri yang wajahnya mirip dengan permaisurinya yang baru meninggal. Lara Santang kebetulan mirip, lalu diboyong ke Mesir.
Walasungsang pulang ke Jawa, kemudian jadi penguasa Nagari Caruban Larang –cikal bakal kerajaan Cirebon. Sejak itu dia lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Cakrabuana. Dari perkawinan Syarif Abdullah-Syarifah Mudaim lahir Syarif Hidayatullah, pada 1448. Dalam usia 20 tahun, Syarif Hidayatullah pergi ke Mekah untuk memperdalam pengetahuan agama.
Selama empat tahun ia berguru kepada Syekh Tajuddin Al-Kubri dan Syekh Ata’ullahi Sadzili. Kemudian ia ke Baghdad untuk belajar tasauf, lalu kembali ke negerinya. Di Mesir, oleh pamannya, Raja Onkah, Syarif Hidayatullah hendak diserahi kekuasaan. Namun Syarif menolak, dan menyerahkan kekuasaan itu kepada adiknya, Syarif Nurullah.
Syarif Hidayatullah bersama ibunya pulang ke Cirebon, dan pada l475 tiba di Nagari Caruban Larang yang diperintah pamannya, Pangeran Cakrabuana. Empat tahun kemudian Pangeran Cakrabuana mengalihkan kekuasannnya kepada Syarif Hidayatullah, setelah sebelumnya menikahkan Syarif Hidayatullah dengan putrinya, Ratu Pakungwati.
Untuk keperluan dakwah, Syarif Hidayatullah pada tahun itu juga menikahi Ratu Kawunganten. Dari pernikahan ini, dia dikarunia dua putra, Ratu Winahon dan Pangeran Sabangkingking. Pangeran Sabangkingking kemudian dikenal sebagai Sultan Hasanudin, dan diangkat jadi Sultan Banten. Ratu Winahon, yang lebih dikenal dengan sebutan Ratu Ayu, dinikahkah dengan Fachrulllah Khan, alias Faletehan.
6. SUNAN KALIJAGA
HUTAN Jatiwangi, pada suatu masa. Di rindang lebat pepohonan jati di kawasan Lasem, Rembang, Jawa Tengah, itu dua lelaki berbeda umur tegak berhadapan. Yang satu pemuda berpakaian serba hitam. Di depannya seorang pria lebih tua, dibalut busana serba putih. Sebatang tongkat menyangga tubuhnya.
Pemuda berbaju hitam itu bernama Lokajaya, berandal yang gemar membegal pejalan yang melewati hutan Jatiwangi. Ia silau oleh kemilau kuning keemasan gagang tongkat yang dibawa pria berjubah putih. Siapa pun orang berjubah putih itu, layaklah ia menjadi mangsa Lokajaya. Dan ketika tongkat itu direbut, orang tua tadi sama sekali tak berlawan.
Ia tersungkur di tanah, kehilangan keseimbangan. Tongkat berkepala emas itu berpindah tangan. Bangkit dari jatuhnya, orang tua itu memberi nasihat, dengan tutur kata lembut. Nasihat inilah yang mengubah jalan hidup Lokajaya. Ia menjadi murid orang tua itu –yang tiada lain daripada Sunan Bonang. Lokajaya sendiri kemudian dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
Begitulah legenda Sunan Kalijaga mengalir, dalam berbagai versi. Jalan hidup sunan yang satu ini tercantum dalam berbagai naskah kuno, babad, serat, hikayat, atau hanya cerita tutur turun-temurun. Mudah dipahami kalau muatannya berbeda-beda. Begitu pula halnya dengan asal-usul Sunan Kalijaga.
Menurut Babad Tanah Jawi, Sunan Kalijaga adalah putra Wilwatikta, Adipati Tuban. Nama aslinya Raden Said, atau Raden Sahid. Menurut babad dan serat, Sunan Kalijaga juga disebut Syekh Malaya, Raden Abdurrahman, dan Pangeran Tuban. Gelar ”Kalijaga” sendiri punya banyak tafsir.
Ada yang menyatakan, asalnya dari kata jaga (menjaga) dan kali (sungai). Versi ini didasarkan pada penantian Lokajaya akan kedatangan Sunan Bonang selama tiga tahun, di tepi sungai. Ada juga yang menulis, kata itu berasal dari nama sebuah desa di Cirebon, tempat Sunan Kalijaga pernah berdakwah.
Kelahiran Sunan Kalijaga pun menyimpan misteri. Ia diperkirakan lahir pada 1430-an, dihitung dari tahun pernikahan Kalijaga dengan putri Sunan Ampel. Ketika itu Sunan Kalijaga diperkirakan berusia 20-an tahun. Sunan Ampel, yang diyakini lahir pada 1401, ketika menikahkan putrinya dengan Sunan Kalijaga, berusia 50-an tahun.
Sunan Kalijaga dilukiskan hidup dalam empat era pemerintahan. Yakni masa Majapahit (sebelum 1478), Kesultanan Demak (1481-1546), Kesultanan Pajang (1546-1568), dan awal pemerintahan Mataram (1580-an). Begitulah yang dinukilkan Babad Tanah Jawi, yang memerikan kedatangan Sunan Kalijaga ke kediaman Panembahan Senopati di Mataram.
Tak lama setelah itu, Sunan Kalijaga wafat. Jika kisah itu benar, Sunan Kalijaga hidup selama sekitar 150-an tahun! Tapi, lepas dari berbagai versi itu, kisah Sunan Kalijaga memang tak pernah padam di kalangan masyarakat pesisir utara Jawa Tengah, hingga Cirebon. Terutama caranya berdakwah, yang dianggap berbeda dengan metode para wali yang lain.
Ia memadukan dakwah dengan seni budaya yang mengakar di masyarakat. Misalnya lewat wayang, gamelan, tembang, ukir, dan batik, yang sangat populer pada masa itu. Babad dan serat mencatat Sunan Kalijaga sebagai penggubah beberapa tembang, di antaranya Dandanggula Semarangan –paduan melodi Arab dan Jawa.
Tembang lainnya adalah Ilir-Ilir, meski ada yang menyebutnya karya Sunan Bonang. Lariknya punya tafsir yang sarat dengan dakwah. Misalnya tak ijo royo-royo dak sengguh penganten anyar. Ungkapan ijo royo-royo bermakna hijau, lambang Islam. Sedangkan Islam, sebagai agama baru, diamsalkan penganten anyar, alias pengantin baru.
Peninggalan Sunan Kalijaga lainnya adalah gamelan, yang diberi nama Kanjeng Kyai Nagawilaga dan Kanjeng Kyai Guntur Madu. Gamelan itu kini disimpan di Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, seiring dengan berpindahnya kekuasan Islam ke Mataram. Pasangan gamelan itu kini dikenal sebagai gamelan Sekaten.
Karya Sunan Kalijaga yang juga menonjol adalah wayang kulit. Ahli sejarah mencatat, wayang yang digemari masyarakat sebelum kehadiran Sunan Kalijaga adalah wayang beber. Wayang jenis ini sebatas kertas yang bergambar kisah pewayangan. Sunan Kalijaga diyakini sebagai penggubah wayang kulit.
Tiap tokoh wayang dibuat gambarnya dan disungging di atas kulit lembu. Bentuknya berkembang dan disempurnakan pada era kejayaan Kerajaan Demak, 1480-an. Cerita dari mulut ke mulut menyebut, Kalijaga juga piawai mendalang. Di wilayah Pajajaran, Sunan Kalijaga lebih dikenal sebagai Ki Dalang Sida Brangti.
Bila sedang mendalang di kawasan Tegal, Sunan Kalijaga bersalin nama menjadi Ki Dalang Bengkok. Ketika mendalang itulah Sunan Kalijaga menyisipkan dakwahnya. Lakon yang dimainkan tak lagi bersumber dari kisah Ramayana dan Mahabarata. Sunan Kalijaga mengangkat kisah-kisah carangan.
Beberapa di antara yang terkenal adalah lakon Dewa Ruci, Jimat Kalimasada, dan Petruk Dadi Ratu. Dewa Ruci ditafsirkan sebagai kisah Nabi Khidir. Sedangkan Jimat Kalimasada tak lain perlambang dari kalimat syahadat. Bahkan kebiasan kenduri pun jadi sarana syiarnya.
Sunan Kalijaga mengganti puja-puji dalam sesaji itu dengan doa dan bacaan dari kitab suci Al-Quran. Di awal syiarnya, Kalijaga selalu berkeliling ke pelosok desa. Menurut catatan Prof. Husein Jayadiningrat, Kalijaga berdakwah hingga ke Palembang, Sumatera Selatan, setelah dibaiat sebagai murid Sunan Bonang.
Di Palembang, ia sempat berguru pada Syekh Sutabaris. Cuma, keberadaan Sunan Kalijaga di ”bumi Sriwijaya” itu tidak meninggalkan catatan tertulis. Hanya disebut dalam Babad Cerbon, Sunan Kalijaga tiba di kawasan Cirebon setelah berdakwah dari Palembang. Konon, Kalijaga ingin menyusul Sunan Bonang, yang pergi ke Mekkah.
Tapi, oleh Syekh Maulana Magribi, Kalijaga diperintahkan balik ke Jawa. Babad Cerbon menulis, Sunan Kalijaga menetap beberapa tahun di Cirebon, persisnya di Desa Kalijaga, sekitar 2,5 kilometer arah selatan kota. Pada awal kedatangannya, Kalijaga menyamar dan bekerja sebagai pembersih masjid Keraton Kasepuhan.
Di sinilah Sunan Kalijaga bertemu dengan Sunan Gunung Jati. Kisah pertemuannya rada-rada aneh. Sunan Gunung Jati sengaja menguji Kalijaga dengan sebongkah emas. Emas itu ditaruh di padasan, tempat orang mengambil wudu. Kalijaga sendiri tak kaget mengingat ajaran Sunan Ampel, ”ojo gumunan lan kagetan” (jangan mudah heran dan terkejut).
Ia ”menyulap” emas menjadi batu bata, dan menjadikannya tempat menaruh bakiak bagi orang yang berwudu. Giliran Sunan Gunung Jati yang takjub. Ia pun ”menganugerahkan” adiknya, Siti Zaenah, untuk diperistri Sunan Kalijaga. Hanya beberapa tahun Sunan Kalijaga dikisahkan menetap di Cirebon.
Dakwahnya berlanjut ke arah timur, lewat pesisir utara sampai ke Kadilangu, Demak. Di sinilah diyakini Sunan Kalijaga menetap lama hingga akhir hayatnya. Kadilangu merupakan tempat Sunan Kalijaga membina kehidupan rumah tangga. Istri yang disebut-sebut hanyalah Dewi Sarah, putri Maulana Ishak.
Pernikahan dengan Dewi Sarah itu membuahkan tiga anak, satu di antaranya Raden Umar Said, yang kelak bergelar Sunan Muria. Sunan Muria dan Sunan Kudus tergolong satu aliran dalam berdakwah dengan Sunan Kalijaga. Metode dakwah aliran Kalijaga itu amat keras ditentang Sunan Ampel, mertuanya, dan Sunan Drajat, kakak iparnya.
Hingga kini para pengikut ajaran Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Kudus dikenal dengan sebutan kelompok ”Islam abangan”. Julukan ini hingga kini melekat pada masyarakat di sepanjang pesisir utara, dari Demak, Semarang, Tegal, hingga Cirebon. Selain dakwah dengan kontak budaya, kisah spektakuler lainnya adalah pendirian Masjid Agung Demak.
Babad Demak menyebutkan, masjid itu berdiri pada 1477, berdasarkan candrasengkala ”Lawang Trus Gunaning Janma” –bermakna angka 1399 tahun Saka. Kisah pendirian Masjid Agung Demak sendiri banyak bercampur dengan dongeng. Masih belum jelas, benarkah kesembilan wali berada di tempat ini dalam satu waktu.
Untuk keperluan dakwah, Syarif Hidayatullah pada tahun itu juga menikahi Ratu Kawunganten. Dari pernikahan ini, dia dikarunia dua putra, Ratu Winahon dan Pangeran Sabangkingking. Pangeran Sabangkingking kemudian dikenal sebagai Sultan Hasanudin, dan diangkat jadi Sultan Banten. Ratu Winahon, yang lebih dikenal dengan sebutan Ratu Ayu, dinikahkah dengan Fachrulllah Khan, alias Faletehan.
7. SUNAN MURIA
RADEN Umar Said sedang asyik berceramah di padepokannya di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, ketika seorang pemuda datang berkunjung. Tanpa tedeng aling-aling, pemuda itu, Raden Bambang Kebo Anabrang, mengaku sebagai putra Raden Umar. Raden Umar terkejut mendengarnya. Ia segera membantah dan mengusir Kebo Anabrang.
Tetapi, Kebo Anabrang tetap bersikeras, tak mau meninggalkan padepokan sebelum Raden Umar mengaku sebagai ayahnya. Karena terus didesak, Raden Umar akhirnya mengalah. Tapi dengan satu syarat: Kebo Anabrang harus memindahkan salah satu pintu gerbang Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, ke padepokannya dalam semalam. Padahal, jaraknya mencapai sekitar 350 kilometer.
Berkat kesaktian Kebo Anabrang, pintu gerbang itu enteng saja dipikulnya. Tetapi, dalam perjalanan, Kebo Anabrang dihadang Raden Ronggo dari Kadipaten Pasatenan Pati. Raden Ronggo juga memerlukan gerbang itu untuk mempersunting Roro Pujiwati, putri Kiai Ageng Ngerang. Siapa saja yang sanggup membawa gerbang Majapahit itu ke Juana berhak melamar Roro Pujiwati.
Terjadilah pertarungan sengit. Masing-masing mengeluarkan kesaktiannya. Raden Umar terpaksa turun langsung melerai pertengkaran itu. ”Siapa yang sanggup mengangkat pintu gerbang, dialah yang berhak,” kata Raden Umar. Ternyata, hanya Kebo Anabrang yang sanggup mengangkatnya. Ia pun melanjutkan perjalanan.
Tapi, apa lacur. Begitu melangkahkan kaki, terdengar kokok ayam bersahutan, pertanda pagi menjelang. Padahal, ia baru mencapai Dusun Rondole, Desa Muktiharjo, yang bejarak lima kilometer dari kota Pati. Konon, sampai kini pintu gerbang itu masih berdiri dan dikeramatkan penduduk setempat.
Itulah satu cuplikan cerita rakyat tentang Raden Umar Said, yang tak lain adalah Sunan Muria. Padepokannya di Colo terletak di lereng Gunung Muria, sekitar 800 meter di atas permukaan laut. Toh, kalaupun Kebo Anabrang berhasil, ia akan sulit menuliskan silsilahnya. Maklum, sampai kini belum ada telaah yang jelas mengenai asal-usul Sunan Muria.
Satu versi menyebutkan, Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga. Ahli sejarah A.M. Noertjahjo (1974) dan Solihin Salam (1964, 1974) yakin dengan versi ini. Berdasarkan penelusuran mereka, pernikahan Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh binti Maulana Is-haq memperoleh tiga anak, yakni Sunan Muria, Dewi Rukayah, dan Dewi Sofiah.
Versi lain memaparkan, Sunan Muria adalah putra Raden Usman Haji alias Sunan Ngudung. Karya R. Darmowasito, Pustoko Darah Agung, yang berisi sejarah dan silsilah wali dan raja-raja Jawa, menyebutkan Sunan Muria sebagai putra Raden Usman Haji. Bahkan ada juga yang menyebutnya keturunan Tionghoa.
Dalam bukunya, Runtuhnya Kerajaan Hindhu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (1968), Prof. Dr. Slamet Muljana menyebutkan ayah Sunan Muria, Sunan Kalijaga, tak lain seorang kapitan Tionghoa bernama Gan Sie Cang. Sunan Muria disebut ”tak pandai berbahasa Tionghoa karena berbaur dengan suku Jawa”.
Slamet mengacu pada naskah kuno yang ditemukan di Klenteng Sam Po Kong, Semarang, pada 1928. Pemerintahan Orde Baru ketika itu khawatir penemuan Slamet ini mengundang heboh. Akibatnya, karya Slamet itu masuk dalam daftar buku yang dilarang Kejaksaan Agung pada 1971. Sayang sekali, belum ada telaah mendalam mengenai berbagai versi itu.
Sejauh ini, karya Umar Hasyim, Sunan Muria: Antara Fakta dan Legenda (1983), bolehlah digolongkan penelitian awal yang mencoba menelusuri silsilah Sunan Muria secara lebih ilmiah. Ia berusaha membedakan cerita rakyat dengan fakta. Misalnya tentang Sunan Muria sebagai keturunan Tionghoa.
Umar mengumpulkan sejumlah pendapat ahli sejarah. Ternyata, keabsahan naskah kuno tadi meragukan, karena telah bercampur dengan dongeng rakyat. Walau begitu, Umar mengaku kadang-kadang terpaksa mengandalkan penafsirannya dalam menelusuri jejak Sunan Muria. Hasilnya, Umar cenderung pada versi Sunan Muria sebagai putra Sunan Kalijaga.
Toh, dari berbagai versi itu, tak ada yang meragukan reputasi Sunan Muria dalam berdakwah. Gayanya ”moderat”, mengikuti Sunan Kalijaga, menyelusup lewat berbagai tradisi kebudayaan Jawa. Misalnya adat kenduri pada hari-hari tertentu setelah kematian anggota keluarga, seperti nelung dino sampai nyewu, yang tak diharamkannya.
Hanya, tradisi berbau klenik seperti membakar kemenyan atau menyuguhkan sesaji diganti dengan doa atau salawat. Sunan Muria juga berdakwah lewat berbagai kesenian Jawa, misalnya mencipta macapat, lagu Jawa. Lagu sinom dan kinanti dipercayai sebagai karya Sunan Muria, yang sampai sekarang masih lestari.
Lewat tembang-tembang itulah ia mengajak umatnya mengamalkan ajaran Islam. Karena itulah, Sunan Muria lebih senang berdakwah pada rakyat jelata ketimbang kaum bangsawan. Maka daerah dakwahnya cukup luas dan tersebar. Mulai lereng-lereng Gunung Muria, pelosok Pati, Kudus, Juana, sampai pesisir utara.
Cara dakwah inilah yang menyebabkan Sunan Muria dikenal sebagai sunan yang suka berdakwah topo ngeli. Yakni dengan ”menghanyutkan diri” dalam masyarakat. Sampai kini, kompleks makam Sunan Muria, yang terletak di Desa Colo, tak pernah sepi dari penziarah. ”Kurang lebih ada sekitar 15.000 penziarah tiap hari,” tutur Muhammad Shohib, Ketua Yayasan Masjid dan Makam Sunan Muria.
Mereka berasal dari seluruh pelosok Nusantara. ”Bahkan ada yang datang dari luar negeri, terutama dari negara Islam,” kata Shohib. Biasanya, kata Shohib, para penziarah ingin mendapat berkah untuk melicinkan usaha, atau mengharap jabatan yang lebih tinggi. Maka tak mengherankan, banyak juga pejabat negara yang datang ke makam Sunan Muria.
Dalam daftar tamu pengurus yayasan yang disodorkan Shohib, terdapat beberapa nama pejabat teras Jakarta. Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan, Susilo Bambang Yudhoyono, tercatat berziarah ke makam Sunan Muria pada 21 Oktober lalu. Mantan Ketua Dewan Koperasi Indonesia, Prof. Sri Edi Swasono, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Tyasno Sudarto, dan Mantan Kepala Kepolisian RI, Jenderal Roesmanhadi, juga pernah membubuhkan namanya di buku tamu.
Tentu saja tak ketinggalan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid, yang memang rajin bertandang ke makam-makam. Menurut Shohib, Gus Dur berziarah beberapa pekan sebelum lengser dari kursi kepresidenan. ”Hanya saja, ia tak mau mengisi buku tamu,” kata Shohib. Di kalangan pejabat yang hobi berziarah, kata Shohib, berkembang kepercayaan, jika sudah berkunjung ke makam Sunan Muria, jangan berziarah ke makam Sunan Kudus.
Jarak kedua makam memang tak begitu jauh, sekitar 19 km. ”Itu pantangan. Kalau berkunjung ke makam Sunan Kudus, bisa kehilangan jabatan,” kata Shohib. Contohnya Menteri Penerangan kabinet Orde Baru, H. Harmoko. ”Setelah tak menjabat, baru Pak Harmoko mengunjungi makam Sunan Kudus,” kata Shohib.
8. SUNAN GRESIK
Matahari baru saja tenggelam di Desa Tanggulangin, Gresik, Jawa Timur. Rembulan dan bintang giliran menyapa dengan sinarnya yang elok. Penduduk desa tampak ceria menyambut cuaca malam itu. Sebagian mereka berbincang santai di beranda, duduk lesehan di atas tikar. Mendadak terdengar suara gemuruh. Makin lama makin riuh.
Sejurus kemudian, dari balik pepohonan di perbatasan desa terlihat gerombolan pasukan berkuda –berjumlah sekitar 20 orang. Warga Tanggulangin berebut menyelamatkan diri –bergegas masuk ke rumahnya masing-masing. Kawanan tak diundang itu dipimpin oleh Tekuk Penjalin. Ia berperawakan tinggi, kekar, dengan wajah bercambang bauk.
”Serahkan harta kalian,” sergah Penjalin, jawara yang tak asing di kawasan itu. ”Kalau menolak, akan kubakar desa ini.” Tak satu pun penduduk yang sanggup menghadapi. Mereka memilih menyelamatkan diri, daripada ”ditekuk-tekuk” oleh Penjalin. Merasa tak digubris, kawanan itu siap menghanguskan Tanggulangin.
Obor-obor hendak dilemparkan ke atap rumah-rumah penduduk. Tetapi, mendadak niat itu terhenti. Sekelompok manusia lain, berpakaian putih-putih, tiba-tiba muncul entah dari mana. Rombongan ini dipimpin Syekh Maulana Malik Ibrahim, ulama terkenal yang mulai meluaskan pengaruhnya di wilayah Gresik dan sekitarnya.
Ghafur, seorang murid Syekh, maju ke depan. Dengan sopan ia mengingatkan kelakuan tak terpuji Penjalin. Penjalin tentu tak terima. Apalagi, orang yang mengingatkannya sama sekali tak dikenal di rimba persilatan Gresik. Dalam waktu singkat, terjadilah pertarungan seru. Penduduk Tanggulangin, yang melihat pertempuran itu, rame-rame keluar, lalu membantu Ghafur.
Akhirnya, Penjalin dan pasukannya kocar-kacir. Tapi, Penjalin tak mau menuruti perintah Ghafur agar membubarkan anak buahnya. Ghafur tak punya pilihan lain, ia harus membunuh Penjalin. Baru saja tiba pada keputusan itu, tiba-tiba wajahnya diludahi Penjalin. Ghafur marah sekali. Aneh, di puncak kemarahan itu, ia malah melangkah surut.
Penjalin terperangah. ”Mengapa tak jadi membunuh aku?” ia bertanya. Ghafur menjawab, ”Karena kamu telah membuatku marah, dan aku tak boleh menghukum orang dalam keadaan marah.” Mendengar ”dakwah” ini, disusul oleh perbincangan singkat, Penjalin dan gerombolannya menyatakan tertarik memeluk agama Islam.
Petikan di atas merupakan satu dari dua kisah populer tentang perjalanan dakwah Syekh Maulana Malik Ibrahim, yang juga dikenal sebagai Sunan Gresik. Satu cerita lagi yang kerap ditulis pengarang buku-buku Maulana Malik Ibrahim adalah pertemuannya dengan sekawanan kafir di tengah padang pasir.
Ketika itu, mereka hendak menjadikan seorang gadis sebagai tumbal meminta hujan kepada dewa. Pedang sudah dihunus. Sunan Gresik mendinginkan mereka dengan pembicaraan yang lembut, kemudian memimpin salat Istisqa’ –untuk memohon hujan. Tak lama kemudian langit mencurahkan butir-butir air, Kawanan kafir itu memeluk agama Islam.
Di kalangan Wali Songo, Maulana Malik Ibrahim disebut-sebut sebagai wali paling senior, alias wali pertama. Ada sejumlah versi tentang asal usul Syekh Magribi, sebutan lain Sunan Gresik itu. Ada yang mengatakan ia berasal dari Turki, Arab Saudi, dan Gujarat (India). Sumber lain menyebutkan ia lahir di Campa (Kamboja).
Setelah cukup dewasa, Maulana Malik Ibrahim diminta ayahnya, Barebat Zainul Alam, agar merantau, berdakwah ke negeri selatan. Maka, bersama 40 anggota rombongan yang menyertainya, Malik mengarungi samudra berhari-hari. Mereka kemudian berlabuh di Sedayu, Gresik, pada 1380 M. Mengenai tahun ”pendaratan” ini pun terdapat beberapa versi.
Buku pegangan juru kunci makam Maulana Malik Ibrahim, misalnya, mencantumkan tahun 1392. Beberapa naskah lain bahkan menyebut tahun 1404. Rombongan Malik kemudian menetap di Desa Leran, sekitar sembilan kilometer di barat kota Gresik. Ketika itu, Gresik berada di bawah Kerajaan Majapahit.
Dari sinilah Malik mulai meluncurkan dakwahnya, dengan gaya menjauhi konfrontasi. Sebagian besar masyarakat setempat ketika itu menganut Hindu, ”agama resmi” Kerajaan Majapahit. Sunan melalukan sesuatu yang sangat sederhana: membuka warung. Ia menjual rupa-rupa makanan dengan harga murah.
Dalam waktu singkat, warungnya ramai dikunjungi orang. Malik melangkah ke tahap berikutnya: membuka praktek sebagai tabib. Dengan doa-doa yang diambil dari Al-Quran, ia terbukti mampu menyembuhkan penyakit. Sunan Gresik pun seakan menjelma menjadi ”dewa penolong”. Apalagi, ia tak pernah mau dibayar.
Di tengah komunitas Hindu di kawasan itu, Sunan Gresik cepat dikenal, karena ia sanggup menerobos sekat-sekat kasta. Ia memperlakukan semua orang sama sederajat. Berangsur-angsur, jumlah pengikutnya terus bertambah. Setelah jumlah mereka makin banyak, Sunan Gresik mendirikan masjid.
