Terima BLSM, Warga Tetap Keluhkan Kenaikan BBM

132953520130622-123315780x390

JAKARTA, KOMPAS.com – Seorang warga Kelurahan Bali Mester, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Nurli (32), mengaku telah mengambil uang bantuang langsung sementara masyarakat (BLSM) tahap pertama sebesar Rp 300.000, di Kantor Pos Jatinegara, Sabtu (22/6/2013).

Ia mengaku gembira mendapatkan uang BLSM, yang merupakan kompensasi pemerintah terhadap keputusan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Namun, ia juga mengaku tak menyetujui keputusan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, karena kenaikan itu membuat harga kebutuhan juga naik.

“Tanggapan saya enggak setuju (harga BBM bersubsidi dinaikkan). Karena (harga) sembako naik semua,” aku Nurli.

Pemerintah memberikan BLSM kepada 15,5 juta rumah tangga sasaran (RTS). Setiap rumah tangga mendapatkan Rp 150.000 per bulan. Untuk tahap pertama, BLSM diberikan untuk dua bulan sekaligus.

Pemerintah bekerja sama dengan PT Pos Indonesia. Syarat pengambilan BLSM adalah kartu perlindungan sosial (KPS), kartu keluarga (KK), dan kartu tanda penduduk (KTP.

Kantor Pos Jatinegara menyalurkan BLSM untuk warga di delapan kelurahan Kecamatan Jatinegara, yaitu Bali Mester, Pal Meriam, Kayu Manis, Kebon Manggis, Pisangan Baru, Rawa Bunga, Kampung Melayu, dan Cipinang Besar Utara.

Untuk penyaluran BLSM hari pertama, Sabtu (22/6/2013), Kantor Pos Jatinegara hanya melayani warga Kelurahan Bali Mester. Namun, menurut Nurli, ada warga Kelurahan Mester yang tidak mendapatkan BLSM, salah satunya adalah ibu Nurli, Yana (58).

“Katanya setiap kepala keluarga dapat, tapi ibu saya enggak dapat. Ada yang enggak rata pembagiannya,” ujar Nurli.