Ia juga merasa perlu membangun bilik-bilik tempat menimba ilmu bersama. Model belajar seperti inilah yang kemudian dikenal dengan nama pesantren. Dalam mengajarkan ilmunya, Malik punya kebiasaan khas: meletakkan Al-Quran atau kitab hadis di atas bantal. Karena itu ia kemudian dijuluki ”Kakek Bantal”.
Kendati pengikutnya terus bertambah, Malik merasa belum puas sebelum berhasil mengislamkan Raja Majapahit. Ia paham betul, tradisi Jawa sarat dengan kultur ”patron-client”. Rakyat akan selalu merujuk dan berteladan pada perilaku raja. Karena itu, mengislamkan raja merupakan pekerjaan yang sangat strategis.
Tetapi Malik tahu diri. Kalau ia langsung berdakwah ke raja, pasti tak akan digubris, karena posisinya lebih rendah. Karena itu ia meminta bantuan sahabatnya, yang menjadi raja di Cermain. Konon, Kerajaan Cermain itu ada di Persia. Tetapi J. Wolbers, dalam bukunya Geschiedenis van Java, menyebut Cermain tak lain adalah Kerajaan Gedah, alias Kedah, di Malasyia.
Raja Cermain akhirnya datang bersama putrinya, Dewi Sari. Mereka disertai puluhan pengawal. Dewi yang berwajah elok itu akan dipersembahkan kepada Raja Majapahit. Dari sini, bercabang-cabanglah cerita mengenai ”Raja Majapahit” itu.. Ada yang menyebut raja itu Prabu Brawijaya V. Tetapi menurut Wolbers, raja tersebut adalah Angkawijaya.
Repotnya, menurut Umar Hasyim dalam bukunya, Riwayat Maulana Malik Ibrahim, nama Angkawijaya tidak dikenal, baik dalam Babad Tanah Jawi maupun Pararaton. Nama Angkawijaya tercantum dalam Serat Kanda. Di situ disebutkan, dia adalah pengganti Mertawijaya, alias Damarwulan –suami Kencana Wungu.
Angkawijaya mempunyai selir bernama Ni Raseksi. Tetapi, kalau dicocokkan dengan Babad Tanah Jawi, raja Majapahit yang mempunyai selir Ni Raseksi adalah Prabu Brawijaya VII. Cuma, menurut catatan sejarah, Prabu Brawijaya VII memerintah pada 1498-1518. Periode ini jadi ”bentrokan” dengan masa hidup Maulana Malik Ibrahim.
Melihat tahunnya, kemungkinan besar raja yang dimaksud adalah Hyang Wisesa, alias Wikramawardhana, yang memerintah pada 1389-1427. Terlepas dari siapa sang raja sebenarnya, yang jelas penguasa Majapahit itu akhirnya bersedia menemui rombongan Raja Cermain. Sayang, usaha mereka gagal total.
Sang raja cuma mau menerima Dewi Sari, tetapi menolak masuk Islam. ”Bargaining” seperti ini tentu diotolak rombongan Cermain. Sebelum pulang ke negerinya, rombongan Cermain singgah di Leran. Sambil menunggu perbaikan kapal, mereka menetap di rumah Sunan Gresik.
Malang tak bisa ditolak, tiba-tiba merajalelalah wabah penyakit. Banyak anggota rombongan Cermain yang tertular, bahkan meninggal. Termasuk Dewi Sari. Raja Cermain dan sebagian kecil pengawalnya akhirnya bisa pulang ke negeri mereka. Sunan Gresik sendiri tak patah hati dengan kegagalan ”misi” itu. Ia terus melanjutkan dakwahnya hingga wafat, pada 1419.
9. SUNAN DRAJAT
Diantara para wali, mungkin Sunan Drajat yang punya nama paling banyak. Semasa muda ia dikenal sebagai Raden Qasim, Qosim, atawa Kasim. Masih banyak nama lain yang disandangnya di berbagai naskah kuno. Misalnya Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, Maulana Hasyim, Syekh Masakeh, Pangeran Syarifuddin, Pangeran Kadrajat, dan Masaikh Munat.
Dia adalah putra Sunan Ampel dari perkawinan dengan Nyi Ageng Manila, alias Dewi Condrowati. Empat putra Sunan Ampel lainnya adalah Sunan Bonang, Siti Muntosiyah, yang dinikahi Sunan Giri, Nyi Ageng Maloka, yang diperistri Raden Patah, dan seorang putri yang disunting Sunan Kalijaga. Akan halnya Sunan Drajat sendiri, tak banyak naskah yang mengungkapkan jejaknya.
Ada diceritakan, Raden Qasim menghabiskan masa kanak dan remajanya di kampung halamannya di Ampeldenta, Surabaya. Setelah dewasa, ia diperintahkan ayahnya, Sunan Ampel, untuk berdakwah di pesisir barat Gresik. Perjalanan ke Gresik ini merangkumkan sebuah cerita, yang kelak berkembang menjadi legenda.
Syahdan, berlayarlah Raden Qasim dari Surabaya, dengan menumpang biduk nelayan. Di tengah perjalanan, perahunya terseret badai, dan pecah dihantam ombak di daerah Lamongan, sebelah barat Gresik. Raden Qasim selamat dengan berpegangan pada dayung perahu. Kemudian, ia ditolong ikan cucut dan ikan talang –ada juga yang menyebut ikan cakalang.
Dengan menunggang kedua ikan itu, Raden Qasim berhasil mendarat di sebuah tempat yang kemudian dikenal sebagai Kampung Jelak, Banjarwati. Menurut tarikh, persitiwa ini terjadi pada sekitar 1485 Masehi. Di sana, Raden Qasim disambut baik oleh tetua kampung bernama Mbah Mayang Madu dan Mbah Banjar.
Konon, kedua tokoh itu sudah diislamkan oleh pendakwah asal Surabaya, yang juga terdampar di sana beberapa tahun sebelumnya. Raden Qasim kemudian menetap di Jelak, dan menikah dengan Kemuning, putri Mbah Mayang Madu. Di Jelak, Raden Qasim mendirikan sebuah surau, dan akhirnya menjadi pesantren tempat mengaji ratusan penduduk.
Jelak, yang semula cuma dusun kecil dan terpencil, lambat laun berkembang menjadi kampung besar yang ramai. Namanya berubah menjadi Banjaranyar. Selang tiga tahun, Raden Qasim pindah ke selatan, sekitar satu kilometer dari Jelak, ke tempat yang lebih tinggi dan terbebas dari banjir pada musim hujan. Tempat itu dinamai Desa Drajat.
Namun, Raden Qasim, yang mulai dipanggil Sunan Drajat oleh para pengikutnya, masih menganggap tempat itu belum strategis sebagai pusat dakwah Islam. Sunan lantas diberi izin oleh Sultan Demak, penguasa Lamongan kala itu, untuk membuka lahan baru di daerah perbukitan di selatan. Lahan berupa hutan belantara itu dikenal penduduk sebagai daerah angker.
Menurut sahibul kisah, banyak makhluk halus yang marah akibat pembukaan lahan itu. Mereka meneror penduduk pada malam hari, dan menyebarkan penyakit. Namun, berkat kesaktiannya, Sunan Drajat mampu mengatasi. Setelah pembukaan lahan rampung, Sunan Drajat bersama para pengikutnya membangun permukiman baru, seluas sekitar sembilan hektare.
Atas petunjuk Sunan Giri, lewat mimpi, Sunan Drajat menempati sisi perbukitan selatan, yang kini menjadi kompleks pemakaman, dan dinamai Ndalem Duwur. Sunan mendirikan masjid agak jauh di barat tempat tinggalnya. Masjid itulah yang menjadi tempat berdakwah menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk.
Sunan menghabiskan sisa hidupnya di Ndalem Duwur, hingga wafat pada 1522. Di tempat itu kini dibangun sebuah museum tempat menyimpan barang-barang peninggalan Sunan Drajat –termasuk dayung perahu yang dulu pernah menyelamatkannya. Sedangkan lahan bekas tempat tinggal Sunan kini dibiarkan kosong, dan dikeramatkan.
Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan kedermawanannya. Ia menurunkan kepada para pengikutnya kaidah tak saling menyakiti, baik melalui perkataan maupun perbuatan. ”Bapang den simpangi, ana catur mungkur,” demikian petuahnya. Maksudnya: jangan mendengarkan pembicaraan yang menjelek-jelekkan orang lain, apalagi melakukan perbuatan itu.
Sunan memperkenalkan Islam melalui konsep dakwah bil-hikmah, dengan cara-cara bijak, tanpa memaksa. Dalam menyampaikan ajarannya, Sunan menempuh lima cara. Pertama, lewat pengajian secara langsung di masjid atau langgar. Kedua, melalui penyelenggaraan pendidikan di pesantren. Selanjutnya, memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatu masalah.
Cara keempat, melalui kesenian tradisional. Sunan Drajat kerap berdakwah lewat tembang pangkur dengan iringan gending. Terakhir, ia juga menyampaikan ajaran agama melalui ritual adat tradisional, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Empat pokok ajaran Sunan Drajat adalah: Paring teken marang kang kalunyon lan wuta; paring pangan marang kang kaliren; paring sandang marang kang kawudan; paring payung kang kodanan. Artinya: berikan tongkat kepada orang buta; berikan makan kepada yang kelaparan; berikan pakaian kepada yang telanjang; dan berikan payung kepada yang kehujanan.
Sunan Drajat sangat memperhatikan masyarakatnya. Ia kerap berjalan mengitari perkampungan pada malam hari. Penduduk merasa aman dan terlindungi dari gangguan makhluk halus yang, konon, merajalela selama dan setelah pembukaan hutan. Usai salat asar, Sunan juga berkeliling kampung sambil berzikir, mengingatkan penduduk untuk melaksanakan salat magrib.
”Berhentilah bekerja, jangan lupa salat,” katanya dengan nada membujuk. Ia selalu menelateni warga yang sakit, dengan mengobatinya menggunakan ramuan tradisional, dan doa. Sebagaimana para wali yang lain, Sunan Drajat terkenal dengan kesaktiannya. Sumur Lengsanga di kawasan Sumenggah, misalnya, diciptakan Sunan ketika ia merasa kelelahan dalam suatu perjalanan.
Ketika itu, Sunan meminta pengikutnya mencabut wilus, sejenis umbi hutan. Ketika Sunan kehausan, ia berdoa. Maka, dari sembilan lubang bekas umbi itu memancar air bening –yang kemudian menjadi sumur abadi. Dalam beberapa naskah, Sunan Drajat disebut-sebut menikahi tiga perempuan. Setelah menikah dengan Kemuning, ketika menetap di Desa Drajat, Sunan mengawini Retnayu Condrosekar, putri Adipati Kediri, Raden Suryadilaga.
Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada 1465 Masehi. Menurut Babad Tjerbon, istri pertama Sunan Drajat adalah Dewi Sufiyah, putri Sunan Gunung Jati. Alkisah, sebelum sampai di Lamongan, Raden Qasim sempat dikirim ayahnya berguru mengaji kepada Sunan Gunung Jati. Padahal, Syarif Hidayatullah itu bekas murid Sunan Ampel.
Di kalangan ulama di Pulau Jawa, bahkan hingga kini, memang ada tradisi ‘’saling memuridkan”. Dalam Babad Tjerbon diceritakan, setelah menikahi Dewi Sufiyah, Raden Qasim tinggal di Kadrajat. Ia pun biasa dipanggil dengan sebutan Pangeran Kadrajat, atau Pangeran Drajat. Ada juga yang menyebutnya Syekh Syarifuddin.
Bekas padepokan Pangeran Drajat kini menjadi kompleks perkuburan, lengkap dengan cungkup makam petilasan, terletak di Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi. Di sana dibangun sebuah masjid besar yang diberi nama Masjid Nur Drajat. Naskah Badu Wanar dan Naskah Drajat mengisahkan bahwa dari pernikahannya dengan Dewi Sufiyah, Sunan Drajat dikaruniai tiga putra.
Anak tertua bernama Pangeran Rekyana, atau Pangeran Tranggana. Kedua Pangeran Sandi, dan anak ketiga Dewi Wuryan. Ada pula kisah yang menyebutkan bahwa Sunan Drajat pernah menikah dengan Nyai Manten di Cirebon, dan dikaruniai empat putra. Namun, kisah ini agak kabur, tanpa meninggalkan jejak yang meyakinkan.
Tak jelas, apakah Sunan Drajat datang di Jelak setelah berkeluarga atau belum. Namun, kitab Wali Sanga babadipun Para Wali mencatat: ”Duk samana anglaksanani, mangkat sakulawarga….” Sewaktu diperintah Sunan Ampel, Raden Qasim konon berangkat ke Gresik sekeluarga. Jika benar, di mana keluarganya ketika perahu nelayan itu pecah? Para ahli sejarah masih mengais-ngais naskah kuno untuk menjawabnya.
SEJARAH KONFLIK ISRAEL – PALESTINA
Drones
Drones chased from National Parks after series of incidents
Summary:The National Park Service just banned drones in parks across the country. The ban makes sense in some regards, but a long term policy is still needed.
So far this year, unmanned aircraft have terrorized bighorn sheep in Utah’s Zion National Park and crashed in front of campers trying to watch a sunset in the Grand Canyon. Now, the head ranger has had enough.
On Friday, the director of the National Park Service signed a decree saying that drones shall fly no more over the lands and waterways of the country’s parks. The order comes after a similar order last month that banned the devices from Yellowstone.
“We embrace many activities in national parks because they enhance visitor experiences with the iconic natural, historic and cultural landscapes in our care. However, we have serious concerns about the negative impact that flying unmanned aircraft is having in parks,” director Jonathan Jarvis said in a statement.
Jarvis’s statement suggests the ban will be temporary as the Parks Service attempts to create a policy to address the use of unmanned aircraft in the parks. While the devices can be a nuisance if used irresponsibly, they also provide unique opportunities for photography and scientific research in the parks.
The ban comes at a time of growing tension over how to regulate the lightweight aircraft as they grow in popularity with hobbyists. Recent months have also seen an assault involving a drone at the beach and a lawsuit in which a search-and-rescue team is challenging the FAA for a right to use unmanned aircraft on missions.
Right now, the legal status of consumer drones is unclear since the FAA does not have clear authority over the devices below 700 feet.
Sejauh tahun ini, pesawat tak berawak telah diteror Bighorn domba di Zion National Park Utah dan jatuh di depan berkemah mencoba untuk menonton matahari terbenam di Grand Canyon. Sekarang, kepala ranger sudah cukup.
Pada hari Jumat, direktur National Park Service menandatangani sebuah dekrit mengatakan bahwa drone akan terbang lagi atas tanah dan saluran air taman negara. Perintah datang setelah perintah yang sama bulan lalu yang melarang perangkat dari Yellowstone.
“Kami merangkul banyak kegiatan di taman nasional karena mereka meningkatkan pengalaman pengunjung dengan pemandangan alam, sejarah dan budaya ikonik dalam perawatan kami. Namun, kami memiliki keprihatinan serius tentang dampak negatif yang menerbangkan pesawat tak berawak adalah memiliki di taman, “kata direktur Jonathan Jarvis dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan Jarvis yang menunjukkan larangan akan bersifat sementara sebagai Taman Layanan upaya untuk membuat kebijakan untuk mengatasi penggunaan pesawat tak berawak di taman. Sementara perangkat dapat menjadi gangguan jika digunakan secara tidak bertanggung jawab, mereka juga memberikan kesempatan unik untuk fotografi dan penelitian ilmiah di taman.
Larangan itu datang pada saat meningkatnya ketegangan atas bagaimana mengatur pesawat ringan saat mereka tumbuh dalam popularitas dengan penggemar. Beberapa bulan terakhir juga telah melihat serangan melibatkan pesawat tak berawak di pantai dan gugatan di mana tim pencarian dan penyelamatan menantang FAA untuk hak untuk menggunakan pesawat tak berawak pada misi.
Saat ini, status hukum drone konsumen tidak jelas karena FAA tidak memiliki kewenangan yang jelas atas perangkat di bawah 700 meter.
Manfaat Membaca
Setidaknya ada 5 manfaat membaca untuk kesehatan, seperti dilansir Lifemojo, Sabtu (12/3/2011), yaitu:
1. Melatih otak
Salah satu keuntungan membaca buku adalah sebagai latihan otak dan pikiran. Membaca dapat membantu menjaga otak agar selalu menjalankan fungsinya secara sempurna. Saat membaca, otak dituntut untuk berpikir lebih sehingga dapat membuat orang semakin cerdas. Tapi untuk latihan otak ini, membaca buku harus dilakukan secara rutin.
2. Meringankan stres
Stres adalah faktor risiko dari beberapa penyakit berbahaya. keindahan bahasa dalam tulisan dapat memiliki kemampuan untuk menenangkan dan mengurangi stres, terutama membaca buku fiksi sebelum tidur. Cara ini dianggap bagus untuk mengatasi stres.
3. Menjauhkan risiko penyakit Alzheimer
Membaca benar-benar dapat langsung meningkatkan daya ikat otak. Ketika membaca, otak akan dirangsang dan stimulasi (rangsangan) secara teratur dapat membantu mencegah gangguan pada otak termasuk penyakit Alzheimer.
Penelitian telah menunjukkan bahwa latihan otak seperti membaca buku atau majalah, bermain teka-teki silang, Sudoku, dan lain-lain dapat menunda atau mencegah kehilangan memori. Menurut para peneliti, kegiatan ini merangsang sel-sel otak dapat terhubung dan tumbuh.
4. Mengembangkan pola tidur yang sehat
Bila Anda terbiasa membaca buku sebelum tidur, maka itu bertindak sebagai alarm bagi tubuh dan mengirimkan sinyal bahwa sudah waktunya tidur. Ini akan membantu Anda mendapatkan tidur nyenyak dan bangun segar di pagi hari.
5. Meningkatkan konsentrasi
Orang yang suka membaca akan memiliki otak yang lebih konsentrasi dan fokus. Karena fokus ini, pembaca akan memiliki kemampuan untuk memiliki perhatian penuh dan praktis dalam kehidupan. Ini juga mengembangkan keterampilan objektivitas dan pengambilan keputusan.
Jadi jangan hanya menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton televisi atau bermain game komputer, tetapi juga luangkan waktu untuk membaca buku. Kebiasaan baik itu tidak hanya akan menyegarkan pikiran tetapi juga memberi manfaat untuk kesehatan dan kehidupan. Palingseru.com Lanjutkan membaca “Manfaat Membaca”
Profil Team Bola
PORTUGAL
Timnas | : | Portugal |
Pelatih | : | Paulo Bento |
Prestasi |
: |
• Posisi Ketiga Piala Dunia 1966 |
: | • Runners up Piala Eropa 2004 | |
Eks Bintang | : | Eusebio, Coluna, Rui Costa, Luis Figo |
Untuk kedua kalinya berturut-turut, Portugal harus melalui babak play off untuk maju ke putaran final Piala Dunia.
Mengulangi kemenangan agregat mereka atas Bosnia Herzegovina saat lolos ke Afrika Selatan 2010 lewat babak playoff, Portugal mengalahkan Swedia 4-2 untuk mengamankan posisi mereka pada Piala Dunia 2014 Brasil.
Pahlawan mereka pada pertandingan tersebut tak lain adalah Cristiano Ronaldo yang mencetak empat gol melawan Swedia.
Portugal susah payah merebut tiket masuk putaran final Piala Dunia 2014 Brasil. Berada di Grup F, mereka finis sebagai runners up dengan nilai 21 dengan rekor memasukkan-kemasukan 20-9 gol.
Bandingkan dengan Rusia yang menjuarai grup dengan nilai 22. Rekor memasukkan-kemasukan 20-5 gol.
Undian putaran final Piala Dunia 2014 menempatkan Portugal di Grup G bersama dengan Jerman, Ghana, dan Amerika Serikat. Piala Dunia 2014 akan menjadi Piala Dunia keenam bagi Portugal.
Portugal memulai sejarah mereka di Piala Dunia pada 1966. Saat itu, Portugal mengakhiri turnamen dengan menempati posisi ketiga.
Masuk perempat final sebagai juara Grup 3, Portugal melaju ke semifinal setelah menang 5-3 atas Korea Utara. Mereka kemudian kalah 1-2 dari tuan rumah Inggris di semifinal dan pada perebutan tempat ketiga menang 2-1 atas Uni Soviet.
Pada Piala Dunia 1986 Meksiko, Portugal bertemu Inggris pada laga pertama Grup F. Tampil impresif dengan mengalahkan Inggris 1-0 pada laga pertama Grup F, Portugal tersingkir sebagai juru kunci dengan nilai dua hasil sekali menang dan dua kali kalah.
Portugal tampil untuk kali ketiga di Piala Dunia 2002 Korea Selatan-Jepang. Berada di Grup D bersama dengan Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Polandia, Portugal mengakhiri fase grup sebagai runners up dengan nilai tiga hasil sekali menang dan dua kali kalah.
Portugal akhirnya bicara lebih banyak pada Piala Dunia 2006 di Jerman. Setelah menjadi juara Grup D yang dihuni Meksiko, Angola, dan Iran, Portugal menundukkan Belanda 1-0 di babak 16 besar.
Pada babak berikutnya, Portugal bertemu dengan Inggris dan meraih tiket semifinal setelah menang adu penalti. Langkah Portugal menuju final dipatahkan Prancis dan pada perebutan tempat ketiga mereka kalah 1-3 dari Jerman.
Cristiano Ronaldo adalah salah satu dari sedikit pemain yang konsisten bermain di level tinggi, baik di klub maupun tim nasional. Ronaldo pun sangat diharapkan membuat ‘dewi fortuna’ berpihak kepada Portugal di Piala Dunia 2014 Brasil.
Ronaldo pun dipastikan akan tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk Portugal di putaran final Piala Dunia 2014 Brasil. Melihat kerja kerasnya selama ini, Ronaldo telah menunjukkan bahwa ia bukan pemain yang puas melihat timnya berada di posisi selain peringkat pertama dan selalu berusaha menjadi solusi bagi tim.
Bermain untuk Real Madrid sejak 2009, pemain kelahiran Madeira 5 Februari 1985 ini punya insting mencetak gol sangat tajam yang didukung teknik, ketenangan, dan tingkat akurasi tembakan tinggi.
Dari segi pertahanan, ada pasangan sentral Pepe dan Bruno Alves yang menjadi kekuatan tim nasional Portugal serta didukung oleh Joao Pereira dan Fabio Coentrao. Joao Moutinho ditugaskan sebagai detak jantung kreasi permainan di lini tengah.
Nama Negara dan Ibukota seluruh Dunia
untuk melihat data Nama Negara dan Ibukota nya silahkan klik
http://cariinformasitemanterbaru.blogspot.com/2012/09/nama-negara-di-dunia-dan-ibu-kotanya.html
KUMPULAN PUISI
HUJAN BULAN JUNI
Sapardi DjokoDamono
takada yanglebih tabah dari hujanbulan Juni dirahasiakannya rintikrindunya kepada pohon berbunga itu
takada yanglebih bijak dari hujanbulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu dijalan itu
takada yanglebih arif dari hujanbulan Juni dibiarkannya yangtakterucapkan diserap akar pohon bunga itu
PADA SUATU HARI NANTI
Sapardi DjokoDamono
pada suatu hari nanti jasadku takakan ada lagi tapi dalam bait-bait sajak ini
kau tak akan kurelakan sendiri
pada suatu hari nanti suaraku takterdengarlagi
tapi di antaralarik-larik sajak ini kau akan tetap kusiasati
pada suatu hari nanti impianku pun tak dikenal lagi namun di sela-sela huruf sajak ini kau tak akan letih-letihnya kucari
METAMORFOSIS
Sapardi DjokoDamono
ada yang sedang menanggalkan kata-kata yang satu demi satu mendudukkanmu di depan cermin dan membuatmu bertanya
tubuh siapakah gerangan yang kukenakan ini
ada yang sedang diam-diam
menulis riwayat hidupmu menimbang-nimbang hari lahirmu mereka-reka sebab-sebab kematianmu
ada yang sedang diam-diam berubah menjadi dirimu
SIHIR HUJAN
Sapardi DjokoDamono
Hujan mengenal baik pohon, jalan, dan selokan — swaranya bisa dibeda-bedakan;
kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintu dan jendela. Meskipun sudah kau matikan lampu.
Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan, telah jatuh di pohon, jalan, dan selokan
– – menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduh waktu menangkap wahyu yang harus kaurahasiakan
YANG FANA ADALAH WAKTU
Sapardi Djoko Damono
Yang fana adalah waktu.Kita abadi:
memungut detik demi detik,merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yangfana adalah waktu, bukan?” tanyamu.
Kita abadi.
AKU INGIN
Sapardi DjokoDamono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yangmenjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yangmenjadikannya tiada
AKU
Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
‘Ku mautak seorang’kan merayu
Yidakjuga kau
Tak perlu sedu-sedan itu
Aku ini binatang jalan
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Lukadan bisakubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidakperduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
KUDEKAPKU SAYANG-SAYANG
Emha Ainun Naijb
Kepadamu kekasih kupersembahkan segala api keperihan di dadaku ini demi cintaku kepada semua manusia Kupersembahkan kepadamusirnanya seluruhkepentingan diri dalam hidup demi mempertahankan kemesraan rahasia, yang teramat menyakitkan ini, denganmu
Terima kasih engkau telah pilihkan bagiku rumah
persemayaman dalam jiwa remuk redam hamba-hambamu Kudekap mereka, kupanggul, kusayang-sayang, dan ketika mereka tancapkanpisaukedadaku, mengucurdarah dari mereka sendiri, sehingga bersegera aku mengusapnya, kusumpal,kubalutdengan sobekan-sobekanbajuku Kemudian kudekapia, kupanggul, kusayang-sayang, kupeluk,
kugendong-gendong, sampai kemudian mereka tancapkan lagi pisau ke punggungku, sehingga mengucur lagidarah
batinnya, sehingga aku bersegera mengusapnya, kusumpal,
kubalut dengan sobekan-sobekan bajuku, kudekap, kusayang-sayang.
TAHAJJUD CINTAKU
Emha Ainun Najib
Mahaanggun Tuhanyang menciptakan hanya kebaikan
Mahaagung ia yang mustahil menganugerahkan keburukan
Apakah yang menyelubungi kehidupan ini selain cahaya
Kegelapan hanyalah ketikataburan cahaya takditerima
Kecuali kesucian tidaklah Tuhan berikan kepadakita
Kotoran adalah kesucian yang hakikatnya tak dipelihara
Katakan kepadaku adakah neraka itukufur dan durhaka
Sedang bagi keadilan hukum ia menyediakan dirinya
Ke manapun memandang yang tampak ialah kebenaran
Kebatilan hanyalah kebenaranyangtak diberi ruang
Mahaanggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan
Suapi ia makanan agartaklapardan berwajah keburukan
Tuhan kekasihku tak mengajariapa pun kecuali cinta
Kebencian takada kecuali cinta kau lukai hatinya
SERIBU MASJID SATU JUMLAHNYA
Emha Ainun Najib
Satu
Masjid itu dua macamnya Satu ruh, lainnya badan Satu di atas tanah berdiri
Lainnya bersemayam di hati
Tak boleh hilangsalah satunyaa
Kalau ruhditindas,masjidhanyabatu
Kalaubadan takdidirikan, masjid hanya hantu
Masing-masing kepada Tuhan takbisa bertamu
Dua
Masjidselalu duamacamnya Satu terbuat dari bata dan logam Lainnya tak terperi
Karenasejati
Tiga
Masjid batu bata
Berdiri di mana-mana
Masjid sejati tak menentu tempat tinggalnya
Timbul tenggelam antara ada dan tiada
Mungkin di hati kita
Didalam jiwa, di pusat sukma Membisikkannama Allah ta’ala Kita diajari mengenali-Nya
Di dalam masjid batubata
Kita melangkah, kemudian bersujud Perlahan-lahan memasukimasjidsunyi jiwa Beriktikaf,di jagat tanpa bentuktanpa warna
Empat
Sangat mahal biaya masjid badan
Padahal temboknya berlumut karena hujan Adapun masjid ruh kitabeli dengan ketakjuban Takbisa lapukkarena asma-Nya kita zikirkan
Masjidbadangmpang binasa
Mataharimengelupas warnanya
Ketika datang badai,beterbangan gentingnya
Oleh gempa ambrukdindingnya
Masjid ruh mengabadi
Pisau tak sanggup menikamnya
Senapan tak bisamembidiknya
Politik tak mampu memenjarakannya
Lima
Masjidruhkita bawkemana-mana
Kesekolah, kantor, pasar dan tamasya Kita bawa naik sepeda, berjejal di bis kota Tanpa seorang pun sanggup mencopetnya
Sebab tangan pencuri amatlahpendeknya Sedangmasjid ruh di dada adalah cakrawala Cengkeraman tanganpara penguasa betapa kerdilnya Sebab majid ruh adalah semesta raya
Jika kita berumahdimasjidruh
Tak kuasaparamusuh melihat kita
Jika kita terjunmemasuki genggaman-Nya
Merekamenembakhanyabayangan kita
Enam
Masjid itu dua macamnya
Masjidbadanberdirikaku
Tak bisa digenggam
Tak mungkin kita bawamasuk kuburan
Adapunjustru masjidruhyang mengangkat kita
Melampaui ujung waktu nun di sana
Terbangmelintasi seribu alamseribu semesta
Hinggap di keharibaan cinta-Nya
Tujuh
Masjid itu dua macamnya
Orang yang hanya punya masjid pertama
Segera mati sebelum membusuk dagingnya
Karena kiblatnya hanya batu berhala
Tetapi mereka yang sombongdengan masjidkedua
Berkeliaran sebagai ruh gentayangan
Tidak memilikitanah pijakan
Sehinggakakinya gagal berjalan
Maka hanya bagi orang yangwaspada Dua masjid menjadi satu jumlahnya Syariat dan hakikat
Menyatu dalam tarikatke makrifat
Delapan
Bahkan seribu masjid, sjuta masjid
Niscaya hanya satubelaka jumlahnya Sebab tujuh samudera gerakan sejarah Bergetar dalam satu ukhuwah islamiyah
Sesekali kita pertengkarkan soal bid’ah Atau jumlah rakaat sebuah shalat sunnah Itu sekedarpertengkaran suami istri Untuk memperoleh kemesraankembali
Para pemimpin saling bercuriga
Kelompok satu mengafirkan lainnya
Itu namanya belajarmendewasakan khilafah
Sambil menggali penemuan model imamah
Sembilan
Seribu masjid dibangun
Seribu lainnya didirikan
Pesan Allah dijunjung diubun-ubun
Tagihan masadepan kita cicilkan
Seribu orang mendirikansatu masjid badan Ketikaperadaban menyerah kepada kebuntuan Hadirengkau semua menyodorkan kawruh
Seribu masjid tumbuh dalam sejarah Bergetar menyatu sejumlah Allah Digenggamnya dunia tidakdengan kekuasaan Melainkan dengan hikmah kepemimpinan
Allah itu mustahil kalah
Sebab kehidupan senantiasa lapar nubuwwah
Kepada berjuta Abu Jahl yang menghadang langkah
Muadzin kita selalu mengumandangkan Hayya’Alal Falah!
BEGITU ENGKAU BERSUJUD
Emha Ainun Najib
Begitu engakau bersujud, terbangunlah ruang yang kau tempati itu menjadi sebuah masjid Setiap kaliengkau bersujud,setiap kali
pula telah engkaudirikan masjid
Wahai,betapa menakjubkan, beraparibu masjid telah kau bengun selama hidupmu?
Tak terbilang jumlahnya, menara masjidmu
meninggi, menembus langit,memasuki alam makrifat
Setiap gedung, rumah, bilik atau tanah, seketika bernama masjid,begitu engkau tempati untukbersujud Setiap lembar rupiah yang kau sodorkan kepada
ridha Tuhan, menjelma jadi sajadah kemuliaan
Setiap butirberas yang kau tanak dan kau tuangkan ke piring ke-ilahi-an, menjadi se-rakaat sembahyang Dan setiap tetesair yang kau taburkan untuk
cinta kasih ke-Tuhan-an,lahirmenjadi kumandang suara adzan
Kalau engkau bawabadanmubersujud, engkaulah masjid Kalau engkau bawa matamu memandang yangdipandang Allah,engkaulah kiblat
Kalau engkau pandang telingamu mendengar yang didengar Allah, engkaulah tilawah suci
Dankalauderakkan hatimu mencintai yang dicintai
Allah, engkaulah ayatullah
Ilmu pengetahuan bersujud, pekerjaanmu bersujud, karirmu bersujud, rumah tanggamu bersujud, sepi dan ramaimu bersujud, duka deritamu bersujud menjadilah engkau masjid
DAUN MENANGIS
Rukmi Wisnu Wardani
Sehelai arti hidup melepaskan sayapnya
Terlepas …
Melayang tertiup angin Berputar menari … Kadangberlari
Terjanglandas
Bentur ‘kan tanah di sisikaki berpijak
Susut diri tenggelam dalam arus
Terbawa petualang, Arungi bebatuan rawa
Lelah sang helai …
Manja’ kan diri
Tertidursejenak
Takusai manja berpaling
Tiupan arti hidup mengembara lagi
Sampai kapan ?
Tak’ seorang pun yang tahu… Hanya ” ia “………
KATA
SubagyoSastrowardoyo
Asal mula adalah kata Jagat tersusun dari kata Di balik itu hanya
ruang kosong dan angin pagi
Kita takut kepada momokkarena kata
Kitacintakepada bumi karenakata
Kita percaya kepada Tuhankarena kata
Nasib terperangkap dalam kata
Karena itu aku
bersembunyi di belakangkata
Dan menenggelamkan diri tanpa sisa
TAPI
Sutardji Calzoum Bachri
aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau tanpa apa aku datangpadamu
wah !
SERATUSJUTA Taufik Ismail
Umat miskin dan penganggur berdiri hari ini
Seratus juta banyaknya
Di tengah mereka taktahu akan berbuat apa
Kini kutundukkan kepala, karena Ada sesuatu besarluarbiasa Hilang terasa darironggadada
Saudaraku yang sirna nafkah,tanpa kerja berdiri hari ini
Seratus juta banyaknya
Kita mesti berbuat sesuatu, betapun sukarnya.
MENCARI SEBUAH MESJID
Taufiq Ismail
Aku diberitahu tentang sebuah masjid yang tiang-tiangnya pepohonandi hutan fondasinya batu karang dan pualam pilihan atapnya menjulangtempat tersangkutnya awan dan kubahnya tembuspandang, berkilauan digosok topan kutub utara dan selatan
Aku rindu dan mengembara mencarinya
Aku diberitahu tentang sepenuh dindingnya yangtransparan dihiasi dengan ukiran kaligrafi Quran
dengan warna platina dan keemasan berbentuk daun-daunan sangat beraturan
sertasarang lebah demikian geometriknya ranting dan tunasjalin berjalin
bergaris-garis gambarputaran angin
Aku rindu dan mengembara mencarinya
Aku diberitahu tentang masjidyang menara-menaranya menyentuh lapisan ozon
dan menyeru azan tak habis-habisnya
membuat lingkaran mengikat pinggang dunia kemudian nadanya yang lepas-lepas
disulam malaikat menjadi renda-renda benang emas yang memperindah ratusanjuta sajadah
di setiap rumah tempatnya singgah
Aku rindu dan mengembara mencarinya
Aku diberitahu tentang sebuah masjidyangletaknya dimana bila waktu azan lohor engkau masuk kedalamnya
engkau berjalan sampai waktu asar takbisa kaucapai saf pertama
sehingga bila engkau tak mau kehilangan waktu bershalatlah di mana saja
di lantai masjid ini,yangluasluarbiasa
Aku rindu dan mengembara mencarinya
Aku diberitahu tentang ruangan di sisimihrabnya yaitu sebuah perpustakaan takterkata besarnya
dan orang-orangdengan tenang membaca di dalamnya
di bawah gantungan lampu-lampukristalterbuat dari berlian yang menyimpan cahaya matahari
kau lihat bermilyar huruf dan kata masuk beraturan
ke susunan syaraf pusat manusiadan jadi ilmu yang berguna di sebuah pustaka yangbukunya berjuta-juta
terletak di sebelah menyebelah mihrab masjid kita
Aku rindu dan mengembara mencarinya
Aku diberitahu tentang masjid yangberanda dan ruangdalamnya tempat orang-orangbersila bersama
dan bermusyawarah tentang duniadengan hati terbuka dan pendapat bisa berlainan namun tanpa pertikaian dan kalau pun ada pertikaian bisalah itu diuraikan
dalam simpul persaudaraan yang sejati dalam hangat sajadah yang itu juga
terbentang di sebuah masjid yangmana
Tumpas aku dalam rindu
Mengembara mencarinya
Di manakah dia gerangan letaknya?
Pada suatu hari aku mengikuti matahari ketika dipuncaktergelincir dia sempat lewat seperempat kuadran turun kebarat
dan terdengar merdunyaazan di pegunungan dan aku pun melayangkan pandangan mencari masjid itu ke kiri dan ke kanan
ketikaseorang tak kukenal membawa sebuah gulungan dia berkata :
“Inilah dia masjid yangdalam pencarian tuan” dia menunjuk ketanah ladang itu
dan di ataslahan pertanian dia bentangkan
secariktikarpandan
kemudian dituntunnya akukesebuah pancuran airnya bening dan dingin mengalir beraturan tanpa kata dia berwudhu duluan
aku pun dibawah air itu menampungkan tangan
ketikakuusap mukaku, kali ketiga secaraperlahan hangat airterasa,bukan dingin kiranya demikianlah air pancuran
bercampur dengan air mataku yangbercucuran.
SAJAK SEONGGOK JAGUNG
W.S.Rendra
Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda
yang kurang sekolahan.
Memandang jagung itu,
sang pemuda melihat ladang;
iamelihatpetani;
iamelihatpanen;
dan suatu hari subuh,
para wanita dengan gendongan pergike pasar ………..
Dan ia juga melihat
suatu pagi hari di dekat sumur
gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung menjadi maisena.
Sedang di dalam dapur tungku-tungku menyala. Di dalam udara murni
tercium kuwe jagung
Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda.
Ia siap menggarap jagung
Ia melihat kemungkinan otak dan tangan
siap bekerja
Tetapi ini :
Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda tamat SLA
Takada uang,takbisa menjadimahasiswa. Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.
Ia memandangjagungitu
dan ia melihat dirinya terlunta-lunta .
Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik.
Ia melihat sepasang sepatukenesdi baliketalase. Ia melihat saingannya naik sepeda motor.
Ia melihat nomor-nomor lotre.
Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal. Seonggok jagung di kamar
tidak menyangkut pada akal, tidak akanmenolongnya.
Seonggok jagung di kamar
takakan menolong seorang pemuda
yang pandangan hidupnyaberasaldaribuku, dan tidak dari kehidupan.
Yang tidak terlatih dalam metode,
dan hanya penuh hafalan kesimpulan, yang hanya terlatih sebagai pemakai, tetapi kurang latihan bebasberkarya.
Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.
Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorangmenjadi asing di tengah kenyataanpersoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang menjadi layang-layang di ibukota
kikuk pulang ke daerahnya?
Apakah gunanya seseorang
belajatfilsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran, atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulangkedaerahnya,laluberkata : “Disini akumerasa asing dan sepi !”
SAJAK JOKITOBING UNTUK WIDURI
W.S.Rendra
Dengan latar belakang gubug-gubug karton, aku terkenangakan wajahmu.
Diatasdebu kemiskinan, aku berdiri menghadapmu.
Usaplah wajahku, Widuri. Mimpi remajaku gugur
di ataspadangpengangguran.
Ciliwung keruh,
wajah-wajah nelayan keruh,
lalu muncullah rambutmu yang berkibaran
Kemiskinan dan kelaparan, membangkitkan keangkuhanku. Wajah indah dan rambutmu menjadi pelangi di cakrawalaku
DOA
AmirHamzah
Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku? Dengan senjasamar sepoi, padamasa purnama meningkat naik, setelah menghalaukan panas payah
Angin malam mengembus lemah, menyejukbadan,melambung rasa menayang pikir, membawa angan ke bawah kursimu. Hatiku terang menerima katamu,bagai bintangmemasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap malam menyiarkan kelopak.
Aduh, kekasihku, isihatiku dengan katamu, penuhi dadaku
dengan cahayamu,biarbersinarmataku sendu,biarberbinar gelakku rayu!
HANYA SATU
AmirHamzah
Timbul niat dalam kalbumu. Terbang hujan, ungkai badai Terendam karam
Runtuh ripuk tamanmu rampak
Manusia kecil lintang pukang
Lari terbang jatuh duduk
Air naik tetap terus
Tumbangbungkarpokok purba
Terika riuh redamterbelam
Dalam gagap gempita guruh
Kilau kilat membelahgelap
Lidah api menjulangtinggi
Terapung naik Jungbertudung Tempat berteduh nuh kekasihmu Bebas lepas lelang lapang
Di tengah gelisah,swara sentosa
Bersemayam sempana di jemala gembala
Juriat julita bapaku iberahim
Keturunan intan dua cahaya
Pancaran putera berlainan bunda
Kini kami bertikai pangkai
Di antara dua, mana mutiara Jauhari ahli lalai menilai Lengah langsungmelewat abad
Aduh kekasihku
padaku semua tiada berguna
Hanya satu kutunggu hasrat Merasa dikau dekat rapat Serpa musa di puncak tursina.
BERDIRI AKU
AmirHamzah
Berdiri aku di senja senyap Camar melayang menepis buih Melayah bakau mengurai puncak Berjulang datang ubur terkembang
Angin pulang menyeduk bumi Menepuk teluk mengempas emas Lari kegunung memuncak sunyi Berayun-ayun diatas alas.
Benang raja mencelup ujung Naik marak mengerakcorak Elang leka sayap tergulung dimabuk wama berarak-arak.
Dalam rupa maha sempuma Rindu-sendu mengharu kalbu Ingin datang merasa sentosa Menyecap hidup bertentu tuju.
PADAMU JUA
AmirHamzah
Habiskikis
Segera cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil kemerlap Pelita jendela di malam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia selalu
Satu kekasihku Aku manusia Rindu rasa Rindu rupa
Dimana engkau Rupa tiada Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa akudalamcakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menarik ingin Serupa dara dibalik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu seorangdiri
Lalu waktu – bukangiliranku
Matahari-bukankawanku.
SEHABIS TIDUR
JokoPinurbo
Sehabis tidur lahan tubuhkita terus berkurang.
Kita belum sempat bikin rumah atau tempat perlindungan, diam-diam sudah banyak yang merambahmasuk, bermukim dijalur-jalurdarah
di kapling-kapling daging
di bukit-bukit sakit
di ceruk-ceruk kenangan
di kuburan-kuburan mimpi di jurang-jurang ingatan
digua-gua kata
di sumber-sumberigauan
Berdesakan, berebut ruang, sampai kita kehabisan tempat, sampai harusmengungsi keluarbadan
HUH
Zainuddin Tamir Koto
kucoba mengintip kelam dari cahaya lilin
sia sia
petir tunggal menggelepar aku bagai debu menerawangangkasa
sejuta mata menatap kepadaku yang bersembunyi
di belakangcahaya lilin
kucoba lagi mengintip kelam rembulan menyilau mataku angin pun rebah
dan desauan daun daun jadidiam
ditelan kelam
SAJAK-SAJAK M. FADJROELRACHMAN Puisi: M.Fadjroel Rachman
Sumber:Pikiran Rakyat,Edisi02/10/2007
Tolstoy Memenggal Napoleon
angin dingin menginjak wajah perunggu berlin timur, kaki bernanah limbungtertatihtatih
aku hanya ingin istirah,mengenang masa lampau sirna & kertap nyawa ketam liar terakhir
badaiberkeliarandipanggung mimpi, mengisap ludahkatakata, selusin ayatayat feurbach
sepanjang sungai spree, angsaputih menjilati hujanbeku &
ranum bunga violet kesepian
gemuruhringkik-dengus kudakuda sejarah menyeret tolstoy memenggal kepala napoleon
detikberbisik,”bukan napoleon,bukan robespiere,sejarah merambatseperti rumput liar.”
lenin mengeluh, kepala trotsky rekah cemerlang, letusan bunga darahmenyemburmexico
mayatmayat siapa menghitamungu bersimpuh di kakikaki perunggu tuan marx & engels?
seekor gagak bertengger di kepalamarx, melepas kotoran hitam tepat di hidung mancung
hantuhantumalammenyusupdigelap sejarah,melingkar sungai membelah postdam/berlin
hujan tadi malam membersihkandebu menggumpal di bahu marx, di kumis kelabu engels
aku menusuk mata beku kedua tuan penentang sejarah, menyelipkan airmata berlin timur
bilahbilah perunggu menentang panas terik &salju dingin, membius hentakan sepatu lars
pengkhotbah muda berkeliaran dijembatan kokoh mengutuki dosa iblis dadudadu sejarah
marx membanting manifesto komunis, menulis pesanan, “tak ada menu revolusi pagi ini!”
sebotol bir,sebotol bir tumpahkankemukakusutpelayanmengisi aorta darahraja prussia
di tepi jalan pohon riuh mendengkur,membekuk badai tersesat menyamun kunangkunang
trem terjungkal kesungai beku, sejoli gagak limbung menyeret jejak kaki perak purnama
selamat malam, selamat malam,meringkuklah bagai bayi di buaian penista gerhana bulan
kenangan masih basah di pantai, kepiting laut menghitung sisasisarindu & tangisan senja
berlin,2006
2 Puntung Rokok di Sukamiskin
: ya, aku mendengar tawarenyah di kamar isolasi, “engkau memanggilmanggil namaku?”
angin berputaran bagai gasing disihir hantuhantu musim hujan, kucaricariengkau tak ada
4 pintu coklat termangu, gembok kuningan merangka batu, menyiksa sukma siang/malam
“lama tak bertemu, tuan kemanasaja?”16 tahunlalu labalaba menggigiti tirai jeruji hujan
bungabunga bermekaran menguliti besi,lumut & tembok sel,menjilat dosadosa dunia fana
burung gereja sembahyang dikubah mesjid,tawananseringai azan, torehan lambung luka
“sungguhkah kita bersua di akhirat?” memanggul siksa dunia di punggung berderakderak
purnama pucatmengusapkanwajahpada jejaktelapakkaki, menggarami mimpimimpimu
“tak mudah bukan melupakan masalalu?” cairan bajatercetak rapi di pengap batok kepala
wajahwajah kosongmelekat di dinding dosa yang luruh bergelimpangan di rumah tuhan
kamarkamarkosongmemanggilmanggil, merindu ciuman semesta purba ke bibirpantai
harum kenanga membelitkawat berduri, mengemislangit menyepak leleh gerimis perih
seribu jendela terbuka ke padang kering tak bertuan, hanya kabut beku di ujung rumputan
kubah mesjid,menara gereja,menusukilangityang sama dalam siksaan membeku waktu
10 mata liar menikamharum tubuh perempuan muda, gairah dosa terlukis di langit suram
“kamicemas,”burunggereja menyisirlepuh,”ketakutan malam membakar planetplanet”
2 puntung rokok, tumpahan ampas kopi dilantai sel,mengiring lambaianperihperpisahan
telapakkakimenyalanyala menggigitpijar magma,bertasbih cemas menderasaruswaktu
keranda malam melarung takdir ke bintangbintang, merayap di sungai kering planetplanet
: ya, aku mendengar tawarenyah di kamar isolasi,”engkau memanggilmanggil namaku?”
KabutTangkubanParahu
jarum tajam cemaramenusuk telapak cinta gemetar dan berapiapi, demam menggelepar
masih hangat janji disekap kabut, ditidurkan rawarawa dibuaian batuk tangkuban parahu
debu batuapung melesak tenggorokan, mendidihkan asap belerang goagoa kebosananmu
aku menunggumu 182 ribu tahun, disiram hujan kenangan berselimut racun asap belerang
aku berbisikmenyebut nama sirna di kawahkawah beracun, tebing berasap tak menyahut
kudengar macan tutul meraung, kijang menguik,membisikkan kehilanganmu beribu tahun
bayangbayanggelap daun manarasa, menyembunyikan rahasia langit menista adam-hawa
aku tahu kegelisahan bersemayam di kawahkawah beracun, berselimut jilatan api magma
racun asap kawahmenyambartawa tergelak,sekepingtawa berlari tersipusipu bunuh diri
“masihkah engkau mengenalku?”sembur awan panas telanjang menyirami tebing tandus
“aku tersesat?” berjuta jalan bercabangdisiram racun asam tak lagi berujung ke afrika tua
aku menyeru, tapi engkau meronta menyelusup cemas di ribuan bangkai belalang & kupu
aku menunggumu setua gunung sunda purba, menyimpan kerinduanpertamaadam-hawa
kabut terpendam, kudengar derai tawamu tersekap, berdesing menyusupiporipori gunung
retakan aspal jalanan merahasiakan telapak luka, kembang bakung menyihir kesedihanmu
aku masih mengenali airmata gelisah yangmenaridi kornea hitam,seringan serpihan salju
aku menunggumu 182 ribu tahun di tebing asap tangkuban parahu, bertasbih ledakan lava
cinta yang gemetar merangkai ledakansuarapikehilangan ke daundaun luruh membusuk
kawahkawah takbernama mengenali kesepian,mendidihkan cerobongawanawan hitam
“bila engkau kembali,apakah merindu seperti ledakan magma melesak dari perut bumi?”
HIKAYAT BURUH Puisi:Husnul Kuluqi
Sumber: Suara Pembaruan,Edisi04/02/2006
Hikayat Buruh Perempuan dan Kompor yang Padam
perempuan itumembisu disudut dapur malam belum benar-benarberanjak.Masih adasisagelap, serupa kabut hitam tipis terlihat jelasdarilubang angin yangtelah keropos. dilangit, bintang-bintangmerapuh menjelangsubuh.sesabit bulan punpucat berayun, timbul tenggelam diantara gugusanawan
“kompor padam, apitakmenyala lagi,”perempuan itubergumam sendiri dalam dingin danngilupagi dirakkayuyangwarnanyatelahpudar piring piring tertelungkup, lamatakterisi. gelas-gelas
menunduk, taklagimenampungsususikecil.didapur yangsempit, perempuan itumenghitung hari-hari bersama perihdannyeriyangdatang
bertubi-tubi
“hariinitakadayangbisaibumasak untukmu, nak. minyak tanah mahal, harga kebutuhan pokok melonjak
diluarhitungan. ibumu hanya buruh, bapakmu sudah lama
di-phk.engkau akantumbuh sebagai generasi
yangtakberdaya,kekurangan gizidankehilangan masadepan,” perempuan itutersedu sendiri
digulung hari-hari yangterasaberat danmelelahkan
ketika pagidatang dengan wajahpasi,malam benar-benarberanjakpergi.perempuan itumasih sajadidapur memandang kompor yangtak kunjung menyala. dandadanya semakingemetar setiap kalimendengar tangis anak-anaknya
yangharus menahan lapar
2005
Tembang Pesisir
istriku, mendekatlah.maribernyanyi merayakan kemiskinan ini.sebentarlagi mungkin kitaakanmati.musim-musim takpernah bersahabat dengan kita
dansetiap waktu, kitamesti menghitung
- tanpa jemu
lihatlah lautbiruyangterbentang, ikan-ikan yangberenang.kitataklagibisamenangkapnya sebab perahu kitatertambat didermaga
hanyajadimainan anak-anak ombak. takbisa
melancar, takbisabergerak tanpa bahan bakar
duhai, nasib kitaistriku. serupa
butir-butir pasirsepanjang pesisir, harus
selalumenghadapiamukgelombang yangdatang sementara dariselatdantanjung
mauttakberhenti mengintip
siapmendekat
istriku, mendekatlah.maribernyanyi sebelum mautmenjemput. membenamkan jasadkitayangmalang
padahitam tanah
danbebatuan
2005
INTEROGASI CERMIN SLAMET RAHARDJORAIS Puisi: SlametRahardjoRais
Sumber: Suara Karya,Edisi03/19/2006
Salam Matahari
matahari senantiasamengirimkan kesetiaan salamnya. sujudku hujan menjelang senja sebagaimana harapan ladang-ladang
dan aroma tanah yang menunduk
walau dalam kantuk. baca dan simpan
semua yang lewat mengajariku untuk memasuki tasbih mata langit
dzikir kota-kota yang mencemaskankegelisahan
(anak-anak melesatterjebak pusaran
Pintu jendela rumah terasa belukar ilalang)
mengajariku agarburungmawarku terbang berjabat tangan
ke tiang-tiang pasar
kereta api dan bis kota tempatberjejalpikiran purba
sedemikian perkasa kekuatan membuat keutamaan membunuh tumpukkan keputus-asaan
(mengunyah sujud lembah-lembah
Terowongan memanggil dalam wujud terang)
meminta ruh peristiwa segera belajarterhadapnya ketika berenang merebutkabut membuat hujan
airmeluas sebagai persajakan putih menghalau belukar liartumbuh di dalam dada
Interogasi Cermin
sejumlah interogasi terpahat di dinding cermin memantulkan sejumlah wirid doa menyelesaikan jarak
seorang pemburu melacak suara yanglaparterjabak
tetapi yangterdengar petikan rebana sebagai suara ayat-ayat kitab dibacakan mengenang nasib tergeletak
tak mungkin tanpa menyebut sejumlah luka
ombak mengusung kehendak
debar mengusung kerikildan batu menjadi onggokan tugu kota megah sebagai saksi sejarah
kecemasan memang menggigilkan
nama senyap merekan suara. diam-diam seekorcicak menggoyangkan isyarat purba
menyerahkan seikat bayang kemasgulan memadatipermukaan cermin. ruang tempat terbaringnya waktu
Secangkir Kopi Pagi
secangkir kopi pagi sangat dirindu-rindukan tempat persinggahan renungan
aromanya yangwangi menangkap helai-helai daun mengering diudara
mengisi permukaan ruang
menjelma menjadi serdadu perang
membaca luas titik bidang di atasmeja
“sumur waktu” sepotong bisik
sambil menyerahkan daftar tutur kata
biarkankekalahanmenghitung kegagalannya ketika seseorangbersimpuh
di tengah vas bunga raksasa
dengan menunjukkan beberapa luka tangan
“Luka segera mengering saudara,
setiakan memakmurkan tempat sujud kita!”
Ketika Senja
tanpa rintikrembulan pun bergegas mabuk suara
anggur senja sudah disedia
erat gelas yangditawarkan. aku mengambilnya dan di pundakjendela sebuah agenda
gelas-gelas bergetar
suara yangmengaruskannya
terdapat gelasdalamkabut rembulan setengah memucat mencatatwktu memberi angin terhadap detak sayap mempersiapkan tamasya kenikmatan
suara adzan menawarkan kendaraan memasuki lorong paling sunyi dan gaduh “Subhanallah. Alif Laam Miim!”
Gerimis Mayat
cakrawala melumat dirinya menjadi mayat mengintai dan memucat
menjadi segerombolan ulat membelanjakan mimpi-mimpi memakmurkan luas negeri
dalam gerimis hutan gemuruh kota spanduk meminjam pesta rakyat
ketika memanjati menaradalam sebuah jubah
daun-daunperadaban menerima kabut di dalamnya halte-halte
ruang tungguyang menyerah
sebagai kalimat harap letih kecemasan
SAJAK-SAJAK TAUFIK IKRAM JAMIL Puisi: Taufik Ikram Jamil
Sumber:JawaPos,Edisi11/21/2004
jarak
berpotong-potongalamat yang kautinggalkan hanya menyodorkan perih di dalam mimpiku e-mail yanggemetardi telapak tangan
nomor telepon bertangkap pasi di muka juga pos rumahmu yangtersandar lelah
tak sejari pun mendekatkan aku padamu
kakimu di amerika
tapi langkahmu ke belanda saat rambutmu di inggeris
tapi hitam panjangnyadi cina memalis
engkau menangis di pahang
tetapiairmatamujatuh di riau membahang hatimu terpunggah dekat saudi arabia
tetapi cintamu mewabah ke mana-mana
barangkali aku yang takbisa membaca tanda memahami simbol selaludengan hati kanan mungkin juga aku yang terlalu loba mengharapkan bayang-bayang
yang jauh lebih tinggidari tubuhku sendiri
tak mustahil engkau yang selalu pelupa memaknaikata dengan cuma
mungkin pula terlalu percaya dikau
kepada setiap tibaakan merasakan sampai mengampungkan kota dalam rahasia capai
wahaiengkau yangterang tak membagi cahaya wahai engkau yang pelangi takmenyisakan warna wahaiengkau yangeloktak melemparkan paras wahai engkau yang diam tak memendam sunyi lihat aku yang terpampang
mengirimkan diriku
yangbabak-belurdilindaszaman
menikah
telah kunikahi dikau
dengan jarak sebagaimaskawin walimu adalah dekat tidak tergapai sedangkan saksinya jauh tiada berjarak melingkarkancicin di jarimuberwaktu
di depan tuan kadidari negeri perih memang tak dapat kuucapkankesetiaan sebab aku penjaja kasih
mengetuk pintu bagi pemilik hati
setiap yang memberikan cinta kepadaku aku ulurkan seribu sayang baginya
maka kita nikmati hari-hari jauhari
di setiap detik yang mengantarkan menit hingga kita lupa bagaimana cara rahasia
menyembunyikansukacitanya pada jam
kita tiba-tiba menjadi serba tidak terduga dengan wajah terdedahpadasetiap sejarah
pada malam pertamakita takbersua karena kita hanyamenuju pengakhiran berujungcita-cita menjadi diri sendiri dan setiap orang yang mengenal kita mereka akan mengetahui diri mereka penuh jelaga dan berdosa
kita akan hidup dari kecemerlangan lidah hinggasetiap benda mencari tinta
untuk merekam patah-patahan ucapan yang tak sengajakitasisakan pada alam
kepada masa tanpa tenggat
anak-anak kita akan tumbuh
dalam perjanjian sagu yang menjulang
setiap akarnya akan mekarmenyemburnafas yang bila terbunuh pun
tidakakanrebah ke bumi
tetapi mencari langit dengan pintu membuka buah tematu dan pelepah
pati dan repu yang menobat berkah
seperti diriku
aku sadarbahwa engkau tidakbahagia
tapi jodoh tak pernah mendustai perkawinan kita padaposisiyang hanya bisa menerima kemudian belajar sedikit berharap
agar kecewa tidakbanyaktertangkap
datang pada setiap
aku datangpada setiap bimbang hinggap pada rupa-rupa terbang kepakkumelantunkanlagu-lagu bungsu suka cita pelaut yang menemukan jejak
tapi lonte dengan mata penuh dendang memandang paruhku kasihan menyimpan penatku dalam kutang
kemudian mengirimkannya ke dahaga malam:
bukankepadakuengkau berkelam
di meja judi aku pun tersadai
tapidaunpakautak pernah menepati janji duduk memandangku penuh uji
dengan kelepak di tangan yang membenci
jari-jemarinya meluncurkan dengki aku dibantai dalam singai:
jangan kepadaku engkau berandai-andai
wisky dan sampanye terbekah-bekah memapah tubuhku dengan senyum buih berselingkuh dengan janji-janjiputih kacang dan kentangtelanjang
dalam botol ingin berkencan sekejap alkohol berkelabat
memandang mataku penuh siasat:
jangan pulang setelah sesat
aku muntah dalam pizza
spagheti melilitku dengan percuma piring-piring yang telah membuka aurat dengan rock penghantar syahwat
ekstasi berbuntil nikmat air mineral terperanjat
kepadaku peluk diperketat:
sungguh engkau takakan berkhianat
aku ketawa pada setiap lampu
pada jalan-jalan yang ditinggalkan arah
meloncat dari kabut ke kabut
dudukdi atasbintangbertemankan bulan kemudian dengan jaket hitam
menggoda dinihari yangtak lagiperawan
tapi embun dengan kekuatan sepi menolakkukepinggirhari:
jahanamlah kau yang tak mengenal diri
lalu malam pun bersurai dengan azam menjunjung setia syafak membentangkan tangan bagaikan mengempang semua rasa aku entah di mana
SAJAK-SAJAKZEFFRY J ALKATIRI Puisi: ZeffryJAlkatiri
Sumber:Republika,Edisi08/06/2006
SUDAH SEJAK LAMA MEREKA KALAH
Pada saat anak-anak Yahudi
berebut masuk Yale, Berkley, dan MIT,
anak-anak Syek dan Emir Kuwait, Oman, Bahrain, dan Arab Saudi berebut masuk hotel di London, New York, Paris, Pattaya, dan Jakarta.
Sementara anak muda Yahudi sibuk main saham di WTC, anak-anak Syekh dan Emiritu menghabiskan duit
Moyangnya di meja judi.
Sementara para istri diplomat Yahudi ikut bekerja, para istri Syekh itu rajin berbelanja.
Sementara pengusaha Yahudi kasak-kusukmelobi,
para Syekh dan Emiritu asyikberendam di bakmandi. Sementara masyarakat Yahudi rajin mengumpulkan dana, para Syekh dan Emir itu berpesta dengan para harimnya. Sementara orang Yahudi berjuang meluaskan wilayah
dijalurGaza,paraSyekh dan Emir itu membuka pintu bagi CowboyAmerika.
Jelas, sudah lamamerekakalah.
Saat wilayahnya belum ditemukan minyak mentah, predator Anglo-Saxon sudah menguasai Timur Tengah. Apa mereka menyangka sudah bebasdan kaya? Padahal, sampai sekarang nasib mereka
tidak pernah berubah
Tetap dijajah oleh para Baronperambah yang sejak dulu sampai sekarang
pun selalu hadir
dan pelan-pelan menjerat leher kita.
Maret 2003-2004
ISAHADIR
Agustinusmendengar cerita tentang dia. Akan kuhentikan waktu! Katanya.
Tiga jurus kemudian, tiga kepala ahli nujum terpenggal,
Karena tak mampu menunjukkan arah bintang kejora di timur. Beribumalamtelahdilalui.Beribu mimpi telah dicerna.
Tinggal sisa satu malam untukmencatatmimpiterakhirnya.
Tetapi, Agustinus terlalu lelah, termangu di singgasana.
Di tengah padang pasir. Saat malam merambatke puncak. Seorang fakir Badui tak sengaja melihat
sebuah cahaya melengkung
Jatuh ke tanah.
Ditengah laut,tiga ekor ikan paus jamuran melihat kedua kali kejadian itu.
Lalu mereka teringat pada cerita induknya:
Tentang kehadiran Isa di bumi.
2005
BEIJING 1969
Setelah Kennedy dan MartinLuther Kingtewas,
Bob Dylan berkeyakinan,”Ini saatnya jaman berganti”. Mendengar itu, Mao membiarkan ratusan dahan tuameranggas
Hingga ribuan kelopakbunga berguguran.
BEIJING 2004
Lengan kanan DewiLiberty tergilas gerigi besi.
Tetapi, obornya masih menyisakankerlip di mata anak-anak
Yang sedang memamah Big Burger dan Milkshake di sebuah taman kota.
2003-2004
SAJAK-SAJAKENDANG SUPRIADI (NEGERI DEBU) Puisi:Endang Supriadi
Sumber:Republika,Edisi07/30/2006
KABAR BAGI MAIDA 1
aku terluka ditempat gempa, maida
bukan oleh puing atau reruntuhan dinding tapi oleh derita yang tertangkap mata
telah mencabik-cabik batinku. aku melihat rumah rebah ke tanah. kota yang dulu cantik
kini telah jadi kota puing
di sepanjang jalan mata seakan dicucuk
duri ikan. kepedihan mereka menyusupkedada.<
aku takberpikirini salah siapa. saut pun berpuisi, “bencana alam bukan dosa!”
dari desa mancingan sampai ujung imogiri aku takmelihat ada wajah ceria. semua terlipat oleh duka. dan tak ada kesan meminta belum lagi situs-situsyang sekan diperhangus ya allah, selamatkansejarah, dan tabahkan hati mereka
aku terluka di tempat gempa, maida
bukan oleh rasasakit di pipiku yang tergores pisau milikmu, atau oleh tajam alismu yang menancap di hatiku. tapi oleh tangan ini,
tangan yang masih ingin memberi dan membantu namun terhenti dibatas oleh waktu.
Yogyakarta,11Juni2006
NEGERI DEBU
duka sebegitu tajam tergores di langit ini
sayap kupu-kupu tak bisamembawa beban debu juga sapu lidi terlalu pendek untuk menyapu
sehektar puing yang dititipkan gempa kepadamu
ini wilayah angin, bisik daun pada sebutir debu. dan debu itu memang
tak pernah melihat onggokan bukit kapur di sana kecuali rumah-rumah yangrebah
ditidurkan angin
sebatasmana rentangtanganmu ketika
gelombangmemindahkan perahumu kejalan raya?
atau ketika langit jadi hitam oleh gerhana
atau ketika sebuah menara bergeser karenagempa?
kita akan kembali ke dalam keabadian melalui liku-liku dalam riset waktu
tak mudahkita menemukan ujung benang dalam rajutan alam, tak mudah kita
memintal benangjadi gelasbagi air.
Yogyakarta-Jakarta,12-13 Juni2006
SAAT DI MANAKAU
saat di mana kau datangi kubur masa lalumu, angin akan terasa pasir, gemuruh airakan terasa petir. di setiap kotakau bilang aku bodoh
karena memasang tianggantungan di mana-mana itulah aku, sebuah tongkang yang lama tak berlabuh
sedang jiwa terlalu sesakoleh propaganda kehidupan
tujuh kali kau telepon aku tanpa suara.mana ada tuhan menciptakan telingahanya untuk mendengar
pintu yang ditutup. cuaca, adalahbahasa waktuyangtak bisa kita raba. siapa dapat menterjemahkan kepakburung
yang seharian terbang dan takturunkedahan?semestinya,
kita tak menyentuh bulu miang bambu itu!
Jakarta,Maret2006
latihan Soal-soal TO UN
SOAL TRY OUT UASBN |
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
Berilah tanda silang (X) pada huruf di depan jawaban yang paling benar, pada lembar jawab yang tersedia! | |||||
Bacaan untuk nomor 1 s/d 5!
Madu dikenal sebagai sumber enegi yang ampuh dan luar biasa. Keampuhannya dikenal karena mengandung sekitar 82 persen karbohidrat, selebihnya adalah air. Dalam 30 gram madu saja energi yang tersdia secara teoritis mampu menerbangkan seekor lebah keliling dunia. Lebah membuat madu selain untuk kepentingan manusia, madu juga sebagai sumber makanan bagi lebah itu sendiri. Rata-rata satu kolori lebah memerlukan madu antara 10-15 kilgram untuk bertahan hidup melewati musim dingin. Madu dihasilkan lebah dengan cara mengumpulkan nektar dari bunga-bunga. Nektar dihisapnya dengan lidah yang mirip sedotan. Mereka menampungnya di dalam salah satu perutnya menuju sarang nektar kemudian diberikan pada lebah –lebah lain. Nektar dikunyah kurang lebih setengah jam dan dicampurnya dengan enzim dari kelenjar mulut mereka. Lebah menaruh madu yang sudah diproses di dalam mulutnya ke dalam sel-sel segienam yang terbuat dari lilin lebah dan mengupasnya dengan sayap mereka agar cepat kering. |
|||||
1. | Apa makanan lebah saat hidup melewati musim dingin? | ||||
A. | Lebah memerlukan bunga untuk bertahan hidup melewati musim dingin | ||||
B. | Lebah memerlukan madu untuk bertahan melawti musim dingin | ||||
C. | Lebah memakan sel-sel segi enem yang mereka buat sendiri | ||||
D. | Lebah memakan lilin yang berasal dari kelenjar mulut
|
||||
2. | Bagaimana lebah membuat madu ? | ||||
A. | Lebah terbang ke sana ke mari mengumpulkan nektar dari hutan | ||||
B. | Lebah mengelilingi taman bunga sambil mengambil madu | ||||
C. | Lebah mengumpulkan nektar dari bunga dan mengisapnya dengan lidah | ||||
D. | Lebah mengisap madu dari bunga-bunga di hutan | ||||
3 |
Dimana lebah meletakkan madu? | ||||
A. | Nektar diberikan teman-temannya untuk diletakkan disarang | ||||
B. | Madu diletakkan ke dalam sel–sel segi enam yang terbuat dari lilin lebah | ||||
C. | Madu diletakkan ke dalam sel–sel segi enam yang terbuat dari enzim | ||||
D. | Nektar diletakkan pada salah satu perutnya dan dikeluarkan di sarang | ||||
4 |
Mengapa madu dikenal sebagai sumber energi yang ampuh dan luar biasa? | ||||
A. | Madu mengandung 30 persen air | ||||
B. | Madu mengandung 30 persen karbohidrat | ||||
C. | Madu mengandung 82 persen karbohidrat | ||||
D. | Madu mengandung 82 persen air | ||||
5 |
Simpulan dari bacaan di atas adalah …. | ||||
A. | Manfaat madu sebagai sumber energi | ||||
B. | Madu sebagai sumber makanan bagi manusia | ||||
C. | Madu sangat ampuh dan luar biasa | ||||
D. | Madu dibuat oleh lebah dari bunga | ||||
|
Bacalah serita rakyat di bawah ini untuk menjawab soal no 6,7,8 SEGER Pagi hari yang cerah, teringatlah Tenden Wulan akan peninggalan ayahnya, berupa pisau. Tenden Wulan mengajak adiknya pergi ke hutan untuk mncarai makanan. Setelah lama berjalan mereka berteduh di bawah pohon enau, bersama kedua adiknya Tenden Raun dan Keke. Ketika Keke menangis meminta air susu, Tenden Wulan kebinugngan mencari air minum. Tiba –taiba dari atas pohon keluar tetesan air enau berwarna putih dan berbusa. Setelah dicicipi rasanya enak dan manis. Akhirnya ditampung dengan kedua telapak tangannya. Air nira diberikan kepada adiknya yang menangis. Akan tetapi adiknya belum merasa kenyang dan puas. Tenden Wulan mencari beberapa ruas bambu untuk menampung air nira supaya adiknya kenyang dan tidak menagis lagi. Akhirnya Tenden Wulan bersyukur karena yang Kuasa telah memelihara mereka.
|
||||
6 | Latar tempat cerita distas adalah …. | ||||
A. | Di hutan dekat pegunungan | ||||
B. | Di hutan tepi sungai | ||||
C. | Di hutan bawah pohon | ||||
D. | Di huta penuh pepohonan | ||||
7 |
Watak Tenden Wulan pada cerita diatas adalah …. | ||||
A. | Masa bodoh | ||||
B. | tanggung jawab | ||||
C. | penakaut | ||||
D. | pemarah | ||||
8 |
Amanat pada cerita di atas yaitu …. | ||||
A. | Sebagai anak yang besar harus dapat dicontoh | ||||
B. | Seorang kakak harus bertanggung jawab pada adik | ||||
C. | Sebagi anak yang harus tolong menolong | ||||
D. | Seorang kakak harus menghidupu saudaranya | ||||
9. |
Bacalah kutipan dongeng berikut ini! Di suatu pantai hidup banyak kura-kura. Mereka hidup dalam kecemasan, karena selalu diteror oleh burung garuda yang ganas dan serakah. Satu persatu kura-kura itu dimakan Garuda. Suatu hari masyarakat kura-kura mengadakan rapat. Rapat tersebut dipimpin oleh sang Tetua kura-kura yang sabar dan bijaksana. Mereka membicarakan cara menyelamatkan diri dari keganasan Garuda. Tetua kura-kura itu berkata, ”Tantang Garuda itu untuk berlomba mencapai pantai diseberang sana”. Mereka semua setuju, kemudian merekapun mengatur strategi. Perbedaan watak Tetua kura-kura dan Garuda adalah …. |
||||
A. | Tetua kura-kura ganas, Garuda sabar. | ||||
B. | Tetua kura-kura ganas, Garuda bijaksana. | ||||
C. | Tetua kura-kura bijaksana, Garuda sabar. | ||||
D. | Tetua kura-kura sabar, Garuda serakah. | ||||
10. |
Bacalah laporan berikut ini! Pada hari Sabtu, 29 Januari 2010 siswa kelas VI SD Negeri 01 Manguncipto Kabupaten Semarang mengadakan kunjungan ke tempat usaha pembuatan jamu tradisional. Jumlah siswa 45. Mereka didampingi oleh dua orang guru. Tujuan kunjungan adalah untuk mengetahui proses pembuatan jamu tradisional. Bahan-bahan untuk membuat jamu tradisional antara lain: kencur, kunyit, temu lawak, suruh, serai, cengkeh, asam jawa, kayu manis, gula, dan garam. Setelah bahan-bahan dicuci bersih, ditumbuh halus, dilarutkan dalam air, diberi gula dan garam. Kemudian direbus sampai mendidih. Masing-masing bahan dapat dibuat untuk nama jamudan fungsinya.
Topik yang tepat berdasarkan laporan di atas adalah …. |
||||
A. | Proses pembuatan jamu tradisional. | ||||
B. | Semarang terkenal karena jamu jago. | ||||
C. | 45 siswa berkunjung ke pengusaha jamu. | ||||
D | Hasil pembuatan jamu tradisional. | ||||
11 |
Perhatikan bacaan berikut ini! Pengemudi wanita beresiko tiga kali lipat mengalami cidera leher saat mobil mereka ditabrak dari belakang. Menurut penelitian yang dilakukan di Swedia, hal itu terjadi karena wanita cenderung duduk lebih tinggi dan lebih dekat dengan kemudi. Solusinya dengan memasang sandaran kepala dekat ke kepala. Pesan yang terkandung dalam wacana di atas adalah ….
|
||||
A. | Pengemudi wanita beresiko tiga kali lipat mengalami cidera leher. | ||||
B. | Penelitian tentang resiko keselamata pengemudi wanita. | ||||
C. | Pengemudi wanita cenderung duduk lebih tinggi dan lebih dekat dengan kemudi. | ||||
D. | Untuk menghindari cidera, pengemudi wanita dianjurkan memasang sandaran kepala dekat kepala. | ||||
Bacaan untuk no. 12 dan 13. Jam Irama detakmu tiap detik Kudengar setiap waktu Kau adalah petunjuk waktu Yang sangat aku perlukan Kau selalu mangingatkanku Tentang waktu belajarku
|
|||||
12. | Amanat yang terkandung dalam puisi tersebut adalah …. | ||||
A. | Waktu sebagai harta yang berharga. | ||||
B. | Belajar itu harus dilakukan dengan rajin. | ||||
C. | Kita berterima kasih pada waktu. | ||||
D. | Jam sangat berarti bagi pelajar. | ||||
13. |
Makna kata detak dalam puisi di atas adalah …. | ||||
A. | gema. | ||||
B. | lagu. | ||||
C. | dering. | ||||
D. | bunyi. | ||||
14. |
Bacalah teks drama berikut ini!
Sang Raja : ”Putri-putriku, Ayahanda ingin bertanya seberapa besar cinta kalian pada ayah dan ibunda?” (Sang Raja dan permaisuri memandang ketiga putrinya). Putri Sulung : ”Ayang dan Ibunda, ananda sangat sayang pada ayah dan ibunda. Cinta ananda tak dapat diukur dengan harata benda.” Putri Kedua : ”Cinta ananda tak dapat diukur dengan pangkat dan jabatan, bahkan sebagai raja sekalipun.” Putri bungsu : ” Cinta ananda seperti pentingnya garam dalam masakan, Ayahanda.” Sang Raja : ” Terima kasih, anak-anakku. Ayahanda dan Ibunda sangat bangga dan bahagia.” Amanat yang terkandung dalam kutipan drama di atas adalah …. |
||||
A. | Cinta seorang ayah pada istri dan anak-anaknya. | ||||
B. | Cinta anak perlu dipertanyakan orang tuanya. | ||||
C. | Anak harus menyayangi orang tua. | ||||
D. | Orang tua harus lebih sayang kepada anak bungsu. | ||||
Bacaan untuk nomor 15 dan 16 SD Sukamaju mengadakan pentas seni. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap akhir tahun. Masing-masing kelas menampilkan perwakilannya. Ada yang menampilkan seni tari, padua suara, drama, puisi, dan lain-lain. Kegiatan ini dihadiri Kepala Sekolah, guru, wali murid, dan masyarakat sekitar. Semua larut dalam kegembiraan.
|
|||||
15. | Tema cerita di atas adalah …. | ||||
A. | Kegiatan perpisahan | ||||
B. | Kreativitas siswa SD Sukamaju | ||||
C. | Hiburan wali murid dan siswa | ||||
D. | Pentas seni SD Sukamaju | ||||
16. |
Semua larut dalam kegembiraan. Kalimat di atas maksudnya …. |
||||
A. | Semua berkunjung bersuka cita | ||||
B. | Wali murid datang saat pentas seni | ||||
C. | Masyarakat mendukung kagiatan itu | ||||
D. | Dapat menghibur masyarakat sekitar | ||||
17. |
Perhatikan denah berikut!
Jalan yang cepat dilalui Fauzan dari rumah menuju ke swalayan adalah …. |
||||
A. | Jalan Sawo, Jalan Nanas, Jalan Pisang, Jalan Salak | ||||
B. | Jalan Sawo, Jalan Pisang, Jalan Durian, Jalan Salah | ||||
C. | Jalan Sawo, Jalan Nanas, Jalan Durian, Jalan Salak | ||||
D. | Jalan Sawo, Jalan Pisang, Jalan Durian, Jalan Apel | ||||
18. |
Bu Tuti : ”Wah, bagus sekali baju suami Ibu!” Bu Nana : ”Sederhana kok Bu. Itu batik tulis identitas Jawa Tengah.” Bu Tuti : ”Sepertinya beda, beli di mana Bu?” Bu Nana : ” … ” Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog tersebut adalah …. |
||||
A. | Ah, Bu Tuti terlalu memuji. Saya jadi malu. | ||||
B. | Di Kebumen, kemarin ketika berwisata ke sana. | ||||
C. | Wah, jangan memuji terlalu besar ya Bu. | ||||
D. | Jangan begitu, Bu! Biasa saja, saya jadi malu. | ||||
19. |
Cikita Nugraheni seorang siswi SD lahir di Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1997. Cikita tinggal di Jalan Melati 20, Yogyakarta. Ia membuka tabungan tanggal 15 Oktober 2009.
|
||||
Formulir Pendaftaran Nasabah Nama : _____________ Tempat, tanggal lahir : _____________ Alamat rumah : ______________ Pendidikan : ______________ Tanggal, bulan, tahun membuka tabungan : ______________
|
|||||
Pengisian formulis yang tepat berdasarkan data diri yaitu …. |
|||||
A. | Cikita Nugraheni; Yogyakarta; 6 Juli 1997; Jalan Melati 20 Yogyakarta; Pelajar; 15 Oktober 2009. | ||||
B. | Cikita Nugraheni; 15 Oktober 2009; Jalan Melati 20, Yogyakarta; Yogyakarta; 6 Juli; Pelajar. | ||||
C. | Cikita Nugraheni; Yogyakarta; 6 Juli 1997; Jalan Melati 20, Yogyakarta; 15 Oktober 2009; Pelajar. | ||||
D. | Cikita Nugraheni; Pelajar; Yogyakarta; 6 Juli 1997; Jalan Melati 20, Yogyakarta; 15 Oktober 2009. | ||||
20. |
Penggunaan kata depan ke yang tepat terdapat pada kalimat…. | ||||
A. | Noni bermain bulutangkis ke lapangan. | ||||
B. | Bingkisan itu diberikan ke pada gurunya. | ||||
C. | Fariz ikut paman ke tempat lomba lukis. | ||||
D. | Saya kerumah nenek waktu liburan. | ||||
21. |
Fatimah menyapu halaman Adik menyirami bunga
Pengembangan kedua kalimat tersebut yang tepat adalah …. |
||||
A. | Fatimah menyapu halaman karena adik menyirami bunga. | ||||
B. | Fatimah dan adik menyapu halaman dan menyirami bunga. | ||||
C. | Fatimah menyapu halaman walaupun adik menyirami bunga. | ||||
D. | Fatimah menyapu halaman dan adik menyirami bunga. | ||||
22. |
Perhatikan!
1) Masukkan baterai pada senter dengan letak positif lebih dahulu ! 2) Nyalakan senter dengan menekan tombol ! 3) Bukalah tutup senter dengan putaran kekiri ! 4) Tutup senter dengan putaran kekanan! Urutkan petunjuk pemakaian alat pada gambar yang benar adalah …. |
||||
A. | 2) -1) -4) -3) | ||||
B. | 2) -1) -3) -4) | ||||
C. | 3) -1) -2) -4) | ||||
D. | 3) -1) -4) -2) | ||||
23. |
Alat-alat perbengkelan itu diletakkan dipojok ruangan. Kata diletakkan memiliki arti sama dengan kata …. |
||||
A. | disembunyikan | ||||
B. | disingkirkan | ||||
C. | ditaruh | ||||
D. | disimpan | ||||
24. |
Ketenangan Desa Suka Maju telah terganggu oleh keberadaan pencuri yang datang hampir setiap malam. Kata yang bergaris bawah pada kalimat tersebut berlawanan makna dengan kata …. |
||||
A. | ketentraman | ||||
B. | kemakmuran | ||||
C. | kekacauan | ||||
D. | kelelahan | ||||
25. | Tim kesebelasan PSIS memiliki …. yang tidak dapat ditembus oleh serangan lawan.
Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi kalimat diatas adalah …. |
||||
A. | tertahankan | ||||
B. | dipertahankan | ||||
C. | mempertahankan | ||||
D. | pertahanan | ||||
26. |
Agar menjadi paragraf yang baik, kalimat-kalimat tersebut harus diurutkan menjadi ….
|
||||
A. | ( 1 – 2 – 4 – 3 ) | ||||
B. | ( 3 – 4 – 1 – 3 ) | ||||
C. | ( 2 – 1 – 4 – 3 ) | ||||
D. | ( 4 – 3 – 2 – 1 ) | ||||
27. |
Hujan turun deras sore itu. Angin bertiup sangat kencang. Terdengar suara gemuruh dari atas tebing. … Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf di atas adalah …. |
||||
A. | Ternyata tebing dekat rumahku longsor. | ||||
B. | Suasana sore itu sangat mencekam. | ||||
C. | Penduduk tetap tenang didalam rumah. | ||||
D. | Banyak warga yang menjadi korban. | ||||
28. |
Penggunaan huruf kapital yang tepat terdapat pada kalimat …. |
||||
A. | Ibu Sari mengunjungi ibu Hasan. | ||||
B. | Surat Saudara sudah saya terima. | ||||
C. | Besok paman datang dari medan. | ||||
D. | Mereka pergi ke rumah pak camat. | ||||
29. | Ibu pergi ke pasar membeli buah-buahan ( … ) pisang, apel ( … ) dan jeruk ( … )
Tanda baca yang tepat untuk melengkapi kalimat diatas adalah …. |
||||
A. | ( : ) – ( , ) – ( . ) | ||||
B. | ( , ) – ( , ) – ( . ) | ||||
C. | ( ; ) – ( , ) – ( . ) | ||||
D. | ( . ) – ( , ) – ( . ) | ||||
30. |
Perhatikan pantun yang belum lengkap isinya di bawah ini ! Kalau engkau pergi ke pasar Jangan lupa beli cemeti …. Harus baik budi pekerti
Pantun di atas tepat jika dilengkapi dengan …. |
||||
A. | Kalau ingin banyak kawan | ||||
B. | Kalau punya wajah rupawan | ||||
C. | Kalau benci sama lawan | ||||
D. | Kalau beli gambar pahlawan | ||||
31. |
Perhatikan pantun yang belum lengkap sampirannya dibawah ini ! Layang-layang benang panjang ….. Sayang-sayang sungguh sayang Harta berlimpah tak mau beramal Baris yang tepat melengkapi pantun diatas adalah ….
|
||||
A. | Dimainkan adik ditanah lapang | ||||
B. | Dibuat dari kertas berwarna | ||||
C. | Terbang melayang menuju awan | ||||
D. | Dibeli ayah di kota Tegal | ||||
32. | Para pemuda menggalang dana untuk korban gempa.
Kalimat dibawah ini yang maknanya sama dengan kalimat di atas adalah …. |
||||
A. | Zaenal mengumpulkan kayu bakar untuk dijual. | ||||
B. | Dadang mengunjungi korban bencana alam. | ||||
C. | Paman memberi sebagian hartanya untuk membayar zakat. | ||||
D. | Mereka mengumpulkan sumbangan untuk musibah itu. | ||||
33. |
Kalimat yang sesuai dengan gambar tersebut adalah ….
|
||||
A. | Hasan terjatuh di pinggir jalan. | ||||
B. | Amir bermain bola dengan temannya. | ||||
C. | Doni melihat pertandingan sepak bola. | ||||
D. | Anak-anak sedang berebut membeli bola. | ||||
34. |
Semua murid – murid masuk ke dalam kelas. Perbaikan untuk kalimat tersebut adalah …. |
||||
A. | Murid – murid masuk ke dalam kelas. | ||||
B. | Semua murid masuk ke dalam kelas. | ||||
C. | Semua murid – murid masuk ke kelas. | ||||
D. | Murid – murid masuk ke kelas. | ||||
35. |
Bacalah paragraf di bawah ini ! Pertandingan sepak bola baru berjalan sepuluh menit. Tiba–tiba hujan turun dengan deras. Lapangan menjadi banjir. Wasit segera menunda pertandingan sepak bola itu. Kalimat yang mengungkapkan rasa kecewa yaitu …. |
||||
A. | Wah, pertandingan harus dihentikan ! | ||||
B. | Syukurlah, pertandingan pantas dibatalkan ! | ||||
C. | Sudah seharusnya pertandingan dihentikan ! | ||||
D. | Sayang, pertandingan jadi dihentikan ! | ||||
36. | Karang taruna di desa Tegalrejo akan mengadakan kerja bakti. Tadi malam mereka bermusyawarah. Mereka membicarakan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan tersebut.
Kalimat tanya yang tepat dari bacaan diatas adalah …. |
||||
A. | Bagaimana pemuda itu memiliki ide bersama-sama? | ||||
B. | Di mana Desa Tegalrejo yang memiliki banyak pemuda itu? | ||||
C. | Siapa saja yang melaksanakan rapat di balai desa kemarin? | ||||
D. | Apa yang akan dilaksanakan Karang Taruna Desa Tegal Rejo?
|
||||
37. | Jihan sakit perut. Dia langsung tidur setelah minum obat. Ketika bangun, badannya terasa segar. Ternyata obat yang diminum Jihan sangat mujarab.
Kalimat utama dari paragraf di atas terdapat pada kalimat …. |
||||
A. | Keempat | ||||
B. | Ketiga | ||||
C. | kedua | ||||
D. | Pertama | ||||
38. |
Sehubungan akan dilaksanakannya UASBN, SD Mulia Bakti mengadakan jam pelajaran tambahan untuk siswa kelas VI. Tambahan jam tersebut diadakan setiap hari Senin s.d. Sabtu, mulai pukul 14.00 – 16.00 WIB. Semua siswa kelas VI wajib mengikuti kegiatan tersebut.
Kalimat pertama untuk menyusun pengumuman berdasarkan teks tersebut yang tepat adalah …. |
||||
A. | Diberitahukan kepada seluruh siswa kelas VI SD Mulia Bakti. | ||||
B. | Diberitahukan kepada semua siswa SD Mulia Bakti. | ||||
C. | Diumumkan kepada murid-murid kelas 1 s.d kelas 6 | ||||
D. | Diberitahukan kepada guru dan siswa SD Mulia Bakti. | ||||
39 |
Bacalah dengan cermat! PENGUMUMAN Dalam rangka mensukseskan program penghijauan, Pemerintah Desa Nilopoharjo menyediakan bibit pohon jati. Para Bapak-bapak yang berminat ikut kegiatan penghijauan dapat mengambil bibit tersebut di balai desa. Kalimat efektif untuk memperbaiki kalimat yang bergaris bawah adalah …. |
||||
A. | Banyak bapak yang berminat ikut kegiatan penghijauan dapat mengambil bibit tersebut di balai desa. | ||||
B. | Seluruh bapak-bapak yang berminat ikut kegiatan penghijauan dapat mengambil bibit tesebut di balai desa. | ||||
C. | Semua bapak-bapak yang berminat ikut kegiatan penghijauan dapat mengambil bibit tersebut di Balai desa. | ||||
D. | Bapak-bapak yang berminat ikut kegiatan penghijauan dapat mengambil bibit tersebut di balai desa. | ||||
40 |
Penulisan kata depan yang benar terdapat pada kalimat …. | ||||
A. | Setiap hari ayah kekantor naik sepeda motor. | ||||
B. | Korban kecelakaan dibawa kerumah sakit. | ||||
C. | Acara lomba sudah di laksanakan dilapangan. | ||||
D. | Kemarin Paman baru datang dari Kalimantan. | ||||
41 |
Kalimat iklan yang tepat berdasarkan gambar di atas adalah …. |
||||
A. | Kipas angin singsong ini baru boleh dicoba! | ||||
B. | Pakai kipas angin singsong ruangan jadi harum! | ||||
C. | Ibu-ibu, belilah kipas angin singsong sebelum habis! | ||||
D. | Kipas angin singsong, dingin kipasnya, banyak hadiahnya! | ||||
Untuk nomor 42 dan 43. Ani mewakili teman-temannya kelas VI untuk menyampaikan pidato dalam acara pelepasan siswa kelas VI di aula sekolah. Dalam pidatonya, Ani menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Gurunya. Ia juga berpesan kepada adik-adik kelas agar mereka lebih giat belajar. Ia juga minta maaf jika ada kesalahan.
|
|||||
42. | Kalimat pembukaan yang tepat untuk pidato perpisahan di atas adalah …. | ||||
A. | Bapak dan ibu guru yang saya hormati, dan adik-adik kelas I-V yang saya sayangi, serta tamu undangan yang berbahagia. | ||||
B. | Pada kesempatan ini saya berpesan kepada adik-adik kelas I-V agar lebih giat belajar, sehingga tercapai apa yang dicita-citakan. | ||||
C. | Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan sehingga dapat bertemu pada acara ini dalam keadaan sehat. | ||||
D. | Pada kesempatan ini, ada tiga hal yang akan saya sampaikan yaitu ucapan terima kasih, pesan, serta permohonan maaf. | ||||
43. |
Kalimat penutup yang tepat untuk pidato di atas adalah …. | ||||
A. | Demikian tiga hal yang saya sampaikan pada kesempatan ini. | ||||
B. | Akhirnya saya berpesan kepada teman-teman agar tetap belajar. | ||||
C. | Kami berpesan agar adik-adik kelas lebih giat belajar. | ||||
D. | Tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih | ||||
44. |
Amanda di Semarang ingin menulis surat kepada ibunya di Jakarta. Kalimat pembuka surat yang tepat adalah …. |
||||
A. | Bu, bagaimana kabarnya? | ||||
B. | Hai Bu, ibu sehat-sehatkan? | ||||
C. | Halo Bu, ku harap ibu baik-baik aja! | ||||
D. | Apa kabar, bagaimana keadaanmu? | ||||
45 |
Amati gambar berikut dengan seksama !
Cara pemakaian produk pada gambar di atas adalah …. |
||||
A. | Tancapkan steker pada stop kontak, masukkan buah, tunggu sampai halus, Kemudian tekan on | ||||
B. | Masukkan air, tancapkan steker pada stop kontak, tekan tombol on, tunggu Sampai mendidih | ||||
C. | Tancapkan steker pada stop kontak, masukkan buah, tekan tombol on, tunggu Sampai halus. | ||||
D. | Masukkan buah, tekan tombol on, tancapkan steker pada stop kontak, minumlah Jus yang halus tadi.
|
||||
46. | Tanaman dapat tumbuh subur karena … secara teratur.
Kata berawalan yang tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah …. |
||||
A. | terpupuk | ||||
B. | memupuk | ||||
C. | dipupuk | ||||
D. | pemupuk
|
||||
47. |
Perhatikan gambar di bawah ini!
Kalimat yang sesuai dengan isi gambar di atas yaitu …. |
||||
A. | Tanaman pada pot, tumbuh subur dengan bunga yang menarik. | ||||
B. | Antorium, tanaman hias yang nilai jualnya tinggi. | ||||
C. | Tanaman hias tanpa bunga tetapi dapat memperindah ruangan. | ||||
D. | Tanaman yang subur meskipun pada pot tetapi dapat berbuah dengan lebat. | ||||
48 |
Keadaan lalu lintas di depan Pasar Rebo pada pukul 06.00 terlihat sangat padat. Keadaan itu disebabkan penumpukan kendaraan bermotor baik sepeda motor maupun roda empat. Selain itu masih banyak pedagang Pasar Rebo yang masih berjualan di sepanjang jalan itu ………Pukul 08.30 kepadatan lalu lintas mulai berkurang, lalu lintas mulai lancar. Kini petugas sudah bisa bernafas lega. Kalimat yang tepat untuk melengkapi laporan di atas adalah …. |
||||
A. | Namun tidak ada polisi lalu lintas yang bertugas disitu. | ||||
B. | Hal ini membuat polisi lalu lintas sibuk mengatur lalu lintas. | ||||
C. | Peristiwa itu membuat polisi lalu lintas marah. | ||||
D. | Polisi lalu lintas membiarkan kejadian itu. | ||||
49 |
Perhatikan! Kemarau panjang telah tiba. Tanah kering kerontang tanpa setetes air yang tersisa. Rerumputan mengering, ternak kehilangan makanan segar. Penduduk berbondong-bondong menuju ke sumber mata air di tengan sawah. Air menjadi barang yang sangat berharga. Ringkasan yang tepat paragraf di atas adalah …. |
||||
A. | Kemarau adalah peristiwa kehilangan air di sawah. | ||||
B. | Air yang baik harus diambil dan sawah ketika kemarau. | ||||
C. | Rerumputan yang kering menyusahkan hewan ternak. | ||||
D. | Kemarau panjang mengakibatkan cadangan air berkurang | ||||
50 |
Perhatikan gambar seri berikut ini dengan seksama!
Urutan bamgar seri yang tepat supaya menjadi sebuah cerita yang runtut adalah …. |
||||
A. | 4) – 3) – 2) – 1) | ||||
B. | 4) – 2) – 3) – 1) | ||||
C. | 2) – 3) – 4) – 1 | ||||
D. | 2) – 4) – 1) – 3) |
KUNCI SOAL 1
1. |
B |
11. |
D |
21. |
D |
31. |
D |
41. |
D |
2. |
C |
12. |
D |
22. |
D |
32. |
D |
42. |
D |
3. |
B |
13. |
D |
23. |
C |
33. |
B |
43. |
A |
4. |
C |
14. |
C |
24. |
C |
34. |
D |
44. |
A |
5. |
A |
15. |
D |
25. |
D |
35. |
D |
45. |
C |
6. |
C |
16. |
A |
26. |
D |
36. |
D |
46. |
C |
7. |
B |
17. |
D |
27. |
A |
37. |
D |
47. |
A |
8. |
B |
18. |
B |
28. |
B |
38. |
A |
48. |
B |
9. |
D |
19. |
A |
29. |
A |
39. |
D |
49. |
D |
10. |
A |
20. |
C |
30. |
A |
40. |
D |
50. |
D |
Album Foto
Hai teman-teman,
silahkan melihat album Foto Ku yang telah upload di you tube album foto igabara ..?
klik disini Album Foto
Hari-Hari Penting Dunia
Daftar Hari-Hari Penting
Hari Raya yang tidak tercantum tanggalnya berarti setiap tahun diperingati berubah- ubah tanggalnya.
Idul Adha (Islam)
Tahun Baru Hijriyah dan Hari Santri (kalender Islam dan Jawa) Tahun Baru Imlek (kalender Tionghoa)
Nyepi (Hindu)
Maulid Nabi Muhammad SAW (Islam) Jumat Agung (Kristen)
Waisak (Buddha)
Kenaikan Yesus Kristus (Kristen)
Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW (Islam) Idul Fitri (Islam)
25 Desember : Natal (Kristen)
Januari
01 Januari: Tahun baru Masehi
01 Januari: Hari Perdamaian Dunia
05 Januari: Hari Korps Wanita Angkatan Laut
15 Januari: Hari Peristiwa Laut dan Samudera
25 Januari: Hari Gizi dan Makanan
25 Januari: Hari Kusta Internasional
Februari
05 Februari: Hari Peristiwa Kapal Tujuh
09 Februari: Hari Kavaleri
09 Februari: Hari Pers Nasional
14 Februari: Hari Peringatan Pembela Tanah Air (PETA)
14 Februari: Hari Valentin
20 Februari: Hari Pekerja Nasional
22 Februari: Hari Istiqlal
28 Februari: Hari Gizi Nasional Indonesia
Maret
01 Maret: Hari Kehakiman Nasional
01 Maret: Hari Peringatan Serangan Umum di Yogyakarta
06 Maret: Hari Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad)
08 Maret: Hari Wanita/Perempuan Internasional
09 Maret: Hari Musik Nasional
10 Maret: Hari Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi)
11 Maret: Hari Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)
21 Maret: Hari Sindrom Down
22 Maret: Hari Air Sedunia
23 Maret: Hari Meteorologi Sedunia
24 Maret: Hari Peringatan Bandung Lautan Api
27 Maret: Hari Klub Wanita Internasional (Inggris: Women International Club Day)
29 Maret: Hari Filateli Indonesia
30 Maret: Hari Film Nasional
April
01 April: Hari Bank Dunia
06 April: Hari Nelayan Nasional
07 April: Hari Kesehatan Internasional
09 April: Hari Penerbangan Nasional
09 April: Hari TNI Angkatan Udara
15 April: Hari Zeni
16 April: Hari Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
18 April: Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika
19 April: Hari Pertahanan Sipil (Hansip)
21 April: Hari Kartini
22 April: Hari Bumi
23 April: Hari Buku
24 April: Hari Angkutan Nasional
24 April: Hari Solidaritas Asia-Afrika
27 April: Hari Permasyarakatan Indonesia
Mei
01 Mei: Hari Peringatan Pembebasan Irian Barat
01 Mei: Hari Buruh Sedunia
02 Mei: Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)
03 Mei: Hari Surya
05 Mei: Hari Lembaga Sosial Desa (LSD)
08 Mei: Hari lahir Henry Dunant – bapak Palang Merah Sedunia
11 Mei: Hari POM – TNI (?)
15 Mei: Hari Korps Resimen Mahadjaya/ Jayakarta (Menwa Jayakarta)
17 Mei: Hari Buku Nasional
19 Mei: Hari Korps Cacat Veteran Indonesia
20 Mei: Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas (sejak tahun 1908)
21 Mei: Hari Peringatan Reformasi
29 Mei: Hari Keluarga
31 Mei: Hari Anti Tembakau Internasional
Juni
01 Juni: Hari Lahir Pancasila
01 Juni: Hari Anak-anak Sedunia
03 Juni: Hari Pasar Modal Indonesia
05 Juni: Hari Lingkungan Hidup Sedunia
15 Juni: Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN
17 Juni: Hari Dermaga
29 Juni: Hari Skateboad Sedunia
22 Juni: Hari Ulang Tahun Kota Jakarta (sejak tahun 1507)
24 Juni: Hari Bidan Nasional
26 Juni: Hari Anti Narkoba Sedunia
29 Juni: Hari Keluarga Berencana Nasional
29 Juni: Hari Keluarga
Juli
01 Juli: Hari Bhayangkara
01 Juli: Hari Anak-Anak Indonesia
01 Juli: Hari Buah
05 Juli: Hari Bank Indonesia
09 Juli: Hari Satelit Palapa
12 Juli: Hari Koperasi
15 Juli: Hari PT. Askes (Persero)
22 Juli: Hari Kejaksaan
23 Juli: Hari Anak Nasional
23 Juli: Hari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
29 Juli: Hari Bhakti TNI Angkatan Udara
31 Juli: Hari Lahir Korps Pelajar Islam Indonesia (PII) Wati
Agustus
05 Agustus: Hari Dharma Wanita Nasional
08 Agustus: Hari Ulang Tahun ASEAN
10 Agustus: Hari Veteran Nasional
10 Agustus: Hari Kebangkitan Teknologi Nasional
12 Agustus: Hari Wanita TNI Angkatan Udara (Wara)
13 Agustus: Hari Peringatan Pangkalan Brandan Lautan Api
14 Agustus: Hari Pramuka
17 Agustus: Proklamasi Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (sejak tahun 1945)
18 Agustus: Hari Konstitusi Republik Indonesia (sejak tahun 1945)
19 Agustus: Hari Departemen Luar Negeri Indonesia
21 Agustus: Hari Maritim Nasional
September
01 September: Hari Polisi Wanita (Polwan)
04 September: Hari Pelanggan Nasional
08 September: Hari Aksara
08 September: Hari Pamong Praja
09 September: Hari Olahraga Nasional
11 September: Hari Radio Republik Indonesia (RRI)
17 September: Hari Perhubungan Nasional
24 September: Hari Tani
26 September: Hari Statistik
27 September: Hari Pos Telekomunikasi Telegraf (PTT)
28 September: Hari Kereta Api
29 September: Hari Sarjana Nasional
30 September: Hari Peringatan Gerakan 30 September 1965
Oktober
01 Oktober: Hari Kesaktian Pancasila
02 Oktober: Hari Batik
02 Oktober: Susu Nasional
03 Oktober: Hari Arsitektur Dunia-World Architecture Day UIA
05 Oktober: Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI)
08 Oktober: Hari Tata Ruang Nasional
09 Oktober: Hari Surat Menyurat Internasional
10 Oktober: Hari Kesehatan Jiwa
15 Oktober: Hari Hak Asasi Binatang
16 Oktober: Hari Parlemen Indonesia
16 Oktober: Hari Pangan Sedunia
24 Oktober: Hari Dokter Nasional
24 Oktober: Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
27 Oktober: Hari Penerbangan Nasional
27 Oktober: Hari Listrik Nasional
27 Oktober: Hari Blogger Nasional
28 Oktober: Hari Sumpah Pemuda
29 Oktober: Hari Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI)
30 Oktober: Hari Keuangan
November
03 November: Hari Kerohanian
10 November: Hari Pahlawan
10 November: Hari Ganefo
12 November: Hari Kesehatan Nasional
14 November: Hari Brigade Mobil (BRIMOB)
14 November: Hari Diabetes Sedunia
21 November: Hari Pohon
22 November: Hari Perhubungan Darat
25 November: Hari Guru
Desember
01 Desember: Hari AIDS Sedunia
04 Desember: Hari Artileri
03 Desember: Hari Cacat
09 Desember: Hari Armada
10 Desember: Hari Hak Asasi Manusia
12 Desember: Hari Transmigrasi
13 Desember: Hari Kesatuan Nasional
15 Desember: Hari Infanteri
19 Desember: Hari Bela Negara
22 Desember: Hari Ibu
22 Desember: Hari Sosial
22 Desember: Hari Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD)
I B U …
Menghormati Ibu, Menghormati Allah Juga
Rasulullah sudah yatim sejak dilahirkan, karena ayahnya wafat ketika ia masih dalam kandungan ibunya. Dalam usia enam tahun, kepedihannya bertambah setelah ibunya wafat menyusul ayahnya. Muhammad kecil diasuh oleh kakek, kemudian berpindah lagi kepada pamannya, Abu Thalib. Meskipun hanya beberapa tahun berada dalam dekapan ibunya, Rasulullah merasakan benar kasih sayangnya. Kenangan manis bersama ibunda sangat membekas, melahirkan sifat kasih dan hormat, terutama kepada kaum ibu. Kepada ibu-ibu yang pernah menyusuinya, beliau memberikan penghormatan dan penghargaan yang setingi-tingginya.
Dalam Sunah Abu Daud, diriwayatkan dari Abu Thufail ra, katanya: “Aku pernah melihat Nabi saw sedang membagikan daging di al-Ji’ranah, tiba-tiba ada seorang perempuan datang sampai dekat kepada Nabi saw, lalu beliau menghamparkan mantelnya untuk perempuan itu. Maka ia duduk di atasnya. Lantas aku bertanya, `siapakah perempuan itu?’ Para sahabat menjawab, `ia adalah ibu beliau yang pernah menyusuinya.’
Islam memberikan perhormatan dan kedudukan yang amat tinggi kepada para ibu, sampai sampai disebut bahwa “surga berada di telapak kaki ibu”. Seseorang yang menghormati ibunya akan ditempatkan di surga, sementara anak yang mendurhakai ibunya akan ditempatkan pada posisi yang hina.
Adalah Umar bin Khaththab seorang anak yang sangat hormat kepada ibunya, sampai dalam masalah yang sekecil-kecilnya. Dalam hal makan, misalnya, ia tidak pernah makan mendahului ibunya. Ia bahkan tak berani makan bersama-sama dengan ibunya, sebab ia khawatir akan
mengambil dan memakan hidangan yang tersedia di meja, sementara ibunya menginginkan
makanan tersebut. Baginya, seorang ibu telah mendahulukan anaknya selama bertahun-tahun ketika sang anak masih kecil dan lemah.
Kasih ibu tak pernah terbalas oleh apapun juga. Yang bisa dilakukan anak hanyalah memberi penghormatan dan pelayanan, terutama ketika mereka sudah tua dan dalam keadaan lemah. Dalam hal ini Rasulullah mengingatkan kaum muslimin, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim, beliau
bersabda:
Dari Abu Hurairah ra, katanya, Rasululah saw bersabda, “Hidungnya harus direndahkan ke tanah, hidungnya harus direndahkan ke tanah, hidungnya harus direndahkan ke tanah.” Beliau ditanya: “Ya Rasulullah, siapa?” Jawabnya, “Orang yang mendapatkan kesempatan baik untuk membantu kedua orang tuanya di masa tuanya, baik salah satunya maupun kedua-duanya, tetapi ia gagal mendapatkan dirinya masuk surga.”
Dengan alasan apapun, orang tua, terutama ibu harus mendapatkan penghormatan dan pelayanan yang utama. Sesibuk apapun, sesulit apapun, ibu harus tetap dihormati dan dilayani. Ketika ia memanggil, maka pangilannya harus segera dijawab. Yang menghalangi panggilan ibu untuk tidak dijawab hanya satu, yaitu ketika seseorang sedang menjalankan shalat fardhu. Di luar itu, semua panggilan ibu harus dijawab. Misalnya, seorang yang sedang mengerjakan shalat sunnah, tiba-tiba sang ibu memanggil, maka panggilan ibu hendaknya dipenuhi terlebih dahulu. Shalat sunnah untuk sementara dibatalkan, untuk memenuhi panggilan ibu.
Dengan demikian, tidak ada alasan bagi anak mengabaikan panggilan ibunya. Ketika sang ibu menahan rindu kepada anaknya, sedang ia menelpon agar anaknya pulang, maka anak yang shalih akan mengusahakan dengan segenap daya untuk memenuhi panggilannya. Apalagi jika sang ibu sedang sakit atau sedang membutuhkan bantuan.
Dalam satu hadits yang amat panjang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasululah menceritakan:
“… Juraij adalah seorang ahli ibadah, lalu ia membuat biara agar ia dapat lebih tenang beribadah. Tiba-tiba datang ibunya sedang ia masih tengah melakukan shalat, lalu sang ibu memanggil: `hai Juraij!’ Kemudian Juraij berkata (dalam hati), `Wahai Rabbi, kupenuhi panggilan ibuku atau aku tetap melaksanakan shalat?’ Maka ia pun melanjutkan shalatnya, sampai ibunya berpaling. Esok harinya, sang ibu datang kembali sedang ia masih dalam keadaan shalat, kemudian sang ibu memanggil, `Hai Juraij!’ Maka berkalah ia (dalam hatinya), `Ya Tuhanku, ibuku atau shalatku?’ Maka ia pun melanjutkan shalatnya. Kemudian pada esok harinya sang ibu datang kembali, sedang ia masih shalat, lalu sang ibu memanggilnya, `Hai Juraij!’ Ia pun berkata (dalam hatinya), `Ya Allah, ibuku atau shalatku?’ Ia pun melanjutkan shalatnya. Maka ibunya berdo’a, `Ya Allah, janganlah Engkau matikan
ia sebelum ia melihat wajah pelacur!” Maka kesohorlah nama Juraij di kalangan Bani Israil sebagai seorang ahli ibadah.”
“Kemudian ada seorang pelacur yang terkenal kecantikannya bersumpah, jika kalian setujui, aku akan menggodanya. Lalu perempuan itu menampakkan diri di hadapannya tetapi sama sekali Juraij tidak memperhatikannya. Kemudian pelacur itu mendatangi seorang pengembala kambing yang
tinggal di biara Juraij untuk digodanya sehingga terjadilan perbuatan mesum sampai ia hamil. Setelah
perempuan itu melahirkan, ia berkata `Anakku ini adalah hasil hubunganku dengan Juraij.’ Maka orang-orang berdatangan ke tempat Juraij, kemudian ia diturunkan dari biaranya, kemudian biara itu dihancurkan.
Juraij bertanya, “Mengapa kalian berbuat seperti ini?”
Orang-orang itu menjawab, “Sebab engkau telah berbuat mesum dengan pelacur itu hingga ia melahirkan anak dari hasil hubungan gelapnya denganmu!”
“Mana bayi itu?” tanya Juraij kemudian bertanya kepada si bayi, “Hai bayi, siapakah ayahmu?” Aneh bin ajaib tiba-tiba bayi itu bisa berkata, “Si Fulan, seorang pengembala kambing.”
Atas kejadian itu masyarakat merangkul Juraij, menciumnya, serta mengelus-elus badannya seraya mereka berjanji, “Kami akan membangun biaramu dari emas.” Juraij berkata “Tidak, kembalikan saja
sebagaimana semula terbuat dari tanah liat.” Maka merekapun kembali membangun biaranya… (HR.
Bukhari dan Muslim)
Nukilan hadits panjang dalam Shahih Bukhari dan Muslim itu merupakan pelajaran bagi ummat Muhammad agar mereka senantiasa menghormati dan memenuhi panggilan ibunya. Sekalipun untuk tujuan ibadah, mengabaikan panggilan ibu merupakan kesalahan yang bisa fatal akibatnya. Jika seorang ibu sampai sakit hati, lalu ia berdo’a, maka do’a itu langsung menuju ke `Arsy dan diterima Allah. Untung jika do’anya baik, tapi kalau sang ibu berdo’a untuk kecelakaan anaknya, maka bisa fatal akibatnya.
Juraij adalah contohnya, sekiranya ia sejenak menemui ibunya, membatalkan shalat sunnahnya, fitnah itu tak akan pernah sampai dialaminya. Akan tetapi karena ia mengabaikan panggilan ibunya, maka fitnah sebagaimana yang diharapkan ibunya akhirnya menimpanya. Untungnya si bayi mendapat mu’jizat berupa kemampuan untuk berkata sehingga bisa menunjuk seseorang sebagai ayahnya. Jika tidak, bukan saja biaranya yang dirusak massa, tapi juga dirinya.
Kisah Juraij di atas mengingatkan kita pada seorang sahabat yang bernama al-Qomah. Ketika sakaratul maut ia menghadapi masalah besar, seolah Malaikat mempermainkan nyawanya. Merasa iba terhadap nasib al-Qomah, Rasululah kemudian memanggil ibunya agar ia mau datang menemui anaknya dan memaafkan kesalahan. Setelah sang ibu memaafkan, maka lancarlah kematiannya. Dalam ajaran Islam, tidak bersegera memenuhi pangilan ibu sudah tercatat sebagai dosa, bahkan sekadar berkata “uf” kepada orang tua, sudah tergolong perbuatan durhaka. Apalagi membentak, apalagi melakukan kekerasan kepadanya. Durhaka kepada orang tua, terutama ibu merupakan dosa besar setelah syirik kepada Allah. Bahkan dosa ini tergolong dosa yang tak terampuni. Dalam Sya’bul Iman dikisahkan bahwa Abu Bakrah ra, berkata, Rasulullah saw bersabda: “Semua dosa akan diampuni oleh Allah ta’ala di antaranya yang Dia kehendaki, kecuali perbuatan durhaka kepada kedua orang tua. Sesunguhnya perbuatan ini dapat mempercepat kehidupan pelakunya sebelum ia mati.”•
Copyright© Suara Hidayatullah, 2002
Contact: webmaster
Khalil Ghibra dan Mary Hanskell
Kahlil Gibran: gaya bahasa, petualangan cinta & ”Surat-surat Cinta” dengan Mary Haskell
Oleh S.Belen
Apa yang dicintai adalah masalah manusia yang mendasar. Dan jika kita memiliki solusi – Cinta yang mungkin kita lihat adalah bahwa ini adalah jalan Kenyataan mencintai – dan bahwa tak ada cinta yang berakhir atau tak dimengerti (Surat Mary Haskell. 2 Februari 1915)
Saya peduli tentang kebahagiaanmu sama seperti engkau tentang aku.Saya tak dapat merasa damai jika engkau tak bahagia. (Diary Kahlil Gibran, 23 April 1923)
Saya ingin sering berjalan di daerah terbuka. Ayolah pikirkan, Mary, terperangkap oleh kilat guntur! Apakah ada penglihatan yang lebih hebat dari melihat unsur-unsur yang menghasilkan kehidupan melalui gerakan murni? (Dari Surat Kahlil Gibran. 24 Mei 1914)
Jika saya menerima sinar mentari dan kehangatan saya harus juga menerima guntur dan kilat. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 12 Maret 1922)
The Silence (gibran_art_g302.www.inner-growth.info)
Dari perkawinannya dengan Mansoor, akhirnya Hala hamil. Ia mengharapkan kehidupannya akan berubah setelah mendapatkan seorang anak darah dagingnya sendiri, sebagai pemandu yang membawa ia keluar dari penjara perkawinan yang tak dilandasi cinta. Namun, anak Hala langsung meninggal beberapa menit setelah kelahiran. Hala pun kemudian menyusul bayinya, meninggal karena kesehatan yang lemah. Kahlil Gibran hanya bisa diam terpaku memandang kubur Hala.
Anda ingin membaca tentang gaya bahasa Kahlil Gibran, kisah hubungan dengan kekasih-kekasihnya, dan kutipan surat-surat cinta? Silahkan klik di sini!
Gaya bahasa
”Lebih baik sebuah pikiran yang miskin, dikatakan secara musikal, daripada sebuah pikiran baik dalam bentuk yang jelek.” (Kahlil Gibran dalam Jurnal Mary Haskell, 21 April 1916).
Bagaimana nasib sebuah gagasan hebat tapi disampaikan dengan gaya yang monoton, dalam bentuk yang jelek? Coba bandingkan dengan sebuah gagasan yang miskin-dangkal, namun diungkapkan dalam irama musikal? Kemasan memang turut menentukan. Dikemas dalam alunan ritme yang indah, yang puitis, yang dinamis menghentak. Gagasan yang disampaikan seperti dendang lagu dengan variasi cepat-lambat, tinggi-rendah, dan keras-lembut seperti dinamika musik dan lagu lebih lebih menyentuh emosi. Kekuatan Gibran justru terletak pada gagasan yang kaya-mendalam yang dikemas dalam bahasa musikal.
Berbeda dengan tulisan filosofis, teologis, dan ilmiah yang cenderung menyampaikan gagasan yang kaya-mendalam dengan bahasa yang padat-ringkas-apa-adanya, bahasa yang eksak dan matematis. Gibran tidak hanya memilih kombinasi gagasan kaya-mendalam yang dikemas dalam bentuk yang indah. Ia memlih menyampaikan gagasan-gasannya dalam bentuk puisi, parabel (perumpamaan), cerita pendek, prosa liris, dan surat-surat cinta. Ia telah berhasil melakukan loncatan ke paradigma lebih mencari keindahan pikiran daripada keindahan bentuk. Melalui keindahan pikiran, ia sebenarnya cenderung lebih menyapa, menyentuh, dan ’menembak’ hati dan emosi untuk mendorong pembaca memperluas-kembangkan visi dan imajinasi gagasan-gagasannya.
Atau, seperti kritik Naimy rekan sastrawan Gibran yang sama-sama orang Libanon di Amerika Serikat terhadap sastra Arab tradisional. Ia menolak sastra Arab tradisional sebagai sastra dekorasi dan imitasi. Ia bahkan menyebutnya ”sastra yang telah dimumikan”. Baginya puisi harus pertama-tama lebih terfokus kepada imajinasi daripada bahasa, lebih kepada esensi daripada bentuk.
Tulisan-tulisan Gibran dalam bahasa Arab adalah bagian dari kultur sastra yang baru yang menunjukkan peralihan dari kerja tukang-pengrajin ke inspirasi (a shift from craftsmanship to inspiration). Memang Gibran lebih mencari keindahan pikiran daripada keindahan bentuk. Ia menciptakan citra atau bayangan yang indah yang diisi dengan emosi guna mendorong pembaca memperluas visi dan imajinasi mereka. Ia mencipta pencitraan yang baru dan mengadopsi pendekatan terhadap imajinasi sebagai visi ilahi. Pelukis Albert Pinkham Ryder waktu mengunjungi pameran Gibran di New York dan Boston tahun 1914 atas dukungan dana Mary Haskell memuji karya artis muda ini dengan mengatakan: ”Gambar-gambarmu memiliki imajinasi, dan imajinasi adalah seni.” (Chapel Hill Papers, 11 April 1915).
Melalui keindahan pikiran yang dikemas dengan imajinasi kreatif, karya-karya Gibran menembus ke kesadaran emosional dan spiritual kita. Gaya Gibran yang sederhana adalah elegan, bergema, dan mampu menyampaikan pikiran-pikiran yang mendalam. Gayanya menyentuh aspek-aspek pengalaman kita sebagai manusia. Gayanya mengundang hati dan pikiran kita. Karya tulis Gibran benar-benar menciptakan elemen tak bergantung waktu, yang ’abadi’ dan universlitas yang menembus. Ini berlaku tidak hanya bagi karya asli tetapi juga terjemahan karyanya ke dalam bahasa lain.
Gibran dikenang sebagai seorang pengilham, seorang yang berperan penyair-sebagai-nabi. Ia membahas beragam tema tentang kehidupan dan kemanusiaan seperti cinta, kebenaran, keadilan, baik dan buruk. Dalam pembahasannya, ia meneguhkan pemikiran Josephine dan Mary, dua orang yang ia kasihi, dan orang-orang yang mengenalnya yang sering mengatakan Kahlil sebagai figur-tokoh mesianis. Orang-orang tertarik mendengarnya, membaca tulisannya, dan memandang lukisannya karena ia berbicara seperti seorang nabi. Dalam hidupnya Gibran akhirnya menjadi seorang pertapa mistis dan menyendiri. Ia sendiri menyebut studionya di New York sebagai ”Pertapaan”. Dalam arti tertentu, ia mengisolasi dirinya dari dunia. Ia mampu melakukannya karena memiliki kekuatan idealisme. Robert Hyllyer seorang penyakir dan kritikus Amerika kadang-kadang menunjungi Gibran di studionya. Ia mencatat kenangan tentang Gibran sebagai ”seorang yang telah mempersembahkan kehidupannya untuk kontemplasi, untuk perdamaian, untuk cinta, untuk kehidupan jiwa dan banyak sekali bentuk keindahan.
Kekasih-kekasih Kahlil Gibran
Potret Mary Haskell yang digambar dengan pensil oleh Kahlil Gibran
Di perantauannya di Boston, Amerika Serikat, bersama dengan ibunya, dua saudarinya Sultana dan Marianna, serta kakak tirinya Boutros (Peter), Gibran bersekolah di sekolah khusus untuk anak-anak transmigran guna mempelajari bahasa Inggris. Ia amat pandai. Dalam waktu hanya dua tahun ia dapat membaca buku-buku berbahasa Inggris tanpa kesulitan.
Pada tahun 1898 Gibran jatuh cinta kepada Josephine Preston Peabody, penyair remaja dan penulis naskah drama di Boston. Gibran terpesona oleh kecantikan dan keceriaan Josephine. Josephine berperan cukup berarti dalam kehidupan Gibran. Gibran menyebutnya sebagai cahaya pemandu kehidupan dan aktivitas seninya. Namun, ternyata cinta Gibran ini bertepuk sebelah tangan.
Pada tahun 1898 itu juga, pada usia 15 tahun Gibran kembali ke Libanon untuk melanjutkan sekolahnya di Beirut, khusus untuk mendalami bahasa dan kebudayaan Arab. Ia sering mengunjungi ayahnya di Besharri dan keduanya sering berkemah di gunung-gunung dan mengunjungi tempat bersejarah. Ia
Pada waktu liburan sekolah Gibran yang mengunjungi ayahnya di Besharri jatuh cinta kepada Hala Dahir, putri semata wayang . Dalam ”Sayap-sayap patah”, Hala menginspirasi karya puisi ini dan berganti nama menjadi Selma Karamy. Awal cintanya dimulai ketika ia sering betandang ke rumah Hala untiuk membantu adik-adik Hala mengerjakan PR. Saling bertemu dan mengungkapkan isi hati membuat asmara Gibran membara. Namun, ayah Hala, duda kaya raya Faris Karama, tidak merestui hubungan kasih putrinya dengan Gibran. Sang ayah memaksa Hala kawin dengan Mansoor Bay. Gibran sebenarnya mengajak Selma melarikan diri ke seberang lautan, mungkin maksudnya ke negeri Barat agar menggapai kemerdekaan sejati dan independensi pribadi. Namun, ini cuma mimpi karena kemiskinan keluarga Gibran tak memungkinkan ia mewujudkan impiannya.
Meski Hala sudah dinikahkan, Gibran tetap berkunjung ke rumah kekasihnya itu. Ia mengajak Hala menikmati pemandangan alam pegunungan sambil mengenang masa manis yang baru lewat, tanpa peduli risiko yang akan terjadi. Hubungan Gibran dengan Hala hanya berlangsung dua tahun. Suami Hala akhirnya mengetahui perselingkuhan Hala dan memaksanya menjadikan suaminya sebagai ahli waris kekayaan Hala. Suaminya hidup berfoya-foya menghamburkan kekayaan warisan Hala.
Hala pernah mengatakan kepada Gibran, bahwa hakikat yang benar dari jiwa seorang wanita adalah campuran cinta dan duka, afeksi dan pengorbanan. Gibran melukiskan cintanya yang berbunga-bunga kepada Selma. Gibran mengagumi kecantikan dan kebajikan Selma yang tak tertandingi, serta kemuliaan semangatnya. Selma hidup dalam diri Gibran sebagai sebuah ”pikiran tertinggi, sebuah mimpi indah, dan emosi yang menggelora.” Gibran berpendapat, bahwa cinta yang benar adalah jalan tertinggi untuk realisasi diri dan pencapayan insani yang termulia. Itu menjadi sebuah kesesuaian spiritual yang membawa baginya inspirasi surgawi, karena melalui mata Selma ia melihat malaikat surgawi yang memandangnya.
The Silence (gibran_art_g302.www.inner-growth.info)
Dari perkawinannya dengan Mansoor, akhirnya Hala hamil. Ia mengharapkan kehidupannya akan berubah setelah mendapatkan seorang anak darah dagingnya sendiri, sebagai pemandu yang membawa ia keluar dari penjara perkawinan yang tak dilandasi cinta. Namun, anak Hala langsung meninggal beberapa menit setelah kelahiran. Hala pun kemudian menyusul bayinya, meninggal karena kesehatan yang lemah. Kahlil Gibran hanya bisa diam terpaku memandang kubur Hala.
Kemudian, di Beirut, Gibran jatuh cinta kepada Sultanah Thabit. Wanita ini adalah seorang janda berusia 22 tahun. Sedangkan Gibran baru berusia 18 tahun. Mereka sering bertukar buku dari berkirim surat.
Sesudah empat tahun di Libanon, Gibran kembali ke Boston, Amerika Serikat. Pada tahun 1904 ketika Gibran menyelenggarakan pameran seninya yang pertama di Boston, ia bertemu dengan Mary Haskell yang lebih tua 10 tahun dari Gibran. Mary adalah seorang kaya yang menjadi kepala sebuah sekolah di Boston. Waktu itu Mary bertanya kepada Gibran, ”Mengapa Anda menggambar tubuh manusia selalu telanjang?” Jawab Gibran, ”Karena kehidupan itu telanjang. Sebuah tubuh yang telanjang adalah simbol kehidupan yang paling benar dan mulia. Jika saya menggambar gunung sebagai sebuah timbunan beragam bentuk manusia atau menggambar air terjun dalam bentuk tubuh-tubuh manusia yang meluncur bergulung-gulung ke bawah, itu karena saya melihat gunung sebagai benda yang hidup dan air terjun sebagai lapisan-lapisan kehidupan sekarang.”
Mary menjadi motivator baginya untuk mencipta puisi dan lukisan, penyandang dana pendidikannya di Paris dan pamerannya di AS, dan tutor bahasa Inggrisnya.
Pada tahun 1908 dengan bantuan biaya Mary Haskell, Gibran ke Paris untuk belajar tentang seni di Academie Yulien dari Ecole Des Beaux Arts. Lalu ia pun kembali ke Boston pada tahun 1910. Di sana ia tetap belajar seni. Pada tahun 1912, Gibran pindah ke New York atas dorongan Mary Haskell. Keduanya tetap saling berkunjung. Pada tahun 1913, Mary berhasil meyakinkan Gibran untuk pindah ke studio yang lebih besar agar ia bisa bekerja dalam kondisi yang lebih menyenangkan.
Hubungan keduanya berkembang menjadi hubungan cinta, namun perbedaan konsep dan penghayatan cinta yang mendasar antara keduanya mengakibatkan jalinan kasih ini tak berujung sampai perkawinan. Mary akhirnya kawin dengan Jacob Florance Minis dan pindah ke Georgia tahun 1923. Gibran seperti diakui dalam surat-suratnya tetap mencintai Mary.
Kahlil Gibran dan Mary Haskell di latar belakang
Pada masa kehampaan cinta ini, sejak tahun 1919 May Ziadah menjadi pengganti Mary Haskell sebagai konsultan dalam bertukar gagasan, editor, dan teman bicara. May Ziadah adalah sastrawati Libanon yang hidup di Mesir. Ayahnya adalah orang Libanon sedangkan ibunya orang Palestina. Keduanya tak pernah bertemu, namun diskusi gagasan lewat surat akhirnya berkembang menjadi hubungan cinta jarak jauh, cinta platonis. Hubungan keduanya berlangsung selama 20 tahun dan Gibran selalu berusaha merahasikan hubungan keduanya.
Di samping Mary Haskell, Gibran juga menjalin hubungan dengan seorang guru asal Prancis, Micheline.
Kisah cinta Gibran tak ada yang berakhir dalam lembaga perkawinan. Sampai ia wafat tahun tahun 1931 di New York, ia tak pernah kawin selama 48 tahun umurnya.
Baca juga posting saya dalam www.sbelen.wordpress.com dengan judul Kahlil Gibran, sang pengilham Libanon milik dunia “Anakmu bukanlah milikmu”
Lukisan ibunya, Kamila
Ibu Kahlil Gibran, Kamila adalah orang pertama yang menjadi guru baginya. Kamila menguasai beberapa bahasa (poliglot). Ibunyalah yang pertama kali memperkenalkan kepada Gibran cerita-cerita Arab yang termasyhur seperti Harun Al Rashid, Kisah Seribu Satu Malam, dan syair-syair Abu Nawas. Ia juga yang mendorong Gibran mengembangkan seni lukis. Di Libanon Gibran tak pernah mengikuti pendidikan formal. Pengaruh ibunya ini sangat besar dalam perkembangan jiwanya.
Kisah cinta Gibran seolah merupakan rangkaian perjuangan untuk mengalami cinta sejati yang ia rasakan dari ibunya. Dua kekasihnya yang lebih tua seolah membenarkan pencarian tak berujung ini.
Kover buku yang diterbitkan di Libanon, ”Kahlil Gibran, horison sang pelukis” ini tampaknya menggambarkan jalinan kasih antara Mary Haskel yang menjadi ’ibu’ pembimbing Gibran.
Lukisan ”Automn”: Siapakah model lukisan ’potret’ ini dalam imajinasi Gibran? Mary Haskel atau ibunya Kamila, atau wanita lain? Tampaknya tubuh dalam lukisan ini mencerminkan sosok Mary Haskell, namun wajahnya tampak mirip seperti wajah ibunya. (www.gibran-academy)
Jika kita membaca karya-karya Gibran, sulitlah kita memahami makna cinta yang dianutnya. Makna itu multidimensional dan muiltitafsir. Surat-surat cinta antara Mary dan Gibran mungkin membantu kita memahami makna cinta yang dimaksudkan Gibran. Berikut ini disajikan sejumlah kutipan dari surat-surat cinta antara keduanya. Surat-surat Mary kepada Gibran dalam rentang waktu 23 tahun ditemukan Mary dalam studionya yang dipersembahkan kepada Mary setelah kematian Gibran pada 10 April 1931. Semula Mary berniat membakar surat-surat cinta itu, namun menyadari nilai historisnya ia menyelamatkannya. Ia menyerahkan surat-surat itu beserta surat-surat yang dikirim Gibran yang ternyata ia simpan juga kepada Perpustakaan Universitas North Carolina sebelum ia wafat pada tahun 1964. Ringkasan lebih dari 600 surat itu diterbitkan pada buku berjudul ”Beloved Prophet” (”Nabi Tercinta”) pada tahun 1972.
Kutipan dari Surat-surat Cinta antara Kahlil Gibran dan Mary Haskell
Salah satu versi buku Beloved Prophet yang berisi surat-surat cinta antara Kahlil Gibran & Mary Haskell (014019553x.www.newsfromnowhere.org.uk)
Seorang manusia dapat bebas tanpa menjadi hebat, tetapi tak ada orang yang dapat menjadi hebat tanpa menjadi bebas. (Surat Kahlil Gibran, 16 Mei 1913)
“Denganmu, Mary,” ia katakan hari ini, “Saya hanya ingin seperti mata pisau pemotong rumput, yang bergerak selagi udara bergerak – hanya berbicara menurut dorongan saat itu. Dan saya benar-benar melakukannya.” (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell 10 Januari 1914)
Kadang-kadang engkau bahkan tak mulai berbicara – dan saya berada di penghujung apa yang engkau katakan. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 28 Juli 1917)
Engkau telah menolong saya dalam pekerjaan dan diriku. Dan saya telah menolongmu dalam pekerjaan dan dirimu. Dan saya bersyukur kepada surga untuk hal ini bagimu dan bagiku. (Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 12 Maret 1922)
Menunjukkan cinta itu kecil, dibandingkan dengan hal besar yang mendukung di baliknya. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 28 April 1922)
Saya bahagia dalam kebahagiaanmu. Bagimu kebahagiaan adalah suatu bentuk kebebasan, dan dari semua orang yang saya tahu engkau mesti menjadi yang pertama. Jelaslah engkau telah memperoleh kebahagiaan ini dan kebebasan ini. HIdup tak dapat tidak selain ramah dan manis kepadamu. Engkau telah begitu manis dan ramah kepada kehidupan. (Surat Kahlil Gibran. 24 Januari 1923)
Salah satu lukisan Gibran yang tak berjudul (gibran_art_g309.www.inner-growth.info.From an original)
Bila saya seorang asing di sebuah kota besat saya ingin tidur di kamar yang berbeda, makan di tempat yang berbeda, berjalan melalui jalan yang tak kuketahui, dan melihat orang yang lewat yang tak kukenal. Saya ingin menjadi pejalan sendirian! (Dari Surat Kahlil Gibran. 16 Mei 1911)
Pengetahuan adalah kehidupan dengan sayap-sayap. (Surat Kahlil Gibran. 15 November 1917)
Apa yang jiwa tahu sering tak diketahui orang yang memiliki jiwa. Secara tak terbatas kita lebih banyak daripada yang kita pikirkan. (Surat Kahlil Gibran. 6 Oktober 1915)
Perkawinan tidak memberikan seseorang hak apa pun kepada orang lain kecuali hak-hak yang seseorang berikan. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 27 Mei 1923)
Di kalangan orang-orang cendekia dasar paling meyakinkan untuk perkawinan adalah persahabatan – saling berbagi minat yang nyata – kemampuan memperjuangkan ide bersama-sama dan saling memahami pikiran dan mimpi-mimpi. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 26 Mei 1923)
Apa perbedaan yang dibuat, apakah engkau hidup di sebuah kota besar atau di suatu komunitas rumah-rumah? Hidup yang sesungguhnya ada di dalam diri.
(Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 27 Mei 1923)
Tapi sekarang saya dapat menaruh diriku dalam tanganmu. Engkau dapat menaruh dirimu dalam tangan orang lain bila ia tahu apa yang engkau lakukan dan menghargainya dan mencintainya. Ia memberimu kebebasanmu. (Jurnal Mary Haskell. 20 Juni 1914)
Mary, apa yang ada dalam guntur yang demikian menggerakkanku? Mengapa aku begitu jauh lebih baik dan lebih kuat dan lebih pasti tentang kehidupan bila sebuah guntur lewat? Saya tidak tahu, dan memang saya mencintai guntur lebih banyak, jauh lebih banyak, dari apa pun di alam. (Surat Kahlil Gibran 14 Agustus 1912)
Saya sering menggambarkan diriku hidup di sebuah puncak gunung, pada daerah yang paling berpetir (bukan yang terdingin) di dunia. Apakah ada satu tempat seperti itu? JIka ada saya akan ke sana suatu hari dan mengalihkan hatiku ke dalam gambar dan puisi. (Surat Kahlil Gibran 1 Maret 1914)
Imajinasi melihat realitas yang lengkap, – ia adalah tempat pertemuan masa lampau, kini, dan masa depan. Imajinasi itu terbatas bukan hanya terhadap realitas tapi juga terhadap tempat. Ia hidup di mana-mana. Ia berada di pusat dan merasakan getaran semua lingkaran yang di dalamnya timur dan barat tercakup secara maya. Imajinasi adalah kehidupan kebebasan mental. Ia menyadari hakikat apa pun pada banyak aspek. Imajinasi tidak meninggikan. Kita tidak ingin ditinggikan, kita ingin lebih sadar secara lengkap. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 7 Juni 1912)
Apa itu puisi? “Suatu perluasan visi – dan musik adalah perluasan pendengaran.”
(Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 20 Juni 1914)
Bila tangan Kehidupan itu berat dan malam tak bermusik, tibalah waktunya untuk cinta dan saling percaya. Dan betapa ringannya tangan kehidupan dan betapa bermusiknya malam, bila seorang mencintai dan percaya kepada semua.(Dari Surat Kahlil Gibran 19 Desember 1916)
Seorang pertapa yang benar pergi untuk menemukan rimba yang liar – bukan untuk kehilangan dirinya. (Surat Kahlil Gibran 8 Oktober 1913)
Jika saya dapat membuka sebuah sudut dalam hati seorang lelaki saya tidak mesti hidup dalam kesia-siaan. Hidup itu sendiri adalah suatu wujud, bukan kegembiraan atau penderitaan atau kebahagiaan atau ketakbahagiaan. Membenci sama baik dengan mencintai – seorang musuh mungkin sama baik seperti seorang teman. – Saya berbeda tiap hari – dan bila saya berusia 80 tahun, saya akan tetap melakukan eksperimen dan berubah. Pekerjaan yang telah saya lakukan tak lagi menarik perhatianku – itu sudah lampau. Saya telah memiliki terlalu banyak pada tanganku dalam hidup itu sendiri. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 25 Desember 1912)
Saya sadar semua kesiulitan yang pernah saya hadapi tentang engkau datang dari suatu kekerdilan atau ketakutan dalam diriku. (Dari Jurnal Mary Haskell. 12 Juni 1912)
Ikuti hatimu. Hatimu adalah pemandu yang benar dalam setiap hal besar. Hatiku demikian terbatas. Apa yang engkau ingin lakukan ditentukan oleh unsur ilahi itu yang ada pada setiap kita. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 12 Maret 1922)
Hubungan antara kau dan aku adalah hal paling indah dalam hidupku. Itu adalah hal paling hebat yang saya pernah tahu dalam kehidupan apa pun. Itu abadi. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 11 September 1922)
Suatu ekspresi hasrat yang suci untuk menemukan dunia ini dan melihatnya telanjang, dan itulah jiwa puisi Kehidupan. Penyair bukan semata mereka yang menulis puisi, tetapi juga mereka yang hatinya penuh dengan semangat kehidupan. (Surat Kahlil Gibran 17 Juli 1915)
Para profesor di akademi berkata, “Janganlah membuat model lebih indah dari seorang wanita.” Dan jiwaku berbisik, Oh jika kau hanya dapat menggambar model sama indah seperti keindahan sesungguhnyha sang wanita.” (Surat Kahlil Gibran 8 November 1908)
Hal yang terdalam, pengakuan itu, pengetahuan itu, rasa kekerabatan itu mulai pada pandangan pertama padamu, dan itu masih sama sekarang – hanya seribu kali lebih dalam dan lebih lembut. Saya akan mencintaimu sampai keabadian. Saya mencintaimu lama sebelum kita bertemu dalam daging ini. Saya tahu itu ketika pertama kali memandangmu. Itu adalah takdir. Kita bersama seperti ini dan tiada apa pun yang dapat menggoyang-pisahkan kita. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell 12 Maret 1922)
Masing-masing dan setiap kita, Mary sayang, mesti memiliki satu tempat istirahat di suatu tempat. Tempat istirahat jiwaku adalah sebuah belukar indah tempat pengetahuanku tentangmu selalu hidup. (Surat Kahlil Gibran 8 November 1908)
Kita adalah ekspresi bumi, dan kehidupan – bukan hanya individu-individu yang terpisah. Kita tak dapat memiliki cukup dari bumi untuk melihat bumi dan diri kita terpisah. Kita bergerak dengan gerakan-gerakannya yang besar dan pertumbuhan kita adalah bagian dari pertumbuhannya yang besar. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell 5 Mei 1922)
Pepohonan bersemi, burung-burung berkicau – rerumputan basah – seluruh bumi bersinar. Dan tiba-tiba saya adalah pepohonan dan bunga-bunga dan burung-burung dan rerumputan itu – dan aku benar-benar tak ada lagi. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell 23 Mei 1924)
Biarlah aku, Oh biarlah aku memandikan jiwaku dengan warna-warni; biarlah kutelan mentari terbenam dan meminum pelangi. (Surat Kahlil Gibran 8 November 1908)
Hal terindah, Mary, adalah bahwa kau dan aku selalu berjalan bersama, bergandengan tangan, dalam suatu dunia yang indah secara mengagumkan, tak diketahui orang lain. Kita berdua merentangkan sebuah tangan untuk menerima Kehidupan – dan Kehidupan benar-benar bermurah hati. (Surat Kahlil Gibran 22 Oktober 1912)
Cintanya sama tenang seperti Alam itu sendiri. Ia tak mempunyai standar bagimu untuk disetujui, tiada pilihan tentangmu, tapi hanyalah dengan kenyataanmu, persis sama seperti Alam. Kau nyata, demikian pun dia; dua kenyataan saling mencintai – nikmat! (Dari Jurnal Mary Haskell 29 Desember 1912)
Tiada hubungan insanis saling memberi miliknya – setiap dua jiwa mutlak berbeda. Dalam persahabatan atau dalam cinta, keduanya berdampingan mengangkat tangan bersama untuk menemukan apa yang seorang tak dapat mencapainya sendirian. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell 8 Juni 1924)
Saya ingin tetap hidup. Bagi semua kehidupan yang ada dalam diriku sekarang, untuk mengetahui tiap momen sampai sepenuhnya. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell 7 Juni 1912)
Kau mendengarkan jauh lebih banyak daripada yang dapat saya katakan. Kau mendengar hati nurani. Kau pergi denganlku ke mana kata-kata yang saya ucapkan tak dapat membawamu. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell 5 Juni 1924)
“Kebingunan dalah awal pengetahuan” (Kutipan dari KAHLIL GIBRAN)
"Bila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia. Walaupun jalannya berat dan terjal.” - Kahlil Gibran, Sang Nabi "Tapi jika engkau mencintai dan mesti perlu memiliki hasrat, biarlah ini menjadi hasratmu. Meleleh dan jadi seperti sebuah selokan yang menyanyikan melodinya sampai malam. Mengenal derita dari kelembutan yang berlebihan. Terluka oleh pemahamanmu sendiri tentang cinta; Dan berdarah-darah dengan sukarela dan gembira.” - Kahlil Gibran, Sang Nabi "Kau memberi tetapi kecil bila kau berikan milikmu. Bila kau berikan dirimu itulah pemberian yang benar.” - Kahlil Gibran, Sang Nabi "Baiklah memberi bila diminta, tapi lebih baik memberi tanpa diminta, melalui pengertian. Dan dengan tangan terbuka mencari seorang yang akan menerima membawa kebahagiaan lebih besar daripada sekadar memberi.” - Kahlil Gibran "Jika engkau bernyanyi bahkan seperti malaikat, dan mencintai bukan bernyanyinya, Kau setel-serasikan telinga orang sesuai dengan suara siang dan suara malam.” - Kahlil Gibran, Sang Nabi "Bila kau gembira, lihatlah dalam-dalam ke hatimu dan kau akan menemukan bahwa yang telah membuatmu berduka adalah yang membuatmu gembira. Bila kau berduka lihatlah lagi ke dalam hatimu, dan kau akan melihat bahwa yang kau tangisi demi kebenaran adalah yang membuatmu senang.” Kahlil Gibran, Sang Nabi Lukisan Kahlil Gibran ini dapat ditafsirkan, bahwa yang membuat orang saling mencintai adalah yang sama yang membuat dua kekasih ‘saling menyalibkan’ diri. Cinta ibarat pisau bermata dua, dapat membuat dua kekasih menghirup angin kenikmatan surga sekaligus dapat membuat keduanya sama-sama menyalibkan diri. Yang lebih hakiki adalah, bahwa tiada cinta sejati tanpa pengorbanan dan tiada pengorbanan sejati tanpa cinta. (S.Belen) “Jiwamu sering menjadi medan pertempuran, yang padanya penalaran dan pertimbanganmu berperang melawan nafsu dan selera keinginan. Aku akan menjadi pendamai dalam jiwamu, yang membuatku bisa memutar ketakcocokan dan persaingan dari unsur-unsur ke dalam kesatuan dan melodi.” - Kahlil Gibran, Sang Nabi "Banyak dari deritamu adalah pilihan sendiri. Itu adalah racun pahit yang digunakan tabib dalam dirimu untuk menyembuhkan sakitmu sendiri.” -Kahlil Gibran, Sang Nabi "Jangan katakan, ‘Saya telah menemukan kebenaran itu’, tapi lebih baik, ‘Saya telah menemukan sebuah kebenaran.’ Jangan katakan, ‘Saya telah menemukan lorong jiwa.’ Lebih baik katakan, ‘Saya telah menemukan jiwa yang berjalan melalui lorongku.” - Kahlil Gibran, Sang Nabi "Pemusik dapat bernyanyi bagimu irama yang ada dalam seluruh ruang, tapi ia tak dapat memberimu telinga yang menyandra irama dan suara yang menggemanya.” - Kahlil Gibran, Sang Nabi "Kau berbicara bila kau berhenti berdamai dengan pikiranmu; Dan bila kau tak lagi tinggal dalam kesendirian hatimu, kau hidup pada bibirmu, dan bunyi adalah suatu pembelokan dan suatu masa lampau. Dan dalam banyak pembicaraanmu, pemikiran telah separuh terbunuh.” -Kahlil Gibran, Sang Nabi "[Keindahan] bukanlah bayangan yang akan kau lihat dan bukan nyanyian yang akan kau dengar; Tapi lebih sebagai suatu bayangan yang kau lihat walaupun kau menutup matamu dan sebuah lagu yang kau dengar walaupun kau tutup telingamu.” - Kahlil Gibran, Sang Nabi "Kepadamu telah dikatakan, bahwa bahkan seperti sebuah rantai, kau selemah mata rantai yang terlemah. Tapi ini hanya separuh kebenaran. Kau juga sama kuat seperti mata rantai yang terkuat.” - Kahlil Gibran, Sang Nabi "HIduplah untuk dirimu – hidupilah kehidupanmu. Maka kau adalah sahabat yang paling benar dari seseorang.” - Kahlil Gibran "Kau dapat melupakan orang yang tertawa bersamamu, tapi jangan pernah melupakan orang yang telah menangis bersamamu.” - Kahlil Gibran Jalan setapak ke surga ke surga. (gibran_art_g202.www.inner-growth.info)
@ Terjemahan “Surat-surat Cinta” oleh S.Belen
Sumber:
http://www.iloveulove. Kahlilgibran
kisah-hidup-khalil-gibran_19.sweet1209.blogspot
2103226096_0242e0ee1e.farm3.static.flickr
22 Tokoh Otodidak Sejati
Siapa bilang mengubah dunia itu harus sekolah tinggi, harus jenius, harus punya segalanya. Sahabat-sahabat-ku, kali ini saya akan membagi cerita mengenai 22 tokoh otodidak sejati yang bisa menjadi pribadi yang sukses dan bermanfaat bagi banyak orang. Semoga dengan membaca artikel tokoh yang belajar otodidak ini bisa menambah motivasi dan wawasan Anda. SalamSukses…
Otodidak, hmm.. menarik ya… Banyak orang yang gagal terutama dalam kariernya karena putus sekolah, tidak tamat kuliah, nggak menerima ijazah dan lain sebagainya. Tapi kali ini, Anda akan saya buat terkagum-kagum dengan 22 tokoh luar biasa yang mampu membuktikan bahwa untuk sukses dan menguah dunia tidak harus dengan belajar di sekolah (akademi). 22 tokoh ini adalah tokoh yang sukses karena kegigihannya belajar sendiri (otodidak). Check this out…
1. Maya Angelou, Punya Segudang Gelar Tapi Tak Lulus Kuliah
Maya Angelou adalah seorang penyair, aktris, pemain drama, produser film dan juga aktivis hak- hak sipil. Beliau juga seorang penulis, beberapa buku karyanya menjadi best seller di antarnya, I Know Why the Caged Bird Sings. Namun, Maya bukanlah lulusan universitas ternama, bahkan Beliau tidak lulus college-nya. Maya mendapatkan sejumlah gelar Doktor Honoris Causa dari berbagai perguruan tinggi karena kemauan belajarnya yang begitu keras. Luar biasa dan salut untuk Beliau..
2. Richard Avedon, Maestronya Fotografi
Wow.. ini adalah salah satu fotografer terkenal yang pernah ada di dunia ini. Namanya sudah begitu terkenal. Namun taukah Anda jika Beliau juga belajar secara otodidak dan merupakan DO dari universitas. Begini ceritanya.
Setelah lulus SMA, Richard Avedon melanjutkan kuliah di Columbia University. Namun nggak tamat karena Beliau lebih sibuk dengan hobi fotografinya. Ia belajar secara otodidak menggunakan kamera peninggalan ayahnya. Tak lama, ia menjadi
seorang fotografer profesional yang menghasilkan banyak karya. Tahun 1944, ia sudah menjadi fotografer biro iklan. Namanya makin terkenal setelah ia menjadi fotografer fashion di majalah Harper’s Bazaar. Yang menarik dari fotografer ini adalah teknik yang digunakannya yang unik. Di kalangan fotografer “sekolahan”,
teknik yang digunakan oleh Richard dianggap “kontroversial’. Namun banyak juga yang suka dengan teknik dan hasil karya dari maestro ini, bahkan teknik yang digunakan oleh Richard dianggap sebagai teknik modern. Tapi yang pasti, Richard Avedon menjadi makin terkenal dan menjadi disegani oleh para fotografer kreatif .
3. Carl Bernstein… Jebolan Universitas Yang Melengserkan Presiden
Yang satu ini luar biasa sekali, seorang wartawan yang mampu melengserkan Presiden AS. Hasil investigasi wartawan Washington Post ini sangat mengesankan. Salah satunya adalah berhasil membongkar skandal yang bernama “Watergate”. Yup,,, skandal yang mampu menghebohkan dunia itu sangat fenomenal hingga mampu melengserkan Presiden Amerika saat itu, Richard Nixon. Banyak penghargaan yang diarih oleh lagenda wartawan ini, antara lain: Pulitzer (katanya award paling bergengsi untuk jurnalis, jadi pingin nihh… ). Namun yang pasti, Berstein sebenarnya tak sempat menyelesaikan kuliahnya di University Of Maryland. Karier hebat nya ia bangun secara otodidak. Sedikit info nih, kisah hidup Carl Bernstein juga sudah difilmkan, yaitu tentang keberhasilannya mengungkap skandal Watergate, yup.. apalagi kalau bukan film All the President Men.
4. Ray Bradbury: Belajar dari Membaca
Ia hanya lulusan SMA, namun karyanya sangat fenomenal. Bradbury juga merupakan sastrawan modern dengan karya fiksi ilmiah yang sangat fenomenal. Karya Beliau yang saya ketahui antara lain: Martian Chronicles, The Illustrated Man, dan Fahrenheit 451 (451, kaya formasi bola… ). Ia dilahirkan dari seorang ibu imigran Swedia dan ayahnya seorang tukang listrik dan telepon. Sejak kecil, Ray kecil suka pergi dan tentunya membaca di perpustakaan. Namun karena masalah ekonomi, ia tidak bisa melanjutkan sekolah setelah lulus SMA. Saat ittu, Beliau adalah pedagang koran. Usai mengantar koran, Beliau selalu ke perpustakaan untuk membaca. Berikut adalah statement Ray yang membuat saya terharu dan menangis tersedu-sedu.. (lebay,,,, hahahaha…). “Perpustakaanlah yang mengangkat saya”. Dari perpustakaan jugalah, lahir karya-karya awalnya, cerpen, novel yang menjadi langkah awal kariernya sebagai penulis. Saat ini, beliau menjadi salah satu sastrawan AS terkenal dengan segudang penghargaan, salah satunya National Medal of Art yang diberikan pada tahun 2004 oleh Presiden Goerge Bush.
Penulis kelahiran Inggris ini dikenal sebagai maestro fiksi ilmiah. Di antara karya terkenalnya adalah 2001: A Space Odyssey yang diterbitkan pada tahun 1968 sudah difilmkan. Hal menarik dari Arthur adalah novel- novel karyanya yang beraliran dan dipenuhi oleh cerita-cerita sains. Namun jangan berspekulasi dulu. Penulis yang satu ini bukanlah ilmuwan lulusan universitas terkenal, ia hanya seorang yang punya kemauan belajar yang besar. Jangankan lulusan universitas, masuk pun tak mampu karena kendala biaya. Kariernya diawali dari bekerja seagai auditor di sebuah lembaga pensiun. Ketertarikannya pada Sains dimulai sejak SD. Ia menyerap ilmu sains dari majalah-majalah yang ia baca. Dari hanya baca majalah, Arthur mampu menjadi seorang yang memiliki kemampuan yang luar biasa. Ilmunya pun banyak hingga mampu bekerja di Royal Air Force sebagai spesialis radar dan terlibat dalam pengembangan sistem radar Inggris. Dari hal inilah ia belajar menjadi penulis fiksi ilmiah.. SUPER>>
6. Bill Gates Pendiri Microsoft tak Lulus Hardvard
Siapa sih yang nggak kenal Bill Gates, pemakain komputer mana sih yang nggak pernah mendengar Microsoft. Yup… Micorsoft sudah sangat fenomenal dan menjadi bagian dari keseharian manusia. Sebagian besar sistem operasi komputer saat ini adalah buatan Microsoft. Namun taukah Anda jika Bill Gates, sang pendiri kerajaan Microsoft tak lulus kuliah?
Bill mengenal komputer pada umur 13 tahun (1968) saat ia sekolah di Lakeside School. Dan dengan cepat menguasai program basic. Makin hari ia makin tertarik dengan membuat program hingga akhirnya pada 1976, ia bersama Paul Allen dan teman-teman lainnya mendirikan Microsoft. Yup… kini Bill Gates menjadi lagenda komputer dunia dan juga sebagai salah satu orang terkaya yang pernah ada di muka bumi. Luar Biasaa….
Penggemar Disney mana yang nggak kenal dengan Walt Disney. Dunia sudah sangat mengenal siapa tokoh yang satu ini. Tap, masih banyak juga yang belum tau pendidikan dari pria pendiri Disney ini. Walt Disney ternyata tak tamat SMA.
Sejak kecil, Walt sudah menunjukkan bakat menggambarnya, bahkan ia sudah bisa menjual sketsa gambarnya ke tetangga. Walt
tak tamat SMA karena ia memilih bekerja di Palang Merah dengan mencatut umur pada Perang Dunia I, Walt tau betul bagaimana meningkatkan skill menggambarnya. Ia kerja di siang hari dan kursus di malam hari. Dari hobinya itu, Walt bercita-cita menjadi seorang kartunis. Tapi tak mudah, ia juga sempat dipecat dari tempatnya bekerja. Namun yang menarik adalah kemampuannya dalam belajar dari kesalahan. “Kemanapun saya pergi, saya selalu memikirkan kenapa kesalahan itu terjadi, dan bagaimana memperbaikinya.” Kalimat itulah yang menunjukan bahwa kita harus meneladani Walt Disney dalam mengatasi dan kesalahan. Berkat prinsip itulah, Walt Disney mampu menjadi seorang entertainer dunia yang sangat terkenal.
8. Art Buchwald
Terus Kuliah Meski Tak Punya Hak Dapat Ijazah
Ia adalah seorang kolumnis jempolan dan orang yang humoris. Karya-karya tulisnya sering dilihat dan bisa di baca di Washington Post di mana ia sering menulis satir politik. Berkat karyanya itu, ia berhasil memperoleh hadiah Pulitzer pada tahun 1982 dan 1986. Art adalah seorang anak keturunan Yahudi Austria-Hungaria. Ayahnya sebenarnya punya bisnis gorden di keluarganya. Sayangnya, terjadi
kebangkrutan ketika resesi melanda Amerika Serikat. Akibatnya, Art
Buchwald dititipkan di tempat penampungan anak. Beruntung, setelah kondisi ekonomi membaik ia kembali ke keluarganya. Sosok yang luar biasa ini ternyata tak sampai tamat SMA karena ia keluar dari sekolah untuk bergabung dengan Angkatan Laut Amerika untuk menghadapi Perang Dunia II. Ia masuk marinir dengan mencatut umur, dan ia ditugaskan di Lautan Pasifik sebagai teknisi sayap pesawat tempur AS. Pulang ke AS ia lanjut ke perguruan tinggi. Sebenarnya ia tidak masuk kuliah karena tidak tamat SMA. Namun pihak kampus mengijinkan dengan syarat tak bisa menerima ijazah. Di kampus ia meniti karier dan aktif di kooran kampus hingga mampu membuatnya terkenal. Hingga saat ini, At telah menulis di sekitar 500 surat kabar. Luar biasa…
9. James Cameron
Penggemar film mana yang tak kenal yang satu ini. Yup..James Cameron, sutradara kelahiran Kanada ini selalu berhasil membuat filmnya “meledak” di pasar dunia. Film-filmnya sangat luar biasa dan masuk dalam jajaran terbaik yang pernah ada. Sebut saja Titanic (1997) dan Avatar (2009).
Mungkin banyak yang mengira kalau James Cameron adalah seorang yang kuliah di jurusan teknloggi film. Namun ia kuliah justru di jurusan psikologi. Ia kuliah di Fullerton College jurusan psikologi. Namun ia justru lebih banyak ke perpustakaan di University Of Southern California. Jelas ia membaca lebih banyak tentang ilmu untuk industri film. Namun, James tidak langsung terjun ke dunia film.
Ia lebih dulu di drop out dari universitasnya, lalu ia kerja serabutan. Bahkan pernah juga jadi supir truk. Lama kelamaan mintanya muncul untuk terjun ke dunia film.
Tahun 1977 ia terpanggil untuk membuat film fiksi ilmiah. Dalam 10 menit ia berhasil menulis naskah film berjudul Xenogenesis. Untuk membuat film itu ia mengumpulkan uang, lalu menyewa kamera, lensa dan studio. Karena baru pertama kali menggunakan alat-alat itu, ia masih belum mampu menggunakannya. Setelah belajar secara otodidak dan terus menerus akhirnya tahun 1978 film dengan durasi 12 menit itu jadi. Ia berniat meningkatkan ilmu filmnya, namun ia tidak kuliah di jurusan film. Ia langsung belajar pada ahlinya dan segera mempratekannya. Hasil belajar otodidaknya bisa kita lihat sekarang. Film seperti Rambo, Avatar, Titanic, Piranha adalah sederet film hasil karya James Cameron.
10. Lawrence Ellison
Pendiri Oracle Juga Dropp Out Universitas
Siapa sangka bahwa Lawrence Ellison, sang pendiri perusahaan software terbesar kedua di dunia adalah seorang drop out dari college. Sama halnya dengan pengusaha TI terkenal lainnya, Lawrence juga drop out, tepatnya pada tahun kedua kuliahnya.
DO dari universitas ia berkarier di bidang ahli data system. Tahun 1977 ia mendirika Oracle karena terinspirasi dari sebuah paper karya Edgar F. Codd yang berjudul
‘Relational Model of Data for Large Shared
Data Banks.”
Hingga kini, Lawrence adalah salah satu pengusaha TI papan atas dunia.
11. Agatha Christie (Agatha Miller)
Agatha Christie adalah seorang penulis novel misteri papan atas dunia. Ia dijuluki Queen of Crime atau Master of The Mystery Novel. Jumlah novel yang ditulisnya ada 80 dan 30 diantaranya diangkat ke film. Anda tahu dimanakah Agatha belajar hingga mampu menjadi penulis yang begitu kreatif dan produktif? Ternyata Agatha hanya belajar di rumah. Ia punya dua kaka yang berkesempatan sekolah formal, namun ibunya memutuskan Agatha belajar di rumah. Di usia 5 tahun Agatha sudah bisa membaca (sama kaya saya.. ). Di usia 8 tahun barulah Agatha belajar dengan tutor/pendamping di rumahnya. Saat Perang Dunia I, Agatha bekerja sebagai perawat. Setelah menjadi perawat, ia bekerja di apotek. Dengan bekerja di apotek, ia banya mengenal soal racun yang kemudian menjadi modalnya dalam menulis novel misteri. Novel pertamanya lahir setelah Agatha menerima tantangan dari kakaknya untuk menulis novel. Novel pertamanya berjudul The Mysterious Affair at Styles. Sejak saat itu, Agatha mulai aktif dalam dunia penulisan novel. Berikut adalah hasil karya Agtha yang sudah terkenal di dunia: 1920 The Mysterious Affair at Styles (buku pertamanya, yang memperkenalkan Hercule Poirot) – Pembunuhan di Styles 1922 The Secret Adversary (memperkenalkan Tommy and Tuppence) – Musuh Dalam Selimut 1923 Murder on the Links – Lapangan Golf Maut 1924 The Man in the Brown Suit – Pria Bersetelan Cokelat 1924 Poirot Investigates – Poirot Menyelidiki 1925 The Secret of Chimneys – Rahasia Chimneys 1926 The Murder of Roger Ackroyd – Pembunuhan atas Roger /Ackroyd 1927 The Big Four – Empat Besar
1928 The Mystery of the Blue Train – Misteri Kereta Api Biru
1929 Partners in Crime – Pasangan Detektif
1929 The Seven Dials Mystery – Misteri Tujuh Lonceng
1930 The Murder at the Vicarage (memperkenalkan Jane Marple) – Pembunuhan di Wisma Pendeta
1930 The Mysterious Mr Quin (memperkenalkan Mr Harley Quin) – Mr Quin yang Misterius
1931 The Sittaford Mystery – Misteri Sittaford
1932 Peril at End House – Hotel Majestic
1933 The Hound of Death – Anjing Kematian
1933 The Thirteen Problems – Tiga Belas Kasus
1933 Lord Edgware Dies – Matinya Lord Edgware
1934 Murder on the Orient Express – Pembunuhan di Atas Orient
Express
1934 Parker Pyne investigates – Parker Pyne Menyelidiki
1934 The Listerdale Mystery – Misteri Listerdale
1935 Three Act Tragedy – Tragedi Tiga Babak
1935 Why Didn’t They Ask Evans? – Pembunuh di Balik Kabut
1935 Death in the Clouds (pertama kali terbit dengan judul Death in the Air) – Maut di Udara
1936 The A.B.C. Murders – Pembunuhan ABC
1936 Murder in Mesopotamia – Pembunuhan di Mesopotamia
1936 Cards on the Table – Kartu-Kartu di Meja
1937 Death on the Nile – Pembunuhan di Sungai Nil
1937 Dumb Witness – Saksi Bisu
1937 Murder in the Mews – Pembunuhan di Lorong
1938 Appointment with Death – Perjanjian dengan Maut
1939 Ten Little Niggers (juga terbit dengan judul And Then There
Were None, Ten Little Indians) – Sepuluh Anak Negro
1939 Murder is Easy – Membunuh Itu Gampang
1939 Hercule Poirot’s Christmas – Pembunuhan di Malam Natal
1941 Evil Under the Sun – Pembunuhan di Teluk Pixy
1941 N or M? – N atau M?
1941 One, Two, Buckle My Shoe – Satu, Dua, Pasang Gesper
Sepatunya
1942 The Body in the Library – Mayat dalam Perpustakaan
1942 Five Little Pigs (juga terbit dengan judul Murder in Retrospect)
– Mengungkit Pembunuhan
1942 The Moving Finger – Pena Beracun
1944 Towards Zero – Menuju Titik Nol
1944 Sparkling Cyanide – Kenangan Kematian
1945 Death Comes as the End – Ledakan Dendam
1946 The Hollow – Rumah Gema
1947 The Labours of Hercules – Tugas-tugas Hercules
1948 There is a Tide (juga terbit dengan judul Taken at the Flood) – Mengail di Air Keruh
1949 Crooked House – Buku Catatan Josephine
1950 A Murder is Announced – Iklan Pembunuhan
1951 They Came to Baghdad – Mereka Datang ke Bagdad
1952 Mrs McGinty’s Dead – Mrs McGinty Sudah Mati
1953 A Pocket Full of Rye – Misteri Burung Hitam
1953 After the Funeral (juga terbit dengan judul Funerals are Fatal)
– Setelah Pemakaman
1955 Hickory Dickory Dock (juga terbit dengan judul Hickory
Dickory Death) – Pembunuhan di Pondokan Mahasiswa
1955 Destination Unknown – Menuju Negeri Antah Berantah
1956 Dead Man’s Folly – Kubur Berkubah
1957 4.50 from Paddington (juga terbit dengan judul What Mrs. McGillycuddy Saw!) – Kereta 4.50 dari Paddington
1957 Ordeal by Innocence – Mata Rantai yang Hilang
1959 Cat Among the Pigeons – Kucing di Tengah Burung Dara
1960 The Adventure of the Christmas Pudding – Skandal Perjamuan
Natal
1961 The Pale Horse
1962 The Mirror Crack’d from Side to Side – Dan Cermin Pun Retak
1963 The Clocks – Mayat Misterius
1964 A Caribbean Mystery – Misteri Karibia
1965 At Bertram’s Hotel – Hotel Bertram
1966 Third Girl – Gadis Ketiga
1967 Endless Night – Malam Tanpa Akhir
1968 By the Pricking of My Thumbs – Rumah di Tepi Kanal
1969 Hallowe’en Party – Pesta Halloween
1970 Passenger to Frankfurt – Penumpang ke Frankfurt
1971 Nemesis – Nemesis
1972 Elephants Can Remember – Gajah Selalu Ingat
1973 Postern of Fate (kisah terakhir Tommy and Tuppence, novel terakhir Christie) – Gerbang Nasib
1974 Poirot’s Early Cases – Kasus-Kasus Perdana Poirot
1975 Curtain (kasus terakhir Poirot, ditulis empat dekade sebelumnya) – Tirai
1976 Sleeping Murder (kasus terakhir Miss Marple, ditulis empat dekade sebelumnya) – Pembunuhan Terpendam
1979 Miss Marple’s Final Cases – Kasus-Kasus Terakhir Miss Marple
1991 Problem at Pollensa Bay – Masalah di Teluk Pollensa
1997 While the Light Lasts – Saat Hari Terang
Agatha meninggal dunia pada usia 86 tahun tepatnya pada 12 Januari
1976.
12. Ray Kroc
Siapa yang tak tau restoran cepat saji Mc Donald’s? Bicara soal McD… saya punya cerita singkat mengenai Ray Kroc.
Ray Kroc adalah salah satu tokoh sukses dunia yang belajar secara otodidak dan dilakukan pada usia yang sudah tidak muda. Ketika usianya masih muda, Ray mencatut umur agar bisa ikut dalam Perang Dunia II sehingga ia mengorbankan sekolahnya. Setelah perang usai, ia kembali dan bekerja sebagai salesman cangkir kertas. Berkat profesinya ia bisa bekeliling negeri.
Page 8
Suatu saat ia menyadari bahwa pelanggannya adalah para pemilik restoran di California, salah satu Mc Donald’s. Ray melakukan pendekatan kepada McDonald’s supaya ia bisa mendirikan cabang McDonald’s. Meskipun usianya sudah 52 tahun, ia tetap belajar bagaimana mengelola restoran agar unik dan laku. Akhirnya setelah ia sukses dengan restorannya, ia berhasil merayu McDonald’s untuk menjual restorannya kepada Ray. Setelah itu McDonald’s merambah dunia dengan siste franchise.
13. Kirk Kerkorian
Kirk adalah salah satu orang terkaya di dunia saat ini. Namun taukah Anda bila Kirk adalah seorang drop out dari sekolah saat SMA. Ia juga pernah menjadi petinju dan mampu juara Pasifik.
Suatu hari Kirk bertemu seorang pengusaha
yang sedang belajar menjadi pilot. Mereka kenal hingga akhirnya Kirk tertarik belajar menjadi pilot. Ia pun belajar menjadi pilot dari seorang pilot pesawat terbang kecil di AS.
Sebagai bayarannya, Kirk betugas mengurus peternakan sang pilot. Suatu saat British Royal Air Force baru membeli pesawat dari Kanada dan berencana mengangkutnya dengan ferry. Kirk pun mencoba memberi konsep supaya pesawat tersebut dapat diterbangkan dari Kanada ke Inggris tanpa perlu menggunakan ferry.
Kirk melamar menjadi pilotnya dengan bayaran US$1.000 sekali terbang. Dengan konsep dan teorinya ia diterima dan berhasil menerbangkan 33 pesawat selama 2, 5 tahun. Ia pun bekerja sebagai pilot di sebuah perusahaan penerbangan. Posisi sebagai pilot membuatnya berkenalan dan menjadi bagian dari Las Vegas sebagai penjudi. Namun setelah tiga tahun, ia menemukan ide bisnis.
Ia pun mulai memanfaatkan para penjudi sebagai pelanggan pesawat yang ia sewa. Dari sinilah ia mulai merintis usaha dan mampu mengembangkan perusahaannya hingga mamu menjadi salah seorang terkaya di dunia. Modal Kirk adalah cepat belajar dari perkembangan dan keberanian mengambil risiko. Sukses… keren.. ^_^
14. Woody Allen
Penggemar Hollywood pasti tau tokoh yang satu ini. Banyak profesi yang telah dijalaninya, aktor, sutradara, penulis, pelawak, karikaturis, dan masih banyak lagi.
Masa kecil Woody kurang bahagia dan tidak berbeda dengan anak lainnya. Namun ia adalah anak yang periang dan pandai membuat lelucon, bahkan ketika masih sekolah ia pernah menjual leluconnya kepada seseorang yang kemudian menjualnya ke sejumlah penulis kolom.
Woddy kuliah di jurusan film, namun tak betah. Ia masuk lagi ke perguruan tinggi lain, namun juga gagal karena tak serius. Akhirnya ia pun berkarier di dunia entertainer di Hollywood.
Page 9
Profesi yang dijalani oleh Woody sudah sangat banyak. Selain pintar main sulap, humoris, karikaturis, pelawak, penulis skenario, aktor, sutradara, dan juga produser. Namun yang harus diketahui bahwa semuanya dipelajari secara otodidak.
15. Frederick Douglass
Frederick adalah seorang tokoh fenomenal yang cukup terkenal. Ia adalah seorang budak yang dilarang sekolah. Layaknya pahlawan dan tokoh dunia lainnya ia tak pernah menyerah untuk belajar. Ia mulai belajar membaca dari seorang aktivis, lalu ia belajar dari apapun yang bisa ia baca. Untuk menambah ilmu, Frederick selalu berusaha belajar dari orang yang pengetahuannya lebih banyak dari dirinya.
Semua kerja kerasnya berbuah hasil,
setalah ia lepas dari perbudakan ia berhasil menjadi orator ulung, penulis hebat,dan pemimpin pembebasan perbudakan.
16. Michael Dell
Penggemar komputer mana yang tak kenal Michael Dell. Dalam jajaran pengusaha komputer papan atas namany juga tak bisa dipisahkan. Michael Dell adalah seorang pemilik perusahaan komputer yang bernama Dell. Yup diambil dari namnya Michael Dell.
Sama halnya dengan pengusaha TI terkenal lainnya, Dell juga seorang yang drop out dari college setelah hanya kuliah selama satu tahun. Ia kuliah hanya untuk menjadi seorang penjual komputer. Namun siapa sangka, meskipun ia hanya penjual komputer namun mampu mendirikan perusahaan Dell Company yang menjadi salah satu perusahaan komputer tersukses yang pernah ada di Amerika Serikat.
Satu hal yang tidak bisa dihlangkan adalah bahwa Dell belajar komputer secara otodidak.
17. Richard Grasso
Saya tidak mengenal sama sekali tokoh ini, namun akhirnya saya kenal setelah saya membaca sebuah majalah. Richard Grasso adalah seorang CEO dari New York Stock Exchange. Sejak kecil Richard sudah tertarik bermain saham. Hingga akhirnya mampu menjadi jajaran Trader terkenal. Namun tak banyak yang tau bahwa Richard gagal menamatkan college-nya. Ia banyak belajar dari trader dan langsung belajar secara langsung di dunia saham. Bahkan sejak usia 13 tahun ia sudah ikut dalam jual beli saham dengan menggunakan
nama ibunya. Maka tak heran bila pengalaman dan ilmunya mampu menhantarkannya hingga menjadi Chairman dan CEO di bursa efek terbesar di dunia.
Page 10
18. William Faulkner
William Faulkner adalah seorang penulis terkenal asal negeri Paman Sam. Bahkan ia pernah meraih hadiah Nobel untuk kategori literatur pada tahun 1949. Namun taukah Anda bila ia sempat belajar di universitas meski SMA-nya tak tamat untuk tiga semester. Bahkan ia pernah memperoleh nilai D pada mata kuliah Bahasa Inggris. Meskipun begitu, William Faulkner tetap belajar dan berusaha hingga mampu menjadi penulis paling terkenal yang pernah ada di AS. Marvelous….
19. Henry Ford
Pengusaha yang satu ini sangat terkenal di dunia. Yup, pemilik dari Ford Motor Company ini sangat dikenal oleh dunia berkat perusahaan otomotifnya yang sangat mendunia. Namun yang menarik adalah Henry Ford hanya sekolah formal hingga usia 15 tahun, tapi yang pasti ia tidak berhenti belajar selama hidupnya.
Pendidikan formal terkahir Ford adalah SMA. Namun dengan seiring berjalannya waktu, ia belajar secara otodidak di bidang otomotif. Ketertarikannya pada mesin sudah muncul sejak masih anak-anak. Bahkan ia lebih suka memperbaiki jam tentangganya dibanding bekerja di kebun orang tuanya. Semakin lama pengetahuan dan keterampilannya makin banyak. Berbekal pengetahuannya itu ia kemudia
mendirikan Ford Motor Company yang kelak membawanya menjadi salah satu pengusaha otomotif tersukses di dunia.
20. Jimmy Lai
Jimmy Lai adalah salah satu pengusaha pakaian sukses yang unik dan otodidak sejati. Ketika berusia 12 tahun, Jimmy Lai masuk ke Hongkong dengan diselundupkan dan ia bekerja sebagai pekerja ilegal di sebuah pabrik garmen. Berkat hasrat inin tahu dan kemamuan belajarnya yang tinggi menjadikannya posisinya cepat naik.
Suatu saat ia melihat ada sebuah pabrik garmen yang hampir bangkrut. Dengan uang tabungannya ia beli pabrk itu. Lalu Jimmy muali belajar menjadi seorang pengusaha. Terus belajar secara otodidak hingga akhirnya ia mampu menjadi pengusaha sukses. Penghargaan demi penghargaan pun diraihnya. Bahkan
majalah Business Week menyebutnya sebagai pengusaha sukses yang unik dan sangat otodidak.
Page 11
21. Philo T. Farnsworth
Philo T. Farnsworth keluar dari college setelah ayahnya meninggal dunia. Usianya saat ini masih remaja. Tapi, Philo adalah anak yang cerdas. Ia begitu tertarik dengan dunia fisika dan kimia. Ketika keluarganya pindah ke daerah Idaho, ia memperoleh sebuah “mainan baru”.
Mau tau apa mainanya? Mainan yang
dimaksud adalah sebuah generator untuk menerangi ladang dan menyalakan mesin.
Philo terus belajar secara otodidak, hingga ia menjadi teknisi dari generaotrnya itu. Ketika generator itu rusak ia yang memperbaikinya. Philo kemudian tumbuh menjadi seorang yang memiliki kemampuan dbidang mesin dan listrik. Akhirnya ia menjadi salah satu penemu terkenal asal Amerika Serikat. Berikut hasil temuannya:
– Sistem televisi elektronik sempurna pertama.
– Alat penerimaan gambar elektronik pertama yang berfungsi
(tabung kamera video).
– Pengembangan alat anti pencurian mobil.
– Dan masih banyak lagi.
Total penemuan dari Philo yang dipatenkan ada 300.
22. Peter Jennings
Presenter Terkenal yang Tak Lulus SMA
Presenter terkenal ABC News ini sebenarnya tak lulus SMA. Jennings memulai kariernya sejak usia 9 tahun. Saat itu ia menjadi penyiar radio anak- anak di Kanada. Ayahnya yang juga penyiar radio CBC dan sedang bertugas di luar negeri berang ketika tahu anaknya jadi penyiar radio di tempatnya bekerja. Ayahnya memang tak menyukai nepotisme. Kegiatan
jadi penyiaran ciliknya tak lama. Peter lebih konsentrasi sekolah. Namun sekolahnya tak mulus. Malah ia sempat tak naik ke kelas 10. Menurut pengakuannya ia bosan belajar saat itu. SMA-nya pun tak tamat.
Ia sebenarnya ingin sekali menjadi penyiar seperti ayahnya. Namun kesempatan itu tak mudah ia dapat. Ia lebih dulu bekerja di bank dan sempat aktif di teater setempat. Baru pada usia 21 tahun ia bisa meraih impiannya menjadi penyiar radio. Setelah itu kariernya terus menanjak dengan semangat otididaknya yang tinggi hingga kemudian menjadi wartawan dan penyiar televisi kenamaan AS.
Kekuatan Doa
Berdo’a merupakan salah satu kewajiban kita sebagai makhluk Allah, Allah SWT
memerintahkan kepada kita untuk berdo’a kepada-Nya, sebagaimana termaktub dalam surat
Al-Mu’min ayat 60,
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo ‘alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Al-Mu’min : 60)
Karena do’a itu merupakan ibadah dan hukumnya wajib, tentu saja dalam berdo’a, sudah seharusnya kita tujukan kepada Allah semata.Allah berfirman, Dan Tuhanmu berfirman: “Berd o ‘alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.
(QS. Al-Mu’min : 60)
Apapun dan siapaun yang dimintai do’a dari selain Allah, tidak akan memberikan manfa’at dan madharat Jika kita berdo’a kepada selain Allah. Makanya Allah mengingatkan kita, Katakanlah: “Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya”.
(QS.AI-Isra: 56). Dalam ayat lain Allah menyebutkan,
“Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri. ”
(QS.AI-A ‘raJ: 197)
Sementara itu Rasulullah saw, pernah memohon kepada Allah, agar kuburan beliau tidak dijadikan berhalayang disembah oleh umatnya, dengan bersujus, meminta, dan berdo’a di atas kuburan.
Dari ‘Atha bin Yasar, bahwa Rasulullah saw berdo’a : Ya Allah janglah Engkau jadikan
:.kuburan hamba sebagai berhala yang disembah. Betapa besar amarah Allah kepada
kaum yang menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai tempat sujud.
(HR. Malik) Manfa’at Do ‘a :
Dari Muadz ra dari Rasulullah saw : Tidaklah bermanJaat kehati-hatian atas takdir, tetapi do’a bermanfaat atas ha/-ha/ yang sudah terjadi dan yang belum terjadi, maka hendaklah kamu berdo’a wahai hamba-hamba Allah. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
Jikalau kita ingi dijauhkan dari bencana, adazb,musibah, perbanyaklah do’a
Lalu kenapa indonesia yang banyak berdzikir, tapi di Indonesia masih terdapat bahkan semakin banyak terjadi musibah. Untuk menjawab kenapanya, akan sulit untuk mencari jawabannya. Tetapi kita harus meyakini jaminan dari Allah bahwa setiap do’a pasti diijabah. Namun kemungkinan dikabulkannya do’a itu ada tiga, yaitu:
Kemungkinan pertama, dipenuhi sekarang, jika minta kekayaan kedua ditangguhkan di akhirat, ketiga allah tidak memeberikan apa yang dia minta, tapi dengan permohonnannya tersebut Allah memberikannya kifarat (pengampunan) atas dosa-dosanya.
Dari Zaed bin Aslam ra bahwa Nabi saw bersabda : Tidak ada seorang yang berdo ‘a kecuali ada di antara tiga (kemnungkinan) : Apakah diijabah seperti yang ia minta, al ditangguhkan nanti di akhirat, atau diampuni dosa-dosanya. “
(HR. Imam Malik)
Amalan yang mendukung terkabulnya doa,
1. Do’a akan dikabulkan , jika tidak tergesa-gesa, yang dimaksud dengan tergesa-gesa disini, bukanlah membaca do’a dengan cepat-cepat, tetapi sikap mengeluh karena merasa do’anya tidak dikabul, atau mendesak Allah agar do’anya segera dikabulkan, Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda : Do ‘a salah seorang di antara ka1 akan diijabah selama tidak terburu-buru. Dia berkata aku sudah berdo ‘a, tapi tidak diijab juga. (HR.Al-Bukhari)
2. optimis do’a tersebut akan dikabul, Rasulullah Saw bersabda, Berdo ‘alah kamu kepada Allah dengan keyakinan akan diijabah. Ketahulah bahwa Allah tidak akan mengijabah do’a dari hati yang lalai.
(HR.At- Tirmidzi
jika kita mengannggap bahwa do’a kita tidak mungkin dikabulkan oleh Allah, karena merasa banyak dosa misalnya, maka pasti do’anya tersebut tidak akan dikabul. Dalam hadits berikut ini disebutkan:
Dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw bahwa Allah Azza wa Jalla berfirman :
Aku tergantung sangkaan hamba, dan Aku bersamanya ketika ia berdzikir kepada-Ku.
Jika ia mengingat Aku, maka Aku mengingatnya dalam Dzat-Ku. Jika mengingat-Ku dalam sekumpulan, maka Aku mengingatnya dalam kumpulan itu. Mere. lebih baik dari mereka. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, aku mendekat kepadannya satu hasta. Jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta, Aku mendekat kepadanya satu depa. Jika, ia mendatangi Aku dengan jalan kaki, Aku datangi dia dengan berlari.
(HR. Muslim)
Semakin kita mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah akan lebih dekat kepada kita. Kedua hadits di atas, mengingatkan kita untuk selalu optimis bahwa suatu waktu do’a kita pasti akan dikabul oleh Allah.
3. rendah hati, semangat untuk dikabul, tidak dengan suara keras-keras
Berdo ‘alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo ‘alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS.AI-A ‘raj: 55-56)
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (QS.AI-A ‘raj: 205)
Dari Abi Musa ra berkata: Aku bersama Nabi saw dalam sebuah peperangan, Tidaklah kami mendaki sebuah bukit, dan tidak menaiki sebuah bukit, dan tidak menuruni lembah kecuali kami mengeraskan suara dengan takbir. Rasulullah saw lantas mendekati kami dan bersabda : Hai manusia peliharalah diri kamu, sesungguhnya kamu tidaklah berdo’a kepada yang tuli dan yang ghaib, tiada lain kamu berdo’a kepada Yang Maha Mendengar dan Maha
Melihat. Lantas beliau bersabda : Hai Abdullah bin Qais maukah aku ajarkan kepada kamu sebuah kalimat, dimana kalimat itu termasuk simpanan surga, Laa haula wa la quwwata illa billahi.
(HR. AI-Bukhari)
Dari Ibnu Abbas ra memberitaukan bahwa mengeraskan suara dzikir ketika manusia selesai dari shalat wajib pernah dilakukan di zaman Nabi saw. Dan Ibnu Abbas berkata:
Sesungguhnya aku mengetahui ketika mereka selesai dari itu, dan aku mendengarnya. (HR.Al-Bukhari)
4. beramal shaleh
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawabla, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo ‘a apab. ia memohonkepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku d hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenart. (Q8.Al-Baqarah : 186)
5. berbakti kepada orang tua
6. tidak makan minum yang haram
Dari Ibnu Abbas ra berkata: Aku membaca ayat ini. Kemudian Nabi saw bersabda : manusia makanlah oleh kalian dari apa-apa yang ada di bumi ini yang halal dan ba Kemudian Sa ‘ad bin Abi Waqash berkata : Ya Rasulallah do ‘akanlah hamba agar menjadi, orang yang do ‘anya dikabul. Nabi saw menjawab : Hai Sa ‘ad apiklah kamu dalam makan, kamu akan menjadi menusia yang do ‘anya dikabul. Demi diri Muhammad yang a pada kekuasan-Nya, sesungguhnya seseorang yang memasukkan sesuap makanan ya haram ke dalam mulutnya, maka tidak akan dikabul darinya selama 40 hari. Dan bara siapa yang tubuhnya tumbuh dari menipu dan riba, maka neraka yang paling pan! baginya.
(HR.Ath-Thabrani- AI-Mu ‘jamul Ausat VI:311